BAB - 37

4.9K 394 8
                                    

SELAMAT MEMBACA
(Yok, ajak teman kalian baca cerita ini juga!)

-Aku tak tahu harus sedih atau senang, tapi yang pasti, kita akan memulai hidup baru ... bersama-

Fadil serta Raya kini tengah berada di perjalanan menuju rumahnya tuk pulang, sekaligus memberikan kabar menyedihkan ini ke bibi, atau pun sahabat Nada-Syifa.

Raya yang tak mengetahui apa-apa hanya menangis di dalam mobil. Bukan tanpa alasan, tapi anak kecil tersebut menangis karena baju yang dikenakan Fadil penuh akan darah. Dan Raya, takut dengan darah.

Mobil Fadil berbelok ke kanan, hampir sampai di rumahnya.

Tin! Tin!

Kebetulan ada bibi di luar, yang tengah menyapu halaman rumah.

Seperti biasa, dengan senyum ramahnya, bibi akan menyapa Fadil yang masih duduk di dalam mobil.

"Bagaimana, Raya seneng, gak?"

Fadil hanya tersenyum kecut menanggapinya.

Hingga raut wajah bibi seketika berubah ketika Fadil keluar dari mobil. Melihat pakaian yang Fadil kenakan penuh bekas darah, membuat bibi menjerit histeris.

"KAMU KENAPA?" Seketika sapu lidi di tangan bibi terlepas, dan perempuan paruh baya itu langsung menyapih Fadil.

Pria itu hanya menggeleng pelan.

Dari sini, bibi mulai merasakan keanehan, yang pertama Fadil dengan pakaian bekas darahnya, kemudian Raya yang terus menangis dari dalam mobil dan yang ketiga ...

"Nada di mana? Kok gak bareng kalian?"

Seketika tubuh Fadil melemas. Pria berbadan tinggi itu terkulai lemas di lantai teras rumahnya.

Bibi pun ikut menyapihnya. "Ada apa, Nak Fadil?" tanya bibi lirih.

Pandangan Fadil kosong ke depan, bekas air mata pun masih ada di sana, kantung matanya sembap, memerah panas.

"Nada Bi ...." Fadil menatap wajah bibi di sampingnya.

"Nada kenapa?"

Dengan cepat Fadil memeluk orang tua di sampingnya, yang ia butuhkan saat ini hanyalah sebuah pelukan. "Nada ... kecelakaan, Bi ...."

Saat itu juga mata bibi nanar, memanas dan langsung turun air darinya. "Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun."

"Nada harus operasi, Bi ...," lirih Fadil masih dalam pelukan bibi.

Bibi tau situasi ini sangat sulit, terlebih lagi bagi Fadil, yang sudah memiliki perasaan tersimpan bagi Nada.

Dikhitbah Pak DosenWhere stories live. Discover now