17

646 109 29
                                    

"Ziel bilang kemarin lo ngerekomendasiin dia buku fisika yang bagus, terus tadi pagi dia bilang kalau hari ini langsung mau beli bukunya. Lo keberatan gak kalau Ziel minta temenin beli buku setelah pulang sekolah?"

Pagi ini Haikal kembali mendatangi Zefanya di depan kelasnya, membuat Aretha yang semula mengobrol dengan Zefanya kini curi-curi pandang ke arah dua orang lawan jenis yang berbincang di depan pintu kelas.

Kedatangan Haikal tempo hari yang tak Zefanya ceritakan padanya membuat rasa penasaran Aretha membuncah, apalagi setelah menyaksikan adegan yang lumayan intim antara sahabatnya dan wakil ketua OSIS itu saat acara lomba kemerdekaan.

Kembali pada Haikal dan Zefanya, gadis berambut panjang itu sempat berpikir sejenak. Zefanya memang sudah tidak memiliki kegiatan lagi selepas pulang sekolah, tetapi membayangkan betapa canggungnya pergi bersama Haikal dan Ziel membuat gadis itu enggan untuk menerima ajakan Haikal. Namun, setelah mempertimbangkan beberapa hal termasuk rasa tidak enaknya pada Haikal, akhirnya Zefanya menyetujui ajakan pemuda itu.

"Boleh. Ketemu di Mall-nya langsung, ya," sahut Zefanya. Matanya tak sengaja melirik ke arah Sena yang berjalan melewatinya dan Haikal.

"Enggak, dong. Lo pergi bareng gue sama Ziel, nanti kita jemput Ziel dulu," balas Haikal.

Zefanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Er ..., oke," jawabnya canggung.

Haikal tersenyum penuh kemenangan. "Nanti gue jemput ke kelas atau gimana?"

"Gue tunggu di gerbang aja," sahut Zefanya cepat.

Haikal mengangguk singkat. "Kalau gitu gue balik ke kelas dulu."

Zefanya hanya membalas dengan anggukan singkat.

Setelah Haikal berbalik pergi, Zefanya pun kembali masuk ke dalam kelasnya.

"Lo jadian, ya sama Haikal?"

Baru saja Zefanya mendudukkan bokongnya pada kursi, ia sudah disambut pertanyaan mengejutkan dari Aretha.

Zefanya menghela napas kesal. "Gue sama dia cuma temen organisasi."

"Terus kok dia nyamperin lo ke kelas mulu?"

Zefanya mendengus pelan mendengar kata 'mulu' keluar dari mulut Aretha. Bahkan kedatangan Haikal untuk menemui dirinya di kelas ini bisa dihitung dengan jari.

"Urusan OSIS," sahut Zefanya singkat. Tangannya kemudian membuka buku paket yang ia simpan di laci meja, enggan menanggapi rasa penasaran Artha yang tak berujung.

Mata Aretha memicing melihat tingkah sahabatnya, tetapi lantas merubah posisi duduknya yang semula menghadap Zefanya menjadi duduk dengan benar.

Sementara itu di tempatnya Sena mendengus pelan. Urusan OSIS apa yang mengharuskan pergi ke Mall? Lihat, pada sahabatnya sendiri saja Zefanya berbohong. Sena jadi penasaran, ada berapa wajah yang Zefanya sembunyikan?

 Sena jadi penasaran, ada berapa wajah yang Zefanya sembunyikan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MistakeWhere stories live. Discover now