23. Ander Ditipu?

4.5K 316 36
                                    

Jangan lupa vote dan komennya 🤗❤️

Happy Reading ❣️

* * *

"Ah, sialan lo, Yo! Gara-gara lagu biadab itu, gue jadi susah tidur, anjim!" seru Garrick dengan tatapan kesalnya.

Garrick, Alfio, Antaris, Arrion, dan Ander. Kini mereka berlima sedang berada di parkiran sambil ngobrol-ngobrol ringan.

"Dasar penakut, lo!" cibir Alfio yang sedang duduk di atas motor sport-nya.

"Gak papa penakut juga, yang penting ganteng." Garrick menyisir rambutnya menggunakan kelima jari tangannya.

"Gik pipi pinikit jigi ying pinting ginting. Hilih." Ander mencibir dengan raut wajah yang menyebalkan.

"Lo ribet kalau hidup. Mati aja gimana?" tanya Garrick sambil mendelik tajam ke arah Ander.

"Li ribit kiliu hidip. Miti iji gimini?" Ander kembali mencibir ucapan Garrick membuat Garrick geram ingin memakan mulut Ander. Eh?

"Ri, gue boleh bunuh Ander kagak, sih?" Garrick melirik ke arah Arrion meminta jawaban.

Arrion mengangguk. "Bunuh aja, lah. Gue ikhlas lahir batin."

"Ris, mereka jahat," adu Ander pada Antaris sambil menampilkan wajah memelasnya.

"Terus? Gue harus bilang wah, gitu?" tanya Antaris dengan raut wajah datarnya.

"Kasian." setelah mengatakan itu, Alfio langsung tertawa.

"MAMAKKKK! MEREKA JAHAT, HUAAA!" Ander berteriak sambil mengayunkan kedua kakinya.

Para siswa-siswi yang berlalu-lalang sempat melihat ke arah Ander dengan tatapan yang terheran-heran. Heran karena tiba-tiba saja Ander berteriak seperti orang gila. Membuat telinga mereka berdengung sakit.

"Diem, anjim! Berisik!" ujar Alfio sambil menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangannya.

Saat Ander ingin membalas ucapan Alfio, tiba-tiba matanya tidak sengaja melihat ke arah Grisel yang sedang berjalan menuju kelas. Ander langsung berdiri dari tempat duduknya, lalu ia langsung berlari menghampiri Grisel sambil berteriak.

"YAYANG GRISEL! YUHUUUU! BABANG ANDER DATANG!" teriak Ander disepanjang perjalanan menuju Grisel.

Grisel sempat menoleh ke arah Ander sebentar, kemudian ia langsung mempercepat langkahnya.

Sedangkan di sisi lain, Antaris melihat Bella yang baru saja datang, langsung menghampiri Bella.

"Bel," panggil Antaris membuat Bella menoleh dengan satu alis yang terangkat.

"Maaf." Antaris menundukkan kepalanya.

"Maaf untuk apa?" tanya Bella bingung.

"Maaf karena tadi gue gak jemput lo," ucap Antaris pelan sambil terus menundukkan kepalanya.

Bella tersenyum lembut. "Buat apa minta maaf? Toh, gue juga enggak nuntut lo buat selalu jemput gue, 'kan?"

Antaris mengangkat kepalanya, matanya menatap dalam mata Bella. "Lo gak marah?"

Bella tersenyum kemudian menggeleng. "Enggak. Buat apa juga gue marah?"

Antaris juga ikutan tersenyum. Kemudian, tangannya terangkat untuk mengacak-acak rambut Bella gemas. Membuat Bella cemberut.

"Ish! Kok diacak-acak, sih?" protes Bella sambil merapikan kembali rambutnya.

Antaris hanya terkekeh pelan, tanpa membalas protesan Bella.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang