46. Antaris Mabuk?

4.2K 212 5
                                    

Jangan lupa votenya ya🥰

Komen ya, kalau ada yang typo.

Happy Reading 💞

* * *

"Abang ..." Bella langsung memeluk Arka yang sedang duduk sambil menangis.

Arka tentu saja heran saat tiba-tiba dirinya dipeluk oleh Bella dalam keadaan menangis seperti ini. Arka mengusap pelan bahu Bella yang bergetar akibat menangis.

"Kenapa, Dek?" tanya Arka lembut sambil mengelus rambut Bella pelan.

"Antaris, Bang. Dia ... dia ... udah tahu semuanya." Bella menjawab pertanyaan Arka dengan lirih.

Arka langsung terdiam saat mendengar jawaban Bella. Kaget? Tentu saja. Arka juga tidak menyangka kalau Antaris akan tahu semuanya hari ini. Siapa yang telah memberitahukan rahasia ini kepada Antaris? Pikir Arka.

"Kamu udah nyoba jelasin pelan-pelan ke Antaris, belum?" tanya Arka sambil menatap Bella.

Bella mengangguk pelan, sambil mengusap air matanya. "Udah, Bang. Tapi, Antaris enggak mau dengerin penjelasan Bella karena dia udah terlalu kecewa banget sama Bella."

Arka tersenyum tipis, kemudian ia kembali membawa Bella ke dalam pelukannya. "Ya udah, mending sekarang kamu samperin Antaris. Terus, kamu jelasin pelan-pelan ke dia. Dan ingat, jangan sampai kamu terbawa emosi, ya?"

Bella mengangguk pelan di dalam pelukan Arka. "Iya, Bang."

Arka mengusap rambut Bella pelan. "Tapi, kalau Antaris masih belum mempercayai kamu, nanti Abang sendiri yang bakalan jelasin ke Antaris."

Bella tersenyum senang. "Makasih Abang."

Arka mengangguk, kemudian ia melepaskan pelukannya. Arka mengusap lembut sisa-sisa air mata Bella. "Udah ya, jangan nangis lagi. Makin buriq nanti wajah lo, Dek."

Bella mengerucutkan bibirnya kesal, sambil mencubit pinggang Arka. "Iya emang gue buriq. Kenapa, bang? Gak suka? By one bang!"

Arka menyentil kening Bella pelan. "Dasar bocil epep lo, Dek!"

Bella menjulurkan lidahnya. "Bodoamat!"

"Napa lidah lo digituin? Mau gue gunting?" Arka menyodorkan gunting di depan wajah Bella, membuat Bella langsung memundurkan wajahnya.

Bella menggeplak tangan Arka. "Sembarangan!"

Arka berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia merapikan bajunya. "Ya udah, gue mau pergi nongkrong dulu sama temen-temen."

"Ya udah sonoh. Hus ... hus ..." Bella mendorong-dorong tubuh Arka pelan sampai di depan pintu.

Arka berdecak kesal. "Dikira gue ini ayam, apa?!"

Bella tertawa pelan. "Baperan lo."

Arka tak menggubris ucapan Bella. Ia tetap saja melangkahkan kakinya menuju bagasi untuk mengambil motornya. Setelah berpamitan pada Bella, Arka langsung melesat pergi.

Bella melirik jam dinding rumahnya yang menunjukkan pukul 19:00 malam. Bella melangkah menuju sofa untuk mengambil ponselnya yang ia letakkan di sana. Ia mulai mencari kontak Antaris, kemudian ia mulai menelponnya.

Maaf nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan ini.

Bella mendesah pelan saat panggilannya tidak diangkat oleh Antaris. Tak menyerah, Bella kembali menelpon Antaris. Namun, hasilnya tetap sama. Hanya suara operator yang terdengar.

Maaf nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan ini.

Dan, di panggilan ke tiga, hasilnya pun tetap sama.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang