20 ||

170 13 0
                                    

Tidak terasa, Adel dan Donald sudah naik kelas 12, banyak hal yang mereka lewati. Mulai pelajaran sekolah, kebersamaan, kejengkelan jika dikasih tugas oleh guru, beribu alasan agar bisa masuk kelas walaupun telat, pura-pura ke kamar mandi biar lewat kelas gebetan, caper ke kakak kelas, dan masih banyak hal lagi yang berkaitan dengan sekolah.

Tempat untuk belajar banyak hal, mulai dari matematika, Ipa, kimia, sosiologi, bahkan belajar apa itu sopan santun, berinteraksi terhadap sesama, saling mengerti, dan saling mencintai. Bahkan hal yang tidak ada di sekolah pun, kita bisa belajar dengan sendirinya. Yaitu belajar melupakan seseorang yang kita sayang entah dia sudah ada yang punya atau hanya memberikan luka.

Saat naik kelas 12, Adel dan Donald mulai fokus untuk belajar dan tidak terlalu sering bersamaan apalagi bermesraan. Sesekali Donald main ke rumah Adel untuk belajar bersama sekaligus mencari perhatian calon mertua. Donald dan Adel telah menjalin hubungan sekitar 1 tahun 6 bulan.

Kring! Kring!

"Halo!"

"Hai Bayi besar! Kamu lagi di mana?"

"Lagi di ruang tamu, kenapa? Kamu mau main ke rumah?"

"Enggak bisa nih. Aku lagi sibuk kerjain tugas"

"Ohh, ya udah lanjut aja kerjainnya"

"Temenin, yaa!"

"Iya, aku juga lagi kerjain tugas nih! Bahasa Inggris"

"Okey!! Mama sama Papa ada Del?"

"Gak ada, Abang juga lagi pergi ikut Mama dan Papa. Aku senduri di rumah"

"Yah, ya udah aku temenin dari sini, ya"

"Iya"

"Eh, kamu paham gak sih materi yang diajarin selama belakangan ini?"

"Ya paham sih, tapi kalo udah di rumah lupa lagi"

"Nanti kita belajar bareng ya"

"Iya. Awww!"

"Sayang, kamu kenapa??"

"Magh aku kambuh, Donald"

"Kamu di rumah, 'kan? Aku otw, ya!"

"Tugas kamu gimana?"

"Itu belakangan, yang terpenting kamu dulu, Sayang"

"Iyaa. Hiks! Sakitt!"

"Iya, tahan sebentar Sayang, aku ke sana sekarang. Jangan kemana-mana"

Adel mematikan ponselnya dan berusaha melangkahkan kakinya untuk mengambil minuman di dapur. Sayangnya, seketika sakit di perutnya mulai menyeruak hingga Adel menghentikan langkahnya dan terus merintis kesakitan sambil memegangi perutnya.

Tak kuasa menahan sakit, kaki Adel tidak kuat menahan beban hingga membuat Adel jatuh pingsan. Wajahnya nan pucat dan tubuh yang lemah, membuat Adel tidak berdaya.

Tidak lama setelah itu, Donald tiba di depan rumah dengan membawa makanan kesukaan Adel, sate ayam dan soto daging.

"Permisi ... Adel! Sayang!" panggil Donald sambil mengetuk pintu rumahnya.

Tok ... Tok ... Tok....

"Sayang! Bukain pintu dong," ujar Donald kemudian mencoba membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci.

"Astaga, Adel! Sayang!" ujar Donald dengan panik sambil mengangkat kepala Adel berada di pangkuannya.

"Sayang! Bangun!" Donald terus mengelus pipi Adel dengan lembut dan mengangkat Adel ke sofa ruang tamu.

HELLEVATOR (END)Where stories live. Discover now