7

632 125 8
                                    

Senja telah beranjak menjadi malam, hadirnya yang kian ditunggu-tunggu oleh para anak Adam untuk mengistirahatkan tubuh mereka dari segala aktivitas keseharian akhirnya tiba. Kelamnya yang membentang di langit tak luput dari hadirnya bintang serta bulan yang berperan sebagai penerang kegelapan.

Kamar bernuansa hitam putih itu hanya diterangi oleh lampu putih temaram, sesosok laki-laki yang duduk di atas kursi meja belajar terlihat sibuk dengan catatan-catatan miliknya, di tengah banyaknya buku serta kertas terselip secangkir kopi hitam yang mulai mendingin.

Meski besok adalah hari Sabtu, Sena tetap mempelajari beberapa materi yang masih sulit ia pahami. Seolah tidak ada libur untuk otaknya yang terus bekerja detik demi detik.

Sena memeriksa PR yang tempo hari dikerjakan oleh Zefanya. Mata tajamnya terlihat memperhatikan setiap angka yang gadis itu tulis. Rumus yang digunakan oleh Zefanya jauh lebih mudah dibanding dengan rumus yang ia dapatkan dari tempat les, meski ada beberapa bagian yang tidak ia pahami.

Sena meraih cangkir kopi dan menyeruput cairan pekat itu perlahan. Pemuda itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, jemarinya terangkat memijat pelipisnya pelan. Sena lelah, tetapi saat bertemu dengan ibunya tadi, wanita yang masih cantik di umurnya yang sudah tak muda lagi itu mengatakan padanya untuk mendapatkan peringkat satu paralel di semester ini, jika tidak ancaman yang sudah berkali-kali ia dengar itu kembali muncul, membuatnya muak, tetapi tak bisa melakukan apa pun selain menurut.

Netra Sena kembali melirik halaman buku tulisnya yang masih terbuka, sudut bibirnya lantas tertarik ke atas. Dirinya hampir melupakan Zefanya, si gadis miskin sok polos yang dapat diperbudak untuk urusan apa pun, termasuk nilai.

Dengan cepat Sena mengambil ponsel yang ia simpan di laci meja belajar, pemuda itu kemudian mengirimkan pesan untuk Zefanya.

Cewek munafik

Besok pagi jam sepuluh datang ke rumah gue |

(Alamat) |

| Ada apa, Sena?

| Kenapa gue harus datang ke rumah lo?

Gak usah banyak tanya. Tugas lo cuma patuhin perintah gue |

| Iya

Zefanya baru saja mendudukkan bokongnya pada kasur kapuknya yang terasa keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zefanya baru saja mendudukkan bokongnya pada kasur kapuknya yang terasa keras. Gadis itu baru selesai mandi setelah pulang bekerja, Zefanya hendak mematikan lampu dan tidur. Namun, notifikasi pesan masuk pada ponselnya membuat ia mengurungkan niatnya.

Tangan Zefanya meraih ponselnya di meja belajar kecil yang tak jauh dari ranjang. Punggung sempitnya seketika menegang. Notifikasi masuk itu adalah pesan dari Sena.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang