Extra Chapter - 2 : Cal

526 144 22
                                    

NOTE: Extra chapter dengan jumlah 2400+ kata ini berisi jawaban mengenai pertanyaan "Kenapa Eve tidak mati?" di Chapter 34 - Wilayah Tak Terjamah menggunakan sudut pandang seekor kucing yang Eve namai "Cal". Akan ada scene yang mungkin sangat menjijikkan bagi sebagian pembaca. Pembaca harap menyikapinya dengan bijak

¤¤¤

Langit mulai berubah warna dari biru menjadi jingga kemerahan. Ini waktu yang pas untuk bermain. Aku berlarian dari dalam hutan ke ujung pantai, lalu kembali lagi ke dalam hutan sambil menakut-nakuti hewan lain.

Tapi nampaknya hari ini ada yang berbeda.

Aku pun berlari pergi ke tebing jurang yang membatasi wilayah ini dengan wilayah kediaman manusia. Sesuai dugaanku, para manusia itu melakukan upacara penumbalan lagi. Mereka menumbalkan wanita dari keluarga yang mereka anggap "sakti".

Sang monster yang tubuhnya lebih besar dari tubuh beruang di hutan utara sudah siap menanti makanan spesialnya. Dia lebih agresif dibanding dengan hari-hari lain. Wanita "sakti" adalah menu spesialnya, yang tidak bisa ia dapatkan setiap hari.

Aku mendongak ke atas. Seorang wanita sudah siap terjun ke wilayah ini. Di sekitarnya ada para manusia lain yang menemani wanita itu untuk terakhir kalinya. Tapi nampaknya para manusia itu lebih sibuk mengurus hal lain.

Ada dua anak laki-laki yang sangat ribut di atas sana. Mereka berteriak-teriak dan menangis, sepertinya memanggil wanita "sakti" itu. Nampaknya mereka berdua tidak terima ada penumbalan.

Sambil menunggu proses penumbalan dimulai, aku menjilati tubuhku. Hmm, seperti biasa bulu belang tigaku sangat mulus dan lembut.

Akhirnya suara dua anak laki-laki yang ribut tadi menghilang. Aku mendongak penasaran dengan apa yang terjadi pada mereka. Kedua anak itu dibuat pingsan, lalu dibawa pergi oleh beberapa manusia.

Penumbalan dimulai. Wanita "sakti" itu sudah didorong jatuh. Para manusia yang mendorongnya segera menjauh dari tebing jurang, kembali ke wilayah mereka. Sang monster, langsung menyambut wanita itu.

Berbeda dari wanita-wanita sebelumnya, wanita itu sepertinya sangat tidak ingin mati. Dia berusaha melawan sang monster. Ini pertunjukan yang menarik.

Wanita itu berkali-kali mendekat sambil menghindar, menyentuh tubuh sang monster. Dari yang kulihat selama ini, semua wanita "sakti" memiliki kekuatan untuk membunuh makhluk hidup dengan sentuhan mereka. Tapi sampai saat ini tidak ada wanita yang berhasil membunuh sang monster.

Pertunjukan ini sangat lama, tapi aku tidak bosan karena baru pertama kali ini aku melihat ada wanita "sakti" yang sangat bertekad untuk hidup. Padahal, wanita itu sudah terluka parah dan tangan kanannya sudah putus.

Di ujung pertarungan, wanita itu menyentuh sang monster untuk terakhir kalinya. Aku memandang kagum pertarungan itu. Tapi malang sekali, setelah menyentuh sang monster, wanita itu terkulai jatuh. Aku tidak lagi mendengar suara detak jantung dan napas dari tubuh wanita itu. Dia mati kelelahan dan terluka parah.

Sang monster yang masih hidup menusukkan cakarnya ke perut wanita itu. Dia mulai menguliti tubuh wanita itu lalu memakan kulitnya. Kemudian, sang monster memakan otot wanita itu beserta organnya. Dia memakan semua bagian itu satu per satu. Sang monster nampak menikmatinya.

Selesai memakan semua bagian tubuh wanita itu tanpa sisa, sang monster mengulum tulang wanita itu hingga penuh dengan air liurnya. Setelah puas mengisap seluruh darah yang ada di sumsum tulang manusia, sang monster membuang tulangnya ke "tempat sampah", tepat di bawah tebing jurang.

Aku jadi penasaran rasa daging manusia. Tapi, sepertinya lebih enak ikan sungai.

¤¤¤

IsolatedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora