19. Laporan

6K 386 36
                                    

Jangan lupa vote:)

Happy Reading ❣️

* * *

Drrtt ... drrtt ...

Arnold yang sedang menghisap rokoknya, langsung terbatuk-batuk akibat suara dering ponselnya. Ia berdecak sebal, kemudian langsung mengangkat panggilan telepon dari temannya itu.

[ Ada apa? ] tanya Arnold to the point.

[ Gue mau ngelaporin sesuatu nih, bos, tentang Antaris. ]

"Apa? ]

[ Menurut gosip yang gue dengar, Antaris pacaran sama Bella. ]

Arnold mengepalkan tangannya erat. [ Ada lagi? ]

[ Nggak bos. ]

"Oke. Kalau ada laporan lagi tentang Antaris, langsung hubungin gue. ]

[ Siap, bos! ]

Tut!

Arnold langsung mematikan sambungan teleponnya dengan tangannya yang masih mengepal erat.

Arnold melangkahkan kakinya ke arah nakas tempat tidurnya, yang terdapat poto Bella di sana.

"Apa benar Bel, lo pacaran sama Antaris?" tanya Arnold sambil mengusap lembut poto Bella.

"Kenapa, Bel? KENAPA DENGAN MUDAHNYA, LO NGASIH HATI LO KE ANTARIS? KENAPA BELLA? KENAPA, HAH?" Arnold langsung melempar poto Bella, kemudian mengacak rambutnya frustasi.

"Gue masih cinta sama elo, Bel." Arnold bergumam sambil menjatuhkan dirinya ke lantai.

"Antaris, sialan! Lo udah hancurin keluarga gue, dan sekarang lo mau rebut Bella dari gue?" Arnold tersenyum menyeringai. "Gak bisa, Ris. Lo gak bakal bisa rebut Bella dari gue. Karena, dengan perlahan, gue bakalan hancurin hubungan lo berdua."

Arnold langsung menyalakan ponselnya, kemudian dengan cekatan ia langsung menelpon seseorang.

[ Ada apa, Ar? ] tanya seorang gadis diseberang sana.

[ Lo kapan balik kesini? ]

[ Kenapa emangnya? Lo kangen ya, sama gue? ]

[ Kagak. Gue ada berita penting nih buat lo, dan ini tentang Antaris. ]

[ Apa, Ar? ]

[ Antaris, dia udah punya pacar. ]

[ HAH?! GAK USAH BOHONG DEH, LO! ]

[ Gue gak bohong, Ra. Makannya, cepetan lo balik kesini. Biar kita bisa hancurin hubungan Antaris bersama-sama. ]

[ Gue bakal balik secepatnya, Ar. ]

[ Oke, gue tunggu. ]

Tut!

Setelah mengatakan itu, Arnold langsung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian, ia tersenyum menyeringai.

"Tunggu kehancuran hubungan lo, Antaris." Arnold meremas kuat kertas yang berada digenggamannya, melampiaskan rasa emosinya.

* * *

Setelah sampai di rumahnya, Antaris langsung melangkah ke kamarnya. Kemudian, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya.

Antaris menatap langit-langit kamarnya. Kemudian, ia tersenyum saat melihat bayang-bayang wajah Bella yang sedang cemberut. Terlihat menggemaskan.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang