Barista itu sekarang menyadari bahwa meskipun pelanggan ini tampan, tapi itu bukanlah ketampanan yang biasa dan bermartabat. Ada sedikit pancaran rayuan yang sangat menggoda di matanya. Wajahnya memanas tanpa bisa dijelaskan dan ia bergegas menghindari tatapan pelanggan itu, menundukkan pandangan untuk meracik pesanannya.

Untungnya, kurir kedai kopi datang pada saat itu. Barista pun segera menemukan pengalih perhatian. Ia memanggil si kurir ke belakang counter untuk memverifikasi daftar pesanan.

Kurir itu adalah seorang pria muda, berusia sekitar dua puluh tahun, penuh dengan gairah masa muda. Ia masuk ke kedai kopi dengan naungan cahaya senja yang berwarna keemasan. Kulitnya gelap. Ia tersenyum, memamerkan mulut yang penuh dengan gigi putih kecil, dan menyapa barista itu dengan penuh semangat. "Halo cantik! Kau terlihat bahagia hari ini. Pasti usahamu sedang lancar?"

Barista itu hanyalah seorang karyawan yang tidak begitu memperhatikan bagaimana bisnis kedai kopi ini berjalan. Mendengar sanjungan yang salah tempat ini, ia melambaikan tangan, tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. "Ya, benar. Sekarang, bekerjalah. Saat kau selesai, aku akan memberimu segelas air es."

Kurir itu memekik gembira dan menyeka keringat di keningnya. Di sudut dahinya, ada bekas luka berbentuk bulan sabit kecil, seperti Hakim Bao dengan tongkat tertancap di tempat yang salah.

*Bao Zheng, hakim Dinasti Song yang dipandang sebagai simbol keadilan, sering digambarkan punya bulan sabit di dahinya.

Sementara barista itu meracikkan pesanan pelanggan, kurir itu membereskan daftar pesanan dalam satu gerakan dan melapor lagi. Ia bersandar di counter menunggu air es dan mengajak mengobrol, "Kakak cantik, apa kau tahu di gedung apa Chengguang Mansion itu?"

"Chengguang Mansion?" Barista berpikir nama itu agak familier, tetapi ia tidak begitu ingat, jadi ia menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu. Kenapa?"

"Oh ...." Kurir itu menunduk dan menggaruk bagian belakang kepalanya. "Tidak ada apa-apa. Kudengar mereka sedang mencari kurir."

Barista itu tidak terlalu memperhatikan dan tidak menyadari kebohongan kecilnya yang tidak begitu kentara. Sambil menutup cangkir kertas, ia dengan santai berkata, "Aku bisa membantumu menanyakannya." Lalu, ia berganti menatap pelanggan. "Minumanmu, Tuan. Hati-hati, ini panas."

Mungkin, pelanggan tersebut tidak punya hal lain untuk dilakukan. Ia menatap kurir itu dan berkata, "Chengguang Mansion tidak berada di gedung perbelanjaan. Itu adalah klub pribadi yang berada di belakangnya. Apa ... mereka masih mencari kurir? Aku juga akan ke sana, bagaimana kalau aku mengantarmu sekalian?"

Barista itu akhirnya menyadari ada sesuatu yang tidak beres dan dengan ragu menatap si kurir muda itu. "Klub pribadi? Untuk apa klub pribadi membutuhkan kurir?"

Kurir itu mendapati bahwa kebohongannya telah terungkap. Ia tersenyum kaku, dan .... setelah mengangkat air es serta daftar pesanan, ia lari dalam sekejap.

Di belakang jantung pusat perbelanjaan Distrik Timur yang terang benderang, ada area besar yang dipenuhi tanaman hijau dan taman alam buatan manusia. Satu kilometer ke dalamnya, kau akan menemukan tempat tinggal mewah para elit bertebaran secara di sekeliling pusat taman alam. Mereka membangun tempat tinggal di sini, karena 'kesunyian' itu sendiri tidak berarti apa-apa; hanya 'menemukan kedamaian di tengah lingkungan yang bising' lah yang bernilai tinggi.

Segala jenis tempat mewah dengan tingkat gaya yang berbeda-beda tersusun dari perimeter taman alam. 'Gaya' adalah porosnya; semakin masuk ke dalam, harganya semakin mahal, dan semakin dekat ke jalan harganya semakin murah.

Di antara mereka, sebuah tempat yang paling baik, paling mahal, dan paling 'gaya' adalah Chengguang Mansion.

Pemilik tempat ini tidak hanya kaya; sebagai pretensi budaya, pencapaiannya sangat luar biasa. Halaman kecilnya telah direnovasi dengan gaya kuno. Sekilas pandang, itu tampak seperti Situs Budaya dan Sejarah yang dilindungi. Itu baru selesai belum lama ini, dan untuk memamerkannya, pemiliknya mengundang sekelompok teman yang kaya dan terhormat untuk datang dan melihatnya. Beberapa datang untuk bersosialisasi, beberapa untuk mendiskusikan bisnis, beberapa hanya untuk menyokong kelompok kecil mereka. Ada banyak orang yang mengendus acara tersebut dan datang untuk ikut bersenang-senang, berniat menggunakan wajah dan tubuh mereka sebagai tiket. Tempat parkirnya penuh dengan mobil mewah dalam berbagai bentuk, dan pesta meriah Vanity Fair telah disiapkan.

[end] Silent ReadingWhere stories live. Discover now