7 ||

214 21 1
                                    

Keesokan harinya, seperti biasa Adel kembali bersekolah dengan semangat. Adel bertemu dengan Jessy. Mereka bercanda dan tertawa tanpa tahu ada seseorang yang memperhatikan.

"Del, gue mau cerita sama lo," tutur Jessy pada Adel.

"Apa tuch? Hahaha," kekeh Adel.

"Nanti yak pas istirahat kita ke kantin, nanti gue ceritain," sahut Jessy lalu pergi ke kelasnya.

Adel pun menyusuri koridor kelas lalu masuk ke kamar mandi untuk berkaca. Betapa terkejutnya Adel melihat teman sekelasnya dibully oleh Clarisa dan Celina. Kelakuan mereka adalah berjoget-joget gajelas di depan teman Adel hingga Mirna, tema sekelas Adel bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Adel menghampirinya dan menyiram Clarisa dengan air karena telah menganggu teman sekelasnya.

"Gue peringatin sama lo jangan pernah gangguin temen-temen gue!" hardik Adel membela Mirna.

"Siapa lo ngatur-ngatur gue? Hah?!" Celina menjambak rambut Adel hingga Adel kesakitan.

"Lari Mirna!" perintah Adel pada Mirna.

"Makasi, ya Del!" seru Mirna lalu pergi meninggalkan Adel yang disiksa oleh Celina dan Clarisa.

"Mau kita apain lagi nih si pahlawan kesiangan?" tanya Celina pada Clarisa masih menjambak rambut Adel.

"Siksa lah wkwk," ujar Clarisa bersemangat.

"Kita ceburin aja kali ya di kolam renang?" usul Celina memberikan ide yang menurutnya cemerlang.

"Hayu lah." Clarisa dan Celina menyeret Adel ke arah kolam renang di belakang sekolah.

"Makanya lo jangan macem-macem sama kita," pekik Celina.

"Heh! Gue itu nolongin Mirna bukan mau nyari masalah sama lo yang gak penting!" hardik Adel pada Celina.

"Gak usah sok baik! Lo itu gak pantes tau gak jadi malaikat kesiangan!" decak Clarisa.

"Biasalah Clar, anak yang caper sama Donald, iya, 'kan?!! Ngaku lo!!" timpal Celina membuat Adel merintih kesakitan karena perutnya ditinju oleh Celina.

"Ahhh!" rintih Adel tidak berdaya.

Adel berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman Celina namun ia tidak bisa karena tenaganya begitu kuat.

'Ya Tuhan, aku harus apa? Aku gak bisa melawan mereka dan aku gak bisa berenang. Aku takut! Tuhan, kumohon kirimkan seseorang untuk menolongku. Kalau dia perempuan aku akan menganggapnya sahabat dan kalau dia lelaki, aku akan menjadikannya pacarku,' batin Adel sambil memejamkan matanya.

Namun, doanya belum terkabulkan hingga Celina mendorong Adel ke dalam kolam renang yang tingginya 3 meter. Walaupun Adel memiliki tubuh yang tinggi, tetap saja ia tidak bisa berenang. Ia hanya meronta-ronta agar bisa menyelamatkan dirinya.

"TOLONG! AKU GAK BISA BERENANG!" teriak Adel dengan napas yang tida teratur.

"Haha mampus lo!" Celina dan Clarisa meninggalkan Adel sendirian.

"Adel!" jerit seseorang dari jauh.

Byur!

Nathaniel menyelam dan mengangkat Adel yang sudah tidak sadarkan diri dan begitu lemas. Nathaniel membaringkan Adel di pinggir kolam dan menepuk pipinya. Memompa dada Adel agar air bisa keluar namun usahanya tidak membuahkan hasil.

Hingga jalan satu-satunya Nathaniel memberikan nafas buatan kepada Adel. Nathaniel membuka mulut Adel dan memasukkan mulutnya dan memberikan nafas buatan untuk Adel.

"Uhuk! Uhuk!" Adel memuntahkan air kolam.

"Akhirnya lo sadar Del!" ujar Nathaniel dengan lega.

HELLEVATOR (END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα