25. Merasa Bersalah

5.1K 316 32
                                    

Jangan lupa vote dan komennya🤗🙌🏻

Happy Reading ❣️

Versi novelnya lebih seru, loh. Masa kalian gak penasaran sama versi novelnya?🤭

* * *

"Sel, bentar ya, gue mau telpon Bella dulu. Mau bilang kalau kita mau berangkat duluan." Eca mulai mencari kontak yang bernama 'Bella' kemudian, ia mulai menelponnya.

[ Ada apa, Ca? ] tanya Bella di seberang sana.

[ Gue sama Grisel berangkat duluan, ya? Gak papa, 'kan? ] tanya Eca.

[ Iya gak papa. Lagian, gue juga berangkatnya sama Antaris sih. ]

[ Anjir! Sedekat apa lo sama Antaris, Bel? ]

[ Kepo, lo! ]

[ Jadi gak sabar deh liat lo sama Antaris jadian. ]

"Apaan sih lo ngawur! ]

[ Ya udah lah, gue sama Grisel mau berangkat sekarang nih. Gue mat--- ]

Tut!

Eca mengerucutkan bibirnya kesal. Belum selesai ia ngomong, sambungan telepon telah dimatikan secara sepihak oleh Bella.

"Ya udah yuk Sel kita berangkat." Eca mulai membuka pintu mobil, kemudian, ia mendudukkan dirinya di samping tempat duduk pengemudi.

Grisel mengangguk. Setelah Grisel duduk, ia mulai menyalakan mobilnya. Kemudian, Grisel langsung menginjak pedal gas. Grisel membawa mobil tersebut dengan kecepatan di atas rata-rata.

Setelah sampai di depan gerbang SMA Sakrala, Grisel mulai membelokkan mobilnya ke arah parkiran. Dan, bertepatan saat ia dan Eca turun dari mobil, saat itu juga Grisel bisa melihat Ander yang juga baru saja turun dari motor sport-nya.

Pandangan mereka sempat bertemu, tetapi Ander dengan cepat memutuskan kontak mata di antara mereka. Ander tidak menyapa Grisel seperti biasanya. Melainkan, ia langsung melangkah ke kelas tanpa menoleh lagi ke arah Grisel.

Grisel menatap sendu punggung Ander yang semakin lama semakin jauh. Grisel merasakan sesak di dadanya saat dirinya dicuekin begitu saja oleh Ander.

"Woi!" Eca menepuk bahu Grisel pelan membuat Grisel langsung menoleh ke arah Eca.

"Kenapa lo Sel? Kok bengong mulu?" Tanya Eca sambil mengangkat satu alisnya bingung.

Grisel menggeleng pelan. "Enggak."

Eca mengangguk-angguk. "Eh, btw kok Ander biasa sih enggak nyapa lo dulu? Biasanya juga, dia kalau ketemu lo langsung heboh. Tapi kok, sekarang enggak, ya?"

"Mana gue tahu, lah!" Grisel menjawab dengan ketus. Tapi, jauh di dalam lubuk hatinya, Grisel juga merasa sedih atas sikap Ander yang berubah terhadapnya. Dan Grisel tidak menyadari kalau sikap Ander berubah seperti itupun gara-gara ulahnya.

Eca menjentikkan jarinya. "Apa mungkin Ander marah sama lo, gara-gara lo nipu dia kemarin?"

Ah, jika mengingat kejadian itu, entah kenapa, Grisel tiba-tiba merasa bersalah kepada Ander karena telah menipunya. Grisel menundukkan kepalanya. Apa ia harus meminta maaf pada Ander? Tapi ... ia merasa gengsi.

* * *

"Lama banget sih, Bel? Entar kalau kita telat gimana?" tanya Antaris pada Bella yang baru saja keluar dari rumahnya.

Mulai hari ini, Antaris akan kembali menjadi supir pribadi untuk Bella. Ia akan siap mengantar Bella kemana pun Bella pergi.

Contohnya sekarang. Antaris sedang duduk di atas motor sport-nya sambil menunggu Bella untuk berangkat sekolah bareng.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang