Chapter 15 - Penunggu Hutan Utara

472 164 3
                                    

"Mereka tidak punya banyak jaket tebal. Tapi mereka memberikan kita banyak bahan untuk membuatnya."

Kelompok Logistik yang baru saja kembali dari permukiman membawa tas yang berisi beberapa jaket tebal dan benang serta kain wol yang banyak. Ada sepuluh jaket yang tersedia. Itu artinya kami harus membuat sepuluh jaket lagi.

"Kalau mau, kita bisa meminta mereka untuk membuatkan beberapa jaket."

"Begitu saja, lumayan tidak membuang waktu dan tenaga."

Yang lain mengangguk. "Mereka pasti mau."

Stella menghempaskan tubuhnya ke kursi rotan yang dilapisi kapuk empuk. "Kalau begitu, sisanya kita perlu karet, ya ...."

"Apa perlu besok kami pergi ke hutan utara?" tanya Harry, mewakili teman-teman Kelompok Logistik.

Aku meletakkan jari telunjuk ke bawah bibir, berpikir. "Tidak. Urusan karet nanti saja setelah waktu sebulan istirahat kita habis. Terlalu berisiko jika cuma kalian berempat pergi ke sana sementara yang lain melakukan tugas masing-masing."

"Memangnya apa ada lagi teka-teki di wilayah rawa-rawa?" tanya Hugo. "Aku benci wilayah itu."

"Tapi sepatu bot tidak hanya digunakan pergi ke rawa-rawa, 'kan? Saat ke padang salju nanti kita juga akan membutuhkannya," sahut Stella. "Kaki kita akan beku kalau cuma pakai sepatu yang sudah bolong sana sini."

Semuanya mengangguk mengiyakan.

Helen membuka catatannya. "Sejauh ini ada enam teka-teki yang berada di wilayah rawa-rawa. Teka-teki nomor 95, 132, 258, 304, 459, dan 492. Nomor 95 sudah dijawab oleh Evelyn saat membunuh kalajengking, nomor 132 dan 258 juga sudah dijawab saat Kelompok Logistik dan Kelompok Kartografer menjelajahi pulau--ups."

Helen menutup mulutnya tiba-tiba. Teman-teman yang lain memasang ekspresi kaget dan melotot pada Helen.

Aku tertawa. "Aku sudah tahu, kok. Kalian menjawab ratusan teka-teki tanpa keterlibatanku."

"Eh? Sejak awal?" tanya Emily yang mewakili keterkejutan teman-teman lain.

"Tidak, baru kemarin. Kebetulan aku berada di atap dan aku melihat beberapa dari kalian berpencar melakukan sesuatu. Jadi, aku diam-diam mencari tahu," jelasku. "Luar biasa, kalian melakukan semuanya dalam waktu dua minggu. Andai dua minggu terakhir ini wilayah hutan sudah memasuki musim panas, kalian pasti pulang dalam keadaan luka-luka."

"Maafkan aku. Itu usulku." Hugo mengangkat tangan. "Kau sudah melakukan banyak hal dan menyelamatkan kami, bahkan membunuh kalajengking raksasa sendirian. Kupikir kau tidak akan setuju jika kami melakukannya, jadi kami merahasiakannya darimu."

Aku tersenyum. "Tidak perlu meminta maaf. Seharusnya aku yang berterima kasih pada kalian semua. Terima kasih sudah melakukannya."

Teman-teman menghela napas lega.

"Kami boleh, 'kan, melakukannya lagi besok?" tanya Emily dengan polosnya.

Aku terdiam, menatap wajah teman-teman semua. Mereka pun juga menatapku, menunggu jawaban.

Aku terkekeh. "Ya, boleh, kok."

Teman-teman sedikit terkejut dengan jawabanku. Tapi mereka terlihat senang.

"Nah, tadi kita membicarakan apa? Ayo lanjut."

¤¤¤

30 November 2025

Dua minggu kembali berlalu. Aku membiarkan teman-teman melakukan tugas mereka sambil bertualang menjawab teka-teki. Aku juga ikut, tetapi jika diserang hewan-hewan kecil pengganggu, aku hanya bisa diam menonton mereka berusaha membunuhnya.

IsolatedΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα