5 ||

322 24 1
                                    

Akhirnya Adel pulang bersama Nathaniel dengan mobil merah yang dikendarainya. Nathaniel mengantarkan Adel sampai di rumahnya. Lalu orang tua Adel keluar dan menyambut dengan baik.

"Permisi Tante, Om saya Nathaniel Gio Alfaro kakak kelasnya Adel. Saya izin pamit pulang dulu, ya Tante, Om," ujar Nathaniel yang berada di depan pintu rumah Adel yang lumayan megah.

"Eh gak mau masuk dulu, Nak?" tanya Andre, Papa Adel.

"Enggak usah Om. Saya langsung aja," tutur Nathaniel.

"Ya sudah kalau begitu, hati-hati, ya," pesan Ester pada Nathaniel.

"Iya Tante. Del, gue duluan, ya," pamit Nathaniel pada Adel.

"Iya. Hati-hati, ya, Kak," sahut Adel yang disenyumi oleh Nathaniel.

Nathaniel pergi meninggalkan Adel. Seketika orang tua Adel bertanya dan heran siapakah cowok itu. Begitu pula dengan Albert yang penasaran siapa Donald dan sekarang Nathaniel. Beginilah punya adik perempuan yang sering didekati pria. Harus waspada.

"Ma, Pa Nathaniel itu temen aku, dia beda kelas sama aku," jelas Adel pada orang tuanya.

"Cuma temen, ya? Kalo lebih gak apa-apa, Nak. Mama akan dukung kamu kalau dia anak baik," sahut Ester pada Adel.

"Ya udah sekarang mandi sono lo, bau asem," kelakar Albert pada adik kecilnya ini.

"Iye bawel lo!" gertak Adel lalu menuju ke kamarnya.

Adel pun mandi dengan air hangat. Ia merebahkan dirinya di bath up kamar mandinya. Merelaksasikan pikirannya akibat memikirkan tugas sekolah yang semakin hari semakin bertambah.

Saat sedang menutup mata, tiba-tiba muncullah sosok Donald sambil tersenyum pada lamunan Adel.

"Idih! Kenapa muncul muka dia?" gerundel Adel terkejut.

Akhirnya Adel membersihkan tubuhnya lalu mengeringkan dengan handuk. Setelah kering, Adel keluar dari kamar mandi dan membuka balutan handuk untuk berganti pakaian.

Adel turun ke lantai bawah ke ruang tamu. Betapa terkejutnya Adel saat bel rumahnya berbunyi. Adel keluar dan melihat ternyata Nathaniel datang untuk mengajaknya jalan tanpa ada janjian. Memang, ya yang dadakan gak akan pernah jadi wacana doang :)

"Malam Del," sapa Nathaniel pada Adel.

"Kok Kakak malem-malem kesini? Ngapain?" tanya Adel heran.

"Mau belajar dong," sahut Nathaniel.

"Belajar? Kita 'kan beda kelas, beda angkatan juga. Ngaco lo, Kak," kekeh Adel.

"Iya, belajar menjadi calon suami yang baik, hehe," gombal Nathaniel dengan mengeluarkan jurus senyumannya yang manis itu.

"Ahahaa, basi banget, tapi oke lah gue hargain. Ya udah masuk dulu," ajak Adel pada Nathaniel.

"Ma, Pa, ada tamu nih!" seru Adel namun tidak ada sahutan dari siapa-siapa.

"Bibi, Mama sama Papa kemana?" tanya Adel pada Bi Tina yang sedang berjalan ke arah dapur.

"Oh, Nyonya sama Bapak lagi keluar Non, paling sebentar lagi pulang," jelas Bi Tina pada Adel.

"Oke makasi, Bi. Oh, iya tolong buatkan minuman, ya Bi untuk Nathaniel," tutur Adel.

Bi Tina memberi hormat kepada Adel. "Siap, Non. Laksanakan!"

"Hahaha! Iya Bi, makasi, ya," kekeh Adel melihat tingkah Bi Tina yang begitu antusias.

"Eh, sebentar aku panggilkan Abang dulu, ya, Kak." Adel beranjak dari kursi dan ingin berjalan namun tangannya dicekal oleh Nathaniel.

HELLEVATOR (END)Where stories live. Discover now