Chapter 6 - Buku Pengetahuan

863 225 9
                                    

NOTE: Chapter ini berisi penjelasan tentang Isolator, teka-teki, dan tradisi masyarakat Pulau yang Terisolasi agar lebih mudah memahami jalan cerita di chapter-chapter berikutnya. Mengandung banyak dialog dan paragraf panjang yang mungkin dapat membuat sebagian pembaca merasa bosan.

¤¤¤

25 Oktober 2025

Anak-anak begitu ramai berlarian di luar. Uly menemani mereka. Beberapa ada yang menjahili Uly dengan kekuatan mereka, tapi mereka tahu sampai batas mana harus bercanda. Kulihat Uly tidak terluka dengan semua kekuatan aneh anak-anak itu.

Aku sendiri berada di dalam sebuah gubuk, memerhatikan beberapa monitor hologram yang ada di sini. Terasa aneh karena gubuk yang nampak reyot ini menyimpan teknologi futuristik. Aku ke sini karena tetua desa memanggilku.

"Apa kamu merasa tidak betah disini?" tanya tetua yang baru saja masuk.

Aku tersenyum. "Tidak, kok. Disini nyaman dan sejuk."

Tetua yang kira-kira sudah berumur kepala tujuh itu berjalan ke sebuah monitor, mengutak-atiknya. Aku pun memandangi pekerjaannya.

Kebanyakannya, orang setua dia tidak mengerti teknologi canggih. Tapi beliau terlihat sangat paham dengan monitor touch screen hologram itu. Malah, aku yang tidak paham dengan apa yang beliau kerjakan.

Lucu juga. Orang-orang di pulau ini paham cara mengoperasikan alat-alat canggih, tetapi tidak mengetahui jam dan memilih menggunakan alam sebagai penanda waktu.

"Bolehkah aku bertanya?" tanyaku.

"Tentu saja. Apapun untuk Anak-Anak Bumi, apalagi kamu adalah ketuanya."

Aku jadi merasa aneh karena terlalu disanjung. Mau bagaimanapun aku menolak untuk disanjung berlebihan, tetua dan penduduk pulau ini tetap bersikeras memperlakukan kami lebih baik daripada anak-anak mereka.

"Dari mana kalian dapat membuat dan mendapatkan bahan untuk alat-alat canggih itu?"

"Ini warisan para leluhur kami. 8000 pergantian musim hutan yang lalu, pengetahuan mereka jauh melampaui pengetahuan manusia di Bumi. Mereka mampu membuat alat yang canggih dan tahan lama. Kami telah menjaganya selama ini," terang tetua.

Teman-teman pernah menjelaskan padaku, 4 pergantian musim hutan di pulau ini sama dengan setahun. Hal itu mereka simpulkan saat berbincang-bincang dengan tetua maupun penduduk.

Berarti, 8000 pergantian musim hutan sama dengan 2000 tahun. Persis seperti yang Hugo dan teman-teman jelaskan kemarin.

"Apa pengetahuan mereka tidak diajarkan kepada semua penduduk? Kalian bisa saja menambah peralatannya atau mempercanggihnya. Mustahil alat-alat itu mempertahankan fungsinya tanpa pernah rusak selama itu."

"Hanya Isolator yang mendapatkan pengetahuan selain baca tulis dan menghitung. Alat-alat canggih ini juga terus diperbarui oleh mereka. Kami warga biasa tidak bisa memperbaikinya. Kami hanya bisa menggunakannya.

"Gara-gara Isolator terakhir pergi dari pulau ini dan tidak memiliki anak, banyak alat-alat penduduk yang mulai rusak. Beruntung alat yang ini belum rusak."

Tetua kembali ke monitornya. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya.

"Omong-omong, siapa nama Isolator terakhir yang pergi dari pulau ini?" tanyaku lagi.

Entah kenapa, pertanyaan itu membuat tetua terdiam cukup lama. Aku tertegun, takut pertanyaanku salah dan membuatnya marah. Tapi aku tetap diam menunggu jawaban.

"Aku tidak tahu," jawab tetua.

"Eh?"

"Tradisinya, anak-anak Isolator takkan diberitahukan namanya kepada para penduduk sebelum dia berhasil menguasai seluruh pengetahuan yang diwariskan. Sayangnya, anak itu pergi dari pulau ini saat dia berumur 60 pergantian musim hutan, satu malam sebelum namanya ia umumkan."

IsolatedWhere stories live. Discover now