38.

1K 169 81
                                    

"Oy, Cebol."

Vivi menoleh ke belakang, ia melihat Viny melambaikan tangan ke arahnya padahal ia sedang khusyuk mengikuti acara pemakaman Indy yang baru saja dimulai. Entah apa yang dilakukan Viny saat ini sampai-sampai memanggilnya.

Vivi menyenggol lengan Chika pelan, ia berbisik, "Chik, kak Viny manggil. Aku ke sana dulu."

Chika mengangguk pelan, "Ya."

"Kamu gapapa, kan?"

"Iya, ada Fiony juga di sini."

Vivi mengusap lengan Chika pelan, ia tersenyum lalu berjalan meninggalkan area pemakaman. Ia pikir Viny juga mengikuti acara pemakaman seperti yang lainnya, ternyata malah berdiri jauh di belakang dan ia melihat Yona ada di samping Viny.

Acara pemakaman Indy dihadiri oleh semua anak kelas 12 IPA 1, perwakilan OSIS, ekskul bahasa Inggris, ekskul dance, dan guru-guru sekolah. Ada juga tetangga rumah dan warga sekitar rumahnya Indy, beberapa pihak kepolisian juga datang untuk berjaga-jaga kalau sewaktu-waktu ada pihak pers yang datang meliput dan membuat ricuh acara pemakaman. Berita yang cukup mengejutkan bagi semua pihak sekolah, karena Indy terlihat dalam keadaan baik-baik saja dan semua murid menyukai Indy, jadi sangat tidak masuk akal kenapa Indy bisa terbunuh dengan begitu mengenaskan.

"Lu bukannya ikut pemakaman malah di sini." Ucap Vivi.

Viny menarik tangan Vivi agar mendekat, "Mira mana?"

Vivi mengerutkan keningnya, "Mira, kan, masih hilang."

Viny menepuk lengan Vivi dengan cukup kuat sampai membuat beberapa orang yang didekat mereka menoleh, "Lo tahu maksud gue."

"Aduh." Gumam Vivi, ia mengusap lengannya berulang kali. "Gue udah nanya Ara tadi, katanya Mira gak ikut masih ada urusan."

Viny menatap Yona, "Gimana?"

"Di sini ada anggota MC, jadi wajar kalo dia gak dateng."

"Trus gimana, nih? Kasian juga kalo Mira gak ditemuin, takutnya udah meninggal." Ucap Vivi.

Yona mengeluarkan ponselnya lalu ia perlihatkan kepada Vivi, "Kita udah nemuin lokasinya Mira."

Kedua bola mata Vivi berbinar, "Di mana itu?"

"Gak jauh dari sini, tapi kita bakal butuh kemampuan lo." Ucap Yona.

Vivi menunjuk dirinya sendiri, "Gue?"

Yona mengangguk, "Ya. Kalo gak salah Mira ada di dalem kapal di atas air. Lo udah dilatih buat berenang, kan?"

"Ya, sampe masuk angin gue."

Yona tertawa kecil, ia menyimpan ponselnya dan menepuk pundak Vivi sekali, "Kalo kita nangkep Profesor Stinson, semuanya bakal selesai."

"Jangan seneng dulu." Ucap Viny, ia menunjuk ke arah pemakaman, "Masalah Indy belum selesai."

"Bener juga." Ucap Yona.

Vivi menoleh ke belakang, "Trus sekarang gimana?"

"Lo ikut acara pemakaman lagi, ntar kita bahas di apartemen." Ucap Viny sambil mendorong tubuh Vivi ke belakang.

Vivi mendengus sebal, ia berjalan menuju acara pemakaman lagi. Ia tidak percaya Viny memanggilnya hanya untuk menanyakan apakah Mira datang ke pemakaman atau tidak, padahal sudah bisa terlihat dengan jelas kalau Mira tidak datang.

Vivi melihat ke depan, orang tua Indy yang menangis tersedu-sedu saat tanah sudah menutupi kuburan ditengah-tengah mereka. Ia tidak bisa membayangkan apa yang dirasakan orang tua Indy saat ini. Indy anak tunggal, jadi setelah semua ini berakhir rumahnya Indy akan diselimuti kesepian, tidak ada lagi keramaian seperti saat ada Indy.

AlmostWhere stories live. Discover now