6 ||

245 24 1
                                    

"Del, udah nunggu lama, ya?" ujar seseorang itu pada Adel.

"Engga kok, baru aja sampai," ujar Adel pada Jessy.

Ya, Jessy sahabat Adel yang menjadi incaran Donald. Memang sih, Jessy Catherina adalah cewek yang multitalenta, cerdas, bisa masak, dan cantik. Adel merasa insecure saat berada dengan sahabatnya. Namun, Adel sekali berpikir kenapa harus iri? Sedangkan Tuhan sudah menciptakan manusia begitu sempurna dan menaruh keunikan yang berbeda di masing-masing manusia.

"Adel, gue mau cerita sama lo," tutur Jessy pada Adel dengan manja.

"Kenapa?" tanya Adel antusias.

"Gue ngerasa Donald tuh deketin gue gitu. Padahal 'kan gue risih kalo disukain sama cowo," keluh Jessy pada Adel.

"Berarti lo suka sama cewe, Jes?" Pertanyaan Adel membuat Jessy tersedak saat meminum minumannya.

"Uhuk! Uhuk!"

"Eh, maaf, Jess." Adel menepuk pundak Jessy agar lebih tenang.

"Gila lo! Gue masih normal, Del. Maksud gue tuh gue risih aja ada yang deketin. Lo tahu 'kan gue tuh type orang yang gak mau pacaran dulu," jelas Jessy penuh wibawa.

"Iyaaa cenayang," kekeh Adel pada sahabatnya yang lucu ini.

"Cenayang?" Jessy menaikkan alisnya tanda tidak mengerti.

"Sama aja kayak sayang, Jess wkwk."

"Oalah."

Kalo gue jadi lo sih beruntung banget bisa dideketin sama cowo kaya Donald. Dia udah ganteng, baik, pengertian, incaran kaum hawa di sekolah, ketua geng motor, tapi sifatnya bikin kesel sih. Eh kenapa gue mikirin Donald? Dia 'kan cowok labil!' batin Adel pada diri sendiri membuat Jessy heran karena Adel memukul kepalanya dengan pelan.

"Lo kenapa Del?" tanya Jessy.

Adel tersenyum lebar. "Eh, gapapa kok."

"Lo gimana sama Nathaniel, Del?" tanya Jessy lagi.

"Ya, gimana, ya. Gue nyaman sih tapi dia kaya gitu, dia gak jadi jemput gue dan gak ngabarin juga. Jadi males aja," geram Adel sambil memakan burger yang telah ia pesan.

"Bener ya kata orang. Cewe kalo lagi galau atau sedih pasti makan. Karena di saat makan, dunia terasa jauh lebih baik dan mood juga lebih tenang aja," ungkap Jessy sambil menatap Adel.

Tiba-tiba ponsel Jessy berbunyi. Ternyata orang tuanya menyuruhnya untuk segera pulang. Meninggalkan Adel hang sedang galau karena diberi harapan palsu oleh Nathaniel.

"Jess, i am sorry, i have to go now. Are you okay?" tanya Jessy memastikan kepada Adel.

"Yes! I'm okay. Ya udah sana nanti dicariin," ujar Adel lagi.

"Okey, dadah!" pamit Jessy meninggalkan Adel sendiri.

"Hati-hati, ya!" pesan Adel kepada Jessy yang sudah jauh sambil melambaikan tangan.

Adel akhirnya membayar makanan dan memutuskan untuk pulang ke rumah dengan berjalan kaki. Hari mulai gelap, Adel menyusuri jalan ke rumahnya karena cafe yang ia datangi lumayan jauh dari rumahnya.

"Gapapalah jalan kaki sekalian olahraga," gumam Adel pada diri sendiri.

Saat Adel sedang berjalan, tiba-tiba seorang cowo jatuh dari motor bersama temannya.

Brakk!

Dengan sigap Adel menolong orang tersebut. Namun, anehnya ketika Adel ingin menolong mereka, salah satu dari mereka merampas tas Adel. Adel menjerit ketakutan, sayangnya penjahat tersebut mengancam dan mengeluarkan benda tajam dekat leher Adel, agar Adel diam dan penjahat yang satu lagi bangun agar bisa kabur.

HELLEVATOR (END)Where stories live. Discover now