39. Bikin Kesel

2.8K 199 5
                                    

Jangan lupa vote, ya🤗
Komen bila ada typo.

Happy Reading 💞

* * *

Setelah kepergian Arka, Bella dan Antaris kembali melanjutkan obrolannya yang sempat tertunda tadi. Iya, memang Antaris masih berada di rumah Bella.

Saat sedang asyik-asyiknya bercanda, tiba-tiba Bella merasakan sakit di bagian perutnya. Tangan Bella refleks memegang perutnya, membuat Antaris merasa khawatir saat melihat raut kesakitan di wajah Bella.

"Kamu kenapa, Bel?" tanya Antaris khawatir.

Bella melirik sekilas ke arah Antaris. "Perut aku tiba-tiba sakit, Ris."

"Kamu belum makan, Bel?" tanya Antaris sambil menatap tajam Bella.

"Udah, aku udah makan tadi Ris," jawab Bella sambil terus memegang perutnya yang terasa sakit.

"Kamu punya penyakit maag, Bel?" tanya Antaris dengan raut wajah yang terlihat khawatir. Antaris khawatir dengan keadaan Bella sekarang.

Bella menggeleng pelan. "Enggak. Bentar ya, aku ke kamar dulu." Bella bangkit dari duduknya, kemudian ia mulai melangkah menuju kamarnya.

Antaris menatap Bella yang mulai melangkahkan kakinya dengan tatapan khawatir. Kemudian, matanya tak sengaja melihat noda merah di bagian belakang celana Bella.

Tanpa aba-aba, Antaris langsung membuka jaketnya, lalu ia berlari menghampiri Bella. Setelahnya, ia mengikatkan jaketnya di pinggang Bella dari belakang.

Bella langsung merasa kaget saat tiba-tiba tangan Antaris melingkar diperutnya. Padahal, Antaris hanya berniat untuk menutupi noda merah di bagian belakang celana Bella.

Bella melirik tangan Antaris yang masih mengikatkan jaketnya di pinggangnya. Kemudian, ia langsung berbalik ke arah Antaris. Posisi mereka menjadi berhadap-hadapan, dengan tangan Antaris yang masih setia melingkar di pinggang Bella.

"Kamu ngapain peluk aku dari belakang, Ris?" tanya Bella pelan sambil menatap Antaris.

Antaris tak menjawab, ia hanya mengangkat satu alisnya, kemudian ia bertanya. "Kamu lagi datang bulan, hm?"

Bella melebarkan matanya kaget. Oh, jadi sekarang ia tahu, kenapa Antaris tadi melakukan itu padanya. Bella menundukkan kepalanya, menyembunyikan rona merah di pipinya. Ia benar-benar malu!

Arka yang sedang berjalan ke dapur pun sempat berhenti sejenak saat pandangannya tak sengaja melihat ke arah Antaris dan Bella yang sedang berpelukan.

"Mimpi apa gue semalem sampai bisa-bisanya ngeliat ke-uwuan adek gue sendiri disore bolong kek gini." Arka bergumam pelan sambil mengusap dadanya.

"Heh, bocah! Sopan kah lo berdua berpelukan di depan jomblo?" tanya Arka membuat Antaris dan Bella langsung melepaskan pelukannya.

"Nih orang satu ganggu mulu dari tadi," batin Antaris.

Bella dan Antaris tak membalas ucapan Arka. Mereka berdua hanya diam sambil memandangi Arka, membuat Arka berdehem pelan.

"Biasa aja kali ngeliatnya, gue tau kalau gue itu ganteng." Arka menyugar rambutnya ke belakang.

Antaris mengangkat satu alisnya sambil tertawa pelan. "Pede banget lo bang."

Arka juga ikutan tertawa. "Udah lah, gue mau ke dapur dulu. Lo berdua kalau mau pelukan, pelukan aja." setelahnya, Arka langsung melanjutkan kembali langkah kakinya ke arah dapur.

Antaris hanya menggelengkan kepalanya pelan, kemudian ia melihat Bella yang sedari tadi menundukkan kepalanya. Antaris mengulum senyumnya.

Perlahan, Antaris mengangkat dagu Bella. "Kenapa nunduk terus, hm?"

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang