09. Kolor Kesayangan Antaris

10.6K 647 53
                                    

Jangan lupa vote🙏

***

Antaris yang baru saja keluar dari kamar mandi, dikejutkan dengan keberadaan bocah laknat di kamarnya yang sedang mengambil kolor hitam miliknya, kemudian bocah itu langsung melarikan diri setelah melihat Antaris.

Antaris membulatkan matanya sempurna saat mengingat warna kolor yang dibawa oleh bocah laknat itu. Warna hitam. Dan, kolor itu adalah kolor ... kesayangannya! Antaris langsung saja berlari secepat kilat untuk menyusul Adiknya.

"HEH BOCAH LAKNAT, KEMBALIIN KOLOR KESAYANGAN GUE, WOY!" teriak Antaris sambil terus berlari.

Ananta yang baru saja mendengar teriakan Abangnya, langsung saja berlari ke arah kamar mandi, kemudian memasukkan kolor Abangnya ke dalam closet. Setelahnya, Ananta langsung berjalan santai menghampiri Antaris yang tampak ngos-ngosan di depan kamarnya.

"Heh, bocah! Kolor gue mana?" tanya Antaris sambil mengatur nafasnya, dengan tatapan kesal yang menatap Ananta.

"Udah Nanta masukkin ke dalam closet, Bang," jawab Ananta dengan tampang polosnya.

Antaris mengacak rambutnya frustasi. "Kenapa kolor gue lo masukkin ke dalam closet, bambanggg?!"

"Habisnya, kolol Abang bau, sih. Jadi, Nanta masukkin deh ke dalam closet bial gak bau lagi. Baik banget 'kan, Nanta?"

"Heh, kolor gue gak pernah bau, ya!" elak Antaris merasa tak terima jika kolor kesayangannya dihina oleh bocah di hadapannya.

"Kolol Abang, bau!" ejek Ananta dengan raut wajah yang menyebalkan dimata Antaris.

"Diem lo. Sana bawa," perintah Antaris.

Ananta menggeleng. "Gak mau! Ambil aja sendili!"

"MAMAAAA!" teriak Antaris.

Cyrinda yang baru saja ingin meminum air putih, langsung tersedak akibat teriakan Antaris yang cukup menggelegar. Kemudian, Cyrinda langsung berlari menaiki tangga untuk menghampiri Antaris.

"Kenapa, Bang?" tanya Cyrinda ketika sudah berada di hadapan Antaris.

"Itu Mah, kolor aku dicemplungin ke closet sama si bocil," adu Antaris. Ananta hanya memonyong-monyongkan bibirnya, membuat Antaris geram ingin membunuh Ananta.

"Tinggal ambil aja Bang, ribet banget," ucap Cyrinda.

"Nggak mau, Mah! Jorok!" seru Antaris sambil berlagak ingin muntah.

"Ya udah, kalau gitu ikhlasin aja, Bang."

"Gak bisa, Mah. Itu 'kan kolor kesayangan Antaris!"

"Gak usah ribet deh, Bang. Langsung beli aja, beres 'kan?"

"Tap---"

"Kalau kamu masih gak mau juga, pakai aja kolor Adekmu," setelah mengatakan itu, Cyrinda langsung pergi meninggalkan Antaris yang sedang menganga lebar.

"GAK BAKAL MUAT LAH, MAH!" teriak Antaris kesal.

"MUATIN AJA LAH, BANG!" teriak balik Cyrinda dari bawah.

"Muat kagak, robek iya," gumam Antaris. Kemudian, pandangannya kembali fokus ke arah Ananta yang kebetulan juga sedang melihat ke arahnya.

"Apa lihat-lihat? Gue tau kok kalau gue itu ganteng," ujar Antaris, kelewat pede.

"Gantengan Nanta, lah!" kata Ananta sambil menyugar rambutnya ke belakang.

"So ganteng banget dah ni bocah," batin Antaris.

"Lo itu masih kecil, belum keliatan gantengnya!" tandas Antaris.

"Pokoknya tetep gantengan Nanta dali pada Abang!" keukeuh Ananta, tak mau kalah.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang