Devin nampak berfikir sejenak hingga beberapa detik berlalu.
"Ristian Rakenza Pradipta dan Kristan Rakenza pradipta gimana?" Tanya Devin meminta pendapat.

Raut wajah maya yang tadinya terlihat bahagia kini berubah menjadi tak suka
"Kenapa harus ada pradipta nya?" Tanya maya.

"Karna ia juga ayah dari anak kita" Ucap Devin sembari tersenyum.

"Mas tapi"

"Sssttt udah jangan kamu pikirin lagi masa lalu kamu, lagipula tidak masalah kan jika di nama belakang kedua putra kita terdapat nama kedua ayahnya "

____

"May" Panggil Devin saat sudah berada di samping breaker istrinya.

"Mas gimana keadaan Kristan?" Ucap maya dengan nada yang sangat khawatir karena ia sendirilah yang sudah membaca surat pernyataan jika putranya tersebut mengidam penyakit kelainan jantung.

"Kata harkan, kita hanya perlu menjaga kondisi Kristan, karena kesehatan nya sangat berpengaruh dengan jantung memang saat ini belum ada tanda-tanda yang akan membuat jantung Kristan mengalami kegagalan fungsi, tetapi mencegah lebih baik daripada mengobati, dan kita tidak akan tau kapan jantung Kristan mengalami penurunan fungsi"

Maya terdiam saat mendengar penuturan suaminya tersebut
"Lalu apalagi yang di katakan harkan?" Tanya maya.

"Jika Kristan besar nanti jangan sampai menyentuh yang namanya rokok dan alkohol" Ucap Devin.

"Lalu bagaimana keadaan ristian?"

"Ristian baik-baik saja dia adalah anak yang kuat" Ucap Devin lalu ia berdiri dan memeluk istrinya yang terduduk di atas breakers.

____

"Di mana ristian?" Suara bariton yang sangat familiar tersebut membuyarkan lamunan maya.

"Mas kamu sudah pulang?" Tanya maya sembari menatap suaminya yang masih membawa koper.

"Iya mas sudah tiba 2 jam yang lalu tapi mas harus ke kantor terlebih dahulu jadi maaf mas telat pulang ke rumah" Ucap Devin sembari duduk di samping maya.

"Oh iya tadi mas bertanya dan belum kamu Jawab" Ucap Devin sembari menatap istrinya dari samping.

"Aku juga tidak tau mas, ristian ada di mana" Ucapan maya barusan membuat perasaan Devin semakin tidak tenang.

"Mas sangat mengkhawatirkan ristian" Jelas Devin.

"Mas Ristian itu sehat walafiat, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan" Ucap maya lalu pergi dari samping Devin.

Sedangkan Devin menggelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan istrinya kenapa ia terlihat biasa saja padahal putranya tidak pulang ke rumah dan hari pun sudah semakin larut.

_

________________________

"Gue kira cowok berandalan kek lo gak bisa sekarat, ternyata bisa ya" Ucapan polos dari bibir manis Tao mengundang gelak tawa di dalam kamar rawat Tian.

Mistakes In The Past Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin