Chapter 26 - Tahun Baru

388 150 6
                                    

31 Desember 2025

Aku menguap lebar-lebar, mengantuk. Tadi siang petualangan yang begitu melelahkan. Kami berhadapan dengan banyak kawanan burung unta. Lalu di padang salju kami menghadapi rubah-rubah arktik. Beruntung, Rok menakut-nakuti mereka sehingga mereka urung menyerang kami.

Tiba-tiba air dicipratkan ke wajahku. Aku terkesiap. Teman-teman yang sedang mandi di danau menyiramku.

"Gantian, Eve!" seru Stella sambil berenang ke pinggir danau.

"Oh, iya."

Aku pun berenang ke tengah danau dan merendam bagian tubuhku dari ujung kaki sampai leher. "Ah, segarnya."

"Ella, mereka tidak ke sini, 'kan?" tanya Emily pada Stella yang sedang berjaga.

"Tenang saja, mereka sedang berbincang."

"Berbincang? Mereka bersebelas?" tanya Clara.

"Yup."

"Aku curiga mereka sedang berunding memikirkan cara untuk mengintip kita."

Setiap beberapa menit sekali, masing-masing dari kami bergiliran menjaga para lelaki agar tidak mendekat ke danau yang ada di balik tebing ini. Kali ini giliran Stella.

Aku mencuci muka. Setelah berendam beberapa saat, aku keluar ke sisi danau yang lain untuk membersihkan tubuh dengan tanaman lerak yang bisa digunakan sebagai pengganti sabun.

Selesai membersihkan tubuh , aku duduk di bawah air terjun kecil, menikmati air yang mengalir menyiram tubuhku. Sejuk sekali. Mandi setelah pulang bertualang memang paling enak.

Kemudian angin berhembus. Tidak seperti biasanya, hawa angin yang berhembus di sini begitu panas. Butiran pasir juga ikut terbang, membuat mataku kelilipan. Mungkin karena air terjun ini lebih dekat ke wilayah luar oasis?

Aku kembali ke danau, berendam bersama teman-teman yang lain.

"Kenapa hawanya jadi panas, ya?" oceh Quilla.

"Eh? Di sini juga?" tanyaku.

"Ya, tadi ada angin panas berhembus," sahut Liana.

"Mata kami juga kelilipan pasir."

Padahal danau ini dikelilingi tebing yang membatasinya dengan wilayah luar Oasis, kecuali air terjun. Seharusnya di sini tidak kena angin panas gurun secara langsung.

Sekarang giliran Emily yang berjaga. Dia nampak sedang menyerukan sesuatu kepada para lelaki di balik tebing danau.

Tiba-tiba muncul Hugo. Emily sudah mencegahnya tapi dia tetap menerobos. Disusul oleh para lelaki lain, membuat beberapa dari kami menjerit dan bergegas menenggelamkan tubuh ke bawah permukaan air. Mereka membawa semua tas juga tenda yang belum dilipat, termasuk tas milik kami para perempuan.

"Kenapa kalian ke sini!?"

"Tidak bisakah kalian bersabar!?"

Teman-teman melempari mereka dengan kerikil yang ada di dasar danau, masih belum sadar apa yang dibawa oleh mereka.

"Nanti bakal ada—Aw! Hei! Dengarkan kami dulu, dong!" seru Denzel. Tangannya kena kerikil.

Kemudian terdengar suara lonceng yang nyaring di atas tebing. Sontak kami semua menoleh ke atas. Tepat beberapa detik setelahnya, beberapa warga melintasi danau ini, memasuki gua yang ada di balik air terjun.

"Eh? Apa yang terjadi?"

"Makanya dengarkan kami dulu!" gerutu Alden.

"Hugo, apa yang terjadi?" tanyaku.

Isolatedजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें