BAB - 2

10.9K 736 206
                                    

SELAMAT MEMBACA

-Jangan pernah menaruh perasaan pada angka dua, karena hal yang dibagi dua itu tidaklah menyenangkan! Eh, tapi gue lahir tanggal dua!-

Jam 22:45, Nada masih setia menatap layar ponselnya, entah apa yang menarik perhatiannya, tapi itu cukup membuat Syifa risih.

Sudah tiga jam lebih Nada berkutat dengan ponselnya, inikah yang disebut dengan handphone syndrome?  Yang mana, ia akan betah berlama-lama dengan ponselnya? 

Bukan tanpa alasan, Syifa merasa tidurnya terganggu oleh teman kost-nya satu ini. Suara cekikikan dari tadi masih terngiang-ngiang memenuhi setiap sudut kamar, siapa lagi kalau bukan Nada. Sesekali ia melempari Nada dengan bantal, berharap gadis itu mematikan ponselnya lalu tidur. Namun sayang, Nada justru semakin menjadi-jadi.

"Oy, ini udah malem tau ... bukannya tidur, malah ketawa-ketawa!" tegur Syifa dari ranjangnya. Suaranya terdengar parau, khas orang yang terjaga dari lelap.

Nada memandang temannya dengan tatapan jengkel. "Sewot banget!" sahutnya, Nada mengeratkan pelukannya pada bantal guling.

"Awas aja kalo ketawa lagi, gue lempar pake kasur."

Tanpa menjawab, Nada hanya berdehem seraya mendengar ancaman Syifa yang menurutnya hanyalah omong kosong belaka.

Anis
Eh gaes, gue dapet kabar, katanya dosen kita bakal gantiiii!

Dini
serius?

Anis
Iya, gue serius! Kabarnya sih, dosen yang gantiin ini, ganteng lho!

Puput
apanih? ada yang bahas cogan? Ikut dong

Sri
|Eh gaes, gue dapet kabar...|
Lo tau dari siapa, Nis?

Anis
|Lo tau dari siapa, Nis?|
Adadeh

Abim
Ada yang mau mesen tahu gak? besok ready tahu gejrot ya!!!

Sejenak Nada mematikan ponselnya. Ia berharap apa yang diberitakan Anis adalah benar. Pasalnya, dosen yang mengajar mata kuliahnya rata-rata orang berumur, tentu hal itu membuat mereka merasa mudah bosan. 

"Hwaa, gak kebayang cogan yang bakal jadi dosen!" Nada berteriak dalam hati, mungkin efek dari rasa senangnya.

Menarik napas sejenak, dengan durasi yang panjang tentunya, Nada kembali membuka layar ponselnya.

Baru saja ia membuka group chat, perutnya sudah merasa geli tergelitik sepuluh orang. Bagaimana tidak, Abim yang dari tadi membahas makanan, langsung dikelurkan oleh Anis dari group.

Abim
Eh besok makan seblak kuy!

Anis
Ya jadi gitu deh, intinya besok kita dosen baru!

Dikhitbah Pak DosenWhere stories live. Discover now