Chapter 27 - Bab Terakhir

Start from the beginning
                                    

Semuanya menatapku dan saling pandang satu sama lain. Ada keheningan selama beberapa detik. Tapi pada akhirnya mereka semua mengangguk setuju, termasuk Cave, Sha, dan Sach yang ikut bergabung menikmati api unggun bersama kami.

"Duduklah."

Setelah berpikir beberapa detik, akhirnya Helen bergabung dengan kami semua, bergurau dan bercanda sambil menikmati hangatnya api unggun. Sebagian memainkan kembang api yang Alec buat.

Kami juga membicarakan dan membayangkan bagaimana reaksi keluarga kami serta orang-orang di Bumi melihat kami pulang setelah hilang enam bulan lamanya. Alhasil, beberapa orang meneteskan air mata gara-gara topik itu.

"Oh iya, aku boleh pinjam catatannya?" Aku menyodorkan tangan pada Helen. "Aku penasaran isi materi bab 999 itu."

"Boleh."

Aku mengambil buku catatan itu dari Helen, mulai membaca terjemahan bab 999 disinari cahaya api unggun. Teman-teman yang lain masih sibuk bermain dan bercanda, namun ada juga yang memilih berduaan, Devin dan Quilla misalnya. Topik sedih sudah berganti.

Aku mulai membaca materi itu. Isinya adalah sejarah dari Isolator pertama di pulau ini yang bernama Theo. Dengan kata lain, Theo adalah pemimpin para pencipta pulau ini sekaligus yang pertama kali membangun penduduk serta membuat alat-alat canggih.

Cukup aneh, sejarah seperti ini malah ditaruh di bab ke-999. Kalau aku jadi penulis buku pelajaran sejarah untuk negaraku, aku pasti akan menuliskan asal-usul dan sejarah terbentuknya negaraku di bab pertama atau paling tidak di tengah-tengah.

Aku membaca bab itu berulang-ulang sampai kepalaku berdenyut sakit. Mungkin saja ada sesuatu yang tersembunyi di dalamnya. Namun nampaknya tidak ada.

Tiba-tiba seseorang menarik buku catatan itu dari tanganku. Aku mendongak, mendapati netra perak Hugo yang menatapku.

"Tidur, Eve. Besok kita akan pergi ke tempat terdingin di pulau ini."

Aku melihat ke sekitar. Teman-teman sudah membereskan kayu-kayu bakar serta dedaunan yang dipakai untuk wadah makanan, bersiap untuk tidur. Rupanya aku terlalu fokus membaca dan berpikir sampai tidak sadar teman-teman sudah menyudahi acara santai mereka.

"Oke."

¤¤¤

16 Januari 2026

Kami memulai petualangan ke-999 kami menuju koordinat yang tertera, yaitu lokasi terdingin di pulau ini. Cave tidak ikut, katanya ingin membicarakan sesuatu pada Sach yang merupakan teman lamanya. Jadilah kami hanya berdua puluh satu saja, bersama Sha ditemani Rok, anjingnya.

Hening, tidak ada yang berbincang. Hanya terdengar suara gesekan sepatu bolong kami dengan pasir gurun. Semuanya menghemat tenaga untuk pergi ke lokasi terdingin. Kurasa mereka juga mengira-ngira pertanyaan apa yang akan muncul di teka-teki ke-999.

"Teman-teman," panggil Helen tepat saat kami semua baru sampai di perbatasan. Semuanya menoleh pada Helen yang sedang memegang perangkat Buku Pengetahuan.

"Ada apa?" tanyaku.

"Aku baru saja selesai menerjemahkan bab terakhir."

Sontak semuanya terkejut dan penasaran, begitu pula aku. Aku tahu betul kalau Helen baru saja membuka perangkatnya beberapa menit yang lalu. Aku berjalan berdampingan di sampingnya. Tapi, dia menerjemahkan bab itu dalam waktu yang sangat singkat?

"Kamu bercanda, 'kan? Sesingkat itu kamu menerjemahkannya?" selidikku. "Jangan-jangan kamu begadang menerjemahkannya tadi malam?"

"Eh, tidak, kok. Mana bisa aku membaca di dalam tenda tanpa lampu." Helen melambaikan tangannya di depan wajah.

"Tapi tenda kita memang punya lampu yang baru dimatikan setelah aku tertidur."

"Y-yah, itu benar, sih. Tapi pokoknya aku baru saja membacanya tadi. Isinya hanya koordinat lokasi teka-teki terakhir dan tulisan singkat."

Helen merogoh ranselnya dan mencari buku catatan serta alat tulis. Dia lalu menuliskan terjemahan bab terakhir ke kertas dan menunjukkannya pada kami.

The last question(?) can be found on these coordinates.

Theonem.

Tidak ada pertanyaan dan jawaban di bab terakhir kecuali kalimat demikian dan kata "Theonem". Di bawah kata itu, tertera koordinat lokasi teka-teki terakhir.

"Coba sini!"

Liana mengambil perangkat Buku Pengetahuan dari tangan Helen lalu bergegas membuka peta, mengecek lokasi koordinatnya.

"Itu ... Wilayah Tak Terjamah."

Akhirnya apa yang kami takutkan benar-benar terjadi.

Tidak ada yang mengenali wilayah itu. Tidak ada yang tahu apa yang menunggu di baliknya. Bagaimana medan geografisnya? Bagaimana dengan musim yang berlaku di sana?

Tidak ada yang tahu.

Inilah awal dari akhir perjalanan kami.

*

4 Days to Escape

.
.

**Eavesdrop**

"Ratusan tulang belulang manusia."

"Jangan tinggalkan aku sendirian!"

"Maaf, Eve."

~ Badai Salju ~

TBC

.

Males bikin Isopedia :3

Jangan lupa tinggalkan jejak! >_<

30 Agustus 2021
Izask

IsolatedWhere stories live. Discover now