Part 67

3.5K 467 384
                                    

Jungkook sedari tadi hanya terus menerus memijat batang hidungnya, terduduk di atas kursi dengan sebuah meja yang di kelilingi oleh tiga orang bawahan nya itu. Taehyung, Jieun, dan juga Yeri. Yang tengah sibuk beradu isi mulut tentang siapa gerangan sesungguhnya dari pembunuh Shin Ryujin itu.

"Tuan tolong katakan padanya bahwa bukan aku pelakunya disini." ujar Yeri pada atasannya itu, Jungkook.

"Teruslah mengelak Yeri, semakin kau mengelak, semakin jelas disini kau lah pembunuh yang sebenernya." tekan Jieun yang sama sama tak ingin kalah, bagaimana bisa Yeri menuduh dirinya jika Jieun lah pembunuh Ryujin disini, kenal wanita berbadan dua itu saja tidak.

"Tentu aku mengelak karena bukan aku disini pelakunya eonnie!" elak Yeri sama sama keras kepala.

Brukkk.

Kali ini si pria Kim tampan mulai memukul kasar meja kayu yang ada di hadapannya itu, kesal, sebab sadari rungu nya itu lelah mendengar ocehan kakak beradik ini yang sedari tadi beradu mulut. "Teruslah kalian saling menuduh, jika kalian terus seperti ini aku akan keluar dari ruangan ini sekarang juga."

Seketika kedua wanita itu tersentak dan menutup mulutnya namun pandangan keduanya masih saling menatap benci, benar benar kedua kakak beradik itu. Perlahan Yeri mulai membuka ponselnya, ia mengulurkan ponsel tersebut pada atasannya, Jungkook.

"Tuan harus percaya padaku, bukan aku pelakunya. Dan tuan tolong lihat lah ini." kata Yeri sembari menunjukan gambar pada ponsel nya, jemari Jungkook langsung menerimanya, mata Jungkook sedikit menyipit kala mendapati sebuah foto sepatu dan beberapa pakaian yang penuh dengan darah.

Jungkook menelan ludahnya sejenak, pikirannya seketika teringat pada suatu hal, ah benar, itu semua adalah pakaian yang di kenakan oleh seseorang yang tak sengaja ia tabrak tepat dimana Jungkook baru saja ingin menghampiri istrinya itu di taman.

Pandangan Jungkook langsung menatap Yeri curiga, kemudian ia mulai berucap. "Apa maksud dari foto ini, Kim Yeri?"

Bola mata Yeri langsung menatap Jieun secepat kilat, sebelum pada akhirnya ia mulai menjawab. "Aku menemukan semua itu di kamar Jieun eonnie, semuanya penuh darah, dan gilanya dia— ia tidak mencucinya tapi ia justru menguburnya di dalam lemari yang paling bawah." tuduh Yeri yang membuat rahang Jieun mulai mengeras.

"Berhenti menuduhku yang tidak tidak, Yeri. Mana ada aku mengubur pakaian yang sudah kupakai, kau tahu sendiri bukan jika aku selalu mencuci pakaianku setelah aku memakainya?" ujar Jieun membela.

Yeri benar benar tidak tahu di untung sekali, bahkan jika kalian semua ingin tahu, Yeri itu hanya menjadi beban di hidupnya. Tinggal dirumahnya, makan darinya bahkan seluruh keperluan Yeri itu Jieun yang menanggung semuanya. Yeri tidak ingin memberi sepeser uang pun padanya tepat dihari dimana ia di remehkan oleh Jieun tentang kekalahannya saat ingin melenyapkan Hyena dengan cara jalur melalui Taeri, benar benar memalukan sekali.

"Mana kutahu, siapa tahu kau takut jika ketahuan olehku jika kau baru saja membunuh seseorang maka dari itu kau lebih memilih untuk menguburnya di dalam lemari mu bukan?" ujar Yeri dengan nada sinis nya, terlihat siap untuk menang.

Jieun mendecih sebal, sungguh rasanya ia ingin sekali menjambak rambutnya dari wanita itu. "Jika aku yang membunuhnya maka aku akan bermain rapih, aku pasti mengubur jejak ku rapih rapih. Bukan sepertimu yang bisanya menaruh bukti palsu dan menuduh orang lain yang melakukannya padahal yang sebenarnya adalah dirimu pelakunya."

Yeri merotasikan bola matanya malas. "Eonnie sudah ku katakan bukan? bukan aku pelakunya. Lagipula untuk apa aku menuduhmu untuk menutupi semua perbuatan yang sudah ku lakukan, aku pasti akan bertanggung jawab jika memang benar itu semua aku yang melakukannya." jelas Yeri santai, begitulah. Kedua adik kakak tiri itu memang sangat pandai dalam berbicara, membuat semua orang bisa tertipu daya dengan ucapannya yang terlihat anggun dan santai, namun licik.

𝐔𝐥𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫 [𝐌] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang