Episode 03 - Maaf Dan Penyesalan

Start from the beginning
                                    

Adinda mengepalkan ke dua tangannya, menatap Reza dengan tatapan yang tajam, namun Adinda berusaha untuk menahan emosinya agar tidak terbawa suasana dengan ekspresi menyebalkan dari Reza.

"Terus saya harus ngapain dong pak?" tanya Adinda dengan wajah memelas, berharap agar Reza membiarkannya untuk duduk.

"Tas saya ketinggalan di ruangan dosen, ambilin dulu sana. Baru kamu boleh duduk," jawab Reza membuat mata Adinda membulat sempurna.

Adinda mengepalkan kedua tangannya kencang-kencang, sungguh. Boleh gak sih kalau Adinda sekarang lempar sepatu yang dia pakai ke arah pak dosen?

"Bilang aja, sengaja kan lo mau buat gue kesel," gerutu Adinda dalam hati.

Walaupun merasa kesal, Adinda tidak marah-marah. Gadis itu tersenyum manis lalu menganggukkan kepalanya dengan perlahan. "Iya pak Reza, tas aja pak yang saya ambilkan? Gak ada yang lain pak?"

Reza terdiam berpikir. "Ada deh, tolong beliin saya minuman di kantin kampus ya. Es teh manis satu!" seru Reza membuat Adinda semakin menggerutu dalam hati.

Adinda mengangguk. "Baik pak Reza, saya ambilkan ya pak. Di tunggu," ucap Adinda dengan senyuman.

Reza tersenyum. "Iya Adinda," sahut Reza menatap Adinda jahil sedangkan Adinda langsung membalikan tubuhnya dan berjalan pergi dari sana.

Berbeda dengan para mahasiswa dan mahasiswi di kelasnya yang hanya menatap Reza dan Adinda secara bergantian.

"Cailah," baper Shinta melihat interaksi Adinda dan dosennya barusan. "Kayak di film-film ya mereka," puji Shinta.

Sisca mengangguk. "Benar banget lagi lo. Lucu deh," sahut Sisca setuju.

Di sisi lain, Adinda yang tengah berjalan di koridor menuju ruang dosen tengah menghentakkan kakinya, merasa kesal dengan Reza yang bersikap menyebalkan.

"Nyebelin banget si tuh orang! Kenapa gue harus ketemu sama dia lagi?!" gerutu Adinda heran sembari menggaruk rambutnya frustasi.

"Apa-apa gue mulu yang di suruh, nyebelin banget,"

"Lagian lo juga, kenapa telat, sih, Adinda," gumam Adinda.

"Alah. Mau telat atau engga, dia pasti bakalan tetap nyuruh gue!" kesal Adinda. Gadis itu jadi marah-marah sendirian sepanjang jalan untuk melampiaskan kekesalannya kepada Reza.

Sesampainya diruangan dosen Adinda berdecak kesal karena pintunya dikunci dan Adinda tidak bisa masuk, apakah Reza sedang mengerjainya? Adinda kemudian berbalik arah dan mendapati Reza yang berdiri di belakangnya hingga membuat dirinya terkejut dan refleks berteriak.

"AAAA!" teriak Adinda.

"Astaghfirullah pak! Di kira setan," Adinda mengelus-elus dadanya.

"Ganteng gini di kira setan?"

"Apaan sih."


Reza terkekeh. "Maaf, aku lupa kalau kantor dosen kan di kunci. Kamu tunggu di sini sebentar aku bakal bukain pintunya dan setelah itu kamu masuk ke dalam ambilin tas aku," ujar Reza kemudian dia menyantolkan kuncinya ke pintu ruangan dosen, setelah terbuka Reza menyuruh Adinda untuk masuk.

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now