17.

990 174 40
                                    

"Selesai!" Seru Vivi, ia beranjak dari kursi yang ia duduki selama kurang lebih 30 menit lalu berlari ke meja guru. Kedua tangannya membawa kertas jawaban ujiannya dan ia letakkan di atas meja guru dengan senyum merekah.

Bu Aya yang kebetulan mendapat jatah untuk mengawasi dan mendampingi kelasnya Vivi sudah tidak lagi terkejut dengan tingkah laku Vivi. Mengerjakan ujian dalam waktu 30 menit bukanlah sesuatu yang baru bagi guru yang mengawasi ruang kelasnya Vivi. Tidak hanya Vivi saja yang mengerjakan soal ujian dalam waktu singkat. Vivi itu seolah-olah sebagai petunjuk bagi yang lainnya, selang beberapa menit saja murid-murid akan berebut mengumpulkan lembar jawaban di atas meja.

Vivi mengambil tasnya, ia berjalan menghampiri bu Aya dan salim terlebih dahulu, "Makasih, bu."

"Ya."

"Bahunya masih sakit, bu?" Tanya Vivi sambil menunjuk pundak kirinya bu Aya yang beberapa hari yang lalu terkena tembakan pistol.

"Udah gak terlalu, tapi agak sakit kalo digerakin."

Vivi mengangguk-anggukkan kepalanya, "Saya pulang dulu, ya, bu."

"Ya."

Vivi tersenyum lebar, ia berlari keluar kelas dengan merentangkan kedua tangannya. "Finally! Selesai UTS!"

Siang ini menjadi titik finish murid-murid setelah bertarung habis-habisan selama seminggu penuh, mungkin hanya Vivi dan Ara saja yang terlihat santai saat ujian. Orang-orang berpikir kalau Vivi dan Ara pasti sudah memiliki kampus yang diincar dan kemungkinan besar untuk masuk ke kampus itu, jadi Vivi dan Ara bisa bersantai-santai. Tapi kenyataannya tidak, Vivi dan Ara masih belum tahu kemana mereka akan berkuliah.

"Kak Vivi."

Vivi menoleh, ia tersenyum, tangannya melambai, "Marsha. Udah selesai ujian?"

Marsha menggeleng pelan, "Belum."

"Trus kenapa keluar? Ah, mau ke toilet?"

"Iya, kebelet."

"Yaudah sana buru ke toilet, nanti waktunya habis. Semangat Marsha." Seru Vivi.

Marsha tersenyum, "Makasih, kak."

Vivi melihat punggung Marsha yang semakin menjauh, ia menggelengkan kepalanya, "Dasar, anak orang digodain mulu."

Vivi melirik ke jam tangannya, senyumnya semakin mengembang, "Masih ada waktu, jajan di kantin dulu ah."

Vivi berjalan santai menuju kantin, sesekali kepalanya menengok ke dalam kelas untuk menggoda murid-murid yang belum selesai mengerjakan ujian sedangkan dirinya sudah selesai dan sekarang hendak berpesta di kantin.

Vivi akan menikmati hidupnya yang sementara saat di SMA, setelah ini ia akan disibukkan dengan ujian-ujian yang dipercepat dan simulasi, belum lagi ujian praktek dan dilema ujian masuk universitas. Ia akan merayakan kebebasannya untuk yang terakhir kalinya.

Ara mengangkat kepalanya, melihat ke jendela, ia bisa melihat kepalanya Vivi berjalan menjauhi pintu kelasnya. Itu artinya Vivi akan pergi ke kantin meninggalkan dirinya sendirian. Ia tidak percaya Vivi secara tega menyelesaikan ujian sendirian dan tidak memberikan jawaban kepada dirinya. Padahal sedari tadi ia menunggu jawaban dari Vivi.

"Tenang-tenang, ini cuma uts." Gumam Ara, ia memutarkan pensilnya sekali kemudian melingkari semua nomer secara acak.

"Selesai!" Ara mengambil lembar jawaban lalu berlari ke depan dan ia letakkan di atas meja. Ia berniat untuk menyusul Vivi.

"Ara." Panggil bu Aya.

Ara yang hampir berlari keluar langsung berbalik menghampiri bu Aya. "Iya, bu."

AlmostWhere stories live. Discover now