14. Bella

8.1K 490 26
                                    

Jangan lupa vote dan komennya, guys🤗❤️

Happy Reading ❣️

* * *

"ABANG! ABANG DI MANA? BELLA UDAH PULANG, NIH!" teriak Bella yang baru saja sampai di rumahnya.

"ABANG LO GAK ADA! LAGI PINGSAN!" teriak balik Arka dari arah ruang tengah.

Bella terkekeh pelan. "Dasar orang stress! Mana ada orang pingsan teriak-teriak kek gitu!"

Bella mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya. Lebih tepatnya, ke arah ruang tengah untuk menghampiri Abangnya. Sesampainya diruang tengah, Bella membulatkan matanya terkejut saat melihat keadaan Arka. Tidur dengan posisi kepala menjuntai ke bawah, bibir yang terbuka lebar, dan kedua kaki yang tertumpu pada sandaran sofa.

Bella tersenyum menyeringai, saat ide jahil muncul di kepalanya. Tangannya terangkat untuk menepuk bibir Arka yang terbuka lebar dengan keras, membuat Arka terkejut dan refleks menjatuhkan tubuhnya di atas dinginnya lantai.

"ANJIR! BADAN GUE LANGSUNG RONTOK SEMUA, WOY!" teriak Arka sambil memegang pinggangnya yang terasa remuk, sehabis jatuh.

Bella hanya tertawa pelan, saat mendengar Arka mengucapkan kata 'rontok.' Dikira, badannya itu rambut, apa?

"Lo kemana aja, sih? Lama banget, njir! Cacing yang ada di dalam perut gue udah koar-koar dari tadi anjir!" cerocos Arka sambil menatap sinis Bella.

"Maaf bang, tadi Bella nolongin Tante Cyrinda dulu," jelas Bella.

Arka mengernyitkan dahinya bingung. "Tante Cyrinda? Siapa itu?"

"Tante Cyrinda itu Mamanya Antaris Bang, tadi dia mau dirampok. Tapi, untungnya ada Bella. Dan, Alhamdulillah Tante Rinda gak jadi dirampok," jawab Bella menjelaskan.

"Hah? Mamanya Antaris?!" pekik Arka terkejut.

Bella mengangguk. "Iya, Bang. Kenapa emangnya?"

"Tindakan yang bagus, Dek. Lo deketin aja dulu Mamanya, setelah itu gue jamin pasti lo bakalan lebih mudah untuk mendekati Antaris," jelas Arka sambil tersenyum penuh arti.

Bella hanya menganggukkan kepalanya, kemudian tersenyum. Ia tak tahu harus menjawab apa.

"Eh, btw masakin gue nasi goreng dong dek sama telur ceplok," pinta Arka.

"Masak aja sana sendiri. Lo kan bisa," tolak Bella.

"Males turun dari sofa, Dek," cengir Arka, yang kini sudah rebahan lagi di atas sofa.

"Bawa aja sekalian ke dapur bang sofanya, biar lo gak males lagi," sinis Bella.

"Cepetan sana, masakin gue nasi goreng sama telur ceplok," suruh Arka.

"Udah nyuruh, malah ngeburu-buruin lagi. Ngelunjak banget lo Bang." Bella menatap sinis Arka. Arka hanya cengar-cengir tak jelas.

Bella mulai melangkahkan kakinya ke arah dapur, kemudian mulai menyiapkan alat dan bahan-bahannya.

Setelah masakannya siap, Bella langsung memberikannya kepada Arka. Arka menerimanya dengan senang hati, lalu mulai memakan makanannya dengan tenang.

"Mau kemana lo, Dek?" tanya Arka saat melihat Bella berjalan menaiki tangga.

Bella menoleh. "Mau mandi nih, Bang."

"Belum mandi, lo? Pantesan badan lo bau banget, Dek."

"Heh, Bang! Badan Bella gak pernah bau, ya!"

"Masa? Tapi kok, pas gue cium ketek lo, bau banget."

"Lagian, lo gak ada kerjaan banget sih Bang, pake nyium-nyium ketek gue segala lagi!"

"Gue 'kan becanda anjir!"

"Yang bilang serius, siapa Bang?"

"Elo barusan."

"Oke, yang waras ngalah."

"Jadi, maksud lo gue itu gila?!"

"Itu lo yang bilang ya, bukan gue!"

"Dasar Adek laknat, lo! Gue kutuk moga lo jadian sama Antaris!"

* * *

Setelah selesai makan malam, kini Antaris, Ananta, Cyrinda, dan Vano sedang menonton televisi bersama di ruang tengah. Hingga, suara Cyrinda berhasil memecah keheningan diantara mereka.

"Bang, kamu sama Bella itu pacaran, ya?" tanya Cyrinda.

Antaris menoleh. "Nggak, Mah. Aku sama Bella cuman temenan doang."

"Kenapa gak pacaran aja sih, Bang? Pasti Mama restuin kok," ujar Cyrinda.

Antaris tak menjawab, ia lebih fokus ke tayangan televisi dihadapan nya.

"Bella itu siapa sih, Mah?" tanya Vano, suami Cyrinda sekaligus ayah dari Antaris dan Ananta.

"Teman nya Antaris, Pah. Menurut Mama, Bella itu anak yang baik, sopan, dan cantik juga sih, Pah. Dan, Papa tahu gak? Tadi, pas Mama mau dirampok, Bella datang nyelametin Mama, Pah. Bella terus mukul perampok tadi sampai babak belur hingga akhirnya melarikan diri. Hebat banget sih, Bella. Mama kagum sama dia," jelas Cyrinda panjang lebar.

"Tadi Mama mau dirampok?" tanya Vano terkejut.

Cyrinda mengangguk. "Iya, Pah. Tapi, untungnya ada Bella."

Vano menoleh ke arah Antaris dengan tatapan tajamnya. "Kenapa kamu gak nolongin Mama kamu sendiri, Antaris?"

"Maaf, Pah. Aris gak tahu, Mama juga gak ngabarin Aris tadi," jelas Antaris.

Memang benar, ia sama sekali tidak tahu kalau Mamanya habis dirampok.

"Iya, Pah. Antaris memang tidak tahu kalau Mama habis dirampok. Papa jangan nyalahin Antaris dong, Pah," bela Cyrinda. Vano hanya menganggukkan kepalanya.

"Bang, besok Abang beli bakso yang ukurannya kecil ya, sama sosis ke Alfamart," pinta Cyrinda.

Antaris menoleh. "Buat apa, Mah?"

"Besok malam, kita mau bakar-bakar, sekalian ajak Bella juga Bang," ujar Cyrinda yang dibalas anggukan kepala oleh Antaris.

"Itupun kalau Bella mau," gumam Antaris pelan.

"Besok malam, kita mau bakal-bakal, Mah?" Tanya Ananta.

Cyrinda mengangguk. "Iya, sayang."

"Asikkkk!" heboh Ananta.

"Besok, Papah gak bakalan lembur 'kan, Pah?" tanya Cyrinda.

"Nggak, Mah," jawab Vano yang dibalas senyuman manis oleh istrinya, Cyrinda.

"Pah, kita ke kamar, yuk? Mama udah ngantuk, nih," ajak Cyrinda.

"Ayo, Mah," ujar Vano sambil menggandeng tangan istrinya.

"Kalian jangan gadang! Kalau udah ngantuk, langsung pergi ke kamar!" ucap Cyrinda sebelum ia dan suaminya pergi ke kamar.

Antaris dan Ananta mengangguk. "Siap, Mah!"

"Abang, kita ke kamal, yuk? Nanta udah ngantuk, nih," ajak Ananta sambil sesekali tangan mungilnya menutup mulutnya jika menguap.

"Ya udah sana, pergi ke kamarnya sendiri aja."

"Nggak mau! Maunya sama Abang, sambil digendong," pinta Ananta.

"Lo 'kan masih punya kaki, cil. Gunain lah."

"Males jalan, bang."

"Kalau mau jadi laki-laki yang pemberani mah, jangan malas-malasan terus dong, cil."

"Abang juga pelnah kok malas-malasan!"

"Kapan?"

"Dulu."

"Itukan dulu bukan sekarang."

"Pokoknya, Nanta pengen digendong sama Abang! Ti-tik!" paksa Ananta.

"Ya udah sini gue gendong, habis itu gue lempar lo ke kutub Utara."

* * *

Jangan lupa vote dan komennya 🤗❤️

Jangan lupa komen bila ada typo.

Ditunggu krisannya, kak😁

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang