BAB 34 : AILEEN TUMBANG

8.2K 1.5K 56
                                    

hari ini double up 😽 baca bab 33 ya kalau engga entar ga paham sama alur nya

cuss langsung baca 😻

~~~

Semua kembali berjalan normal. Yang berbeda Lunar dan Elios mencoba mencari cara Aileen agar tidak tumbang di tengah pertandingan nanti. Mereka sepakat jika Aileen tersetak sedikit saja dan hilang keseimbangan maka salah satu dari mereka akan mengambil alih tubuh nua dan membawa Aileen keluar dari lapangan saat itu juga.

Aileen kembali ke dalam lapangan. Di kelas terakhir nya ini hanya ada satu kelas berisi tiga puluh murid dan tidak semua adalah tipe petarung. Beberapa dari mereka adalah peramu.

Pertandingan terasa berjalan lebih cepat dari yang Aileen kira. Kini tersisa babak final.

Emely yang masih duduk di bangku penonton merasa kesal dengan keadaan Aileen yang masih baik-baik saja.

Apa gadis itu dewa?

Emely terus menggigit kuku jari penuh frustrasi, sedangkan Ash dan Nicholas yang menyadari tingkah aneh Emely merasa curiga dengan kegelisahan gadis itu.

"Final kali ini akan sedikit berbeda dari sebelumnya. Kalian harus mengakhiri pertandingan ini dalam waktu lima menit, dan penilaian nya dari seberapa kreatif kalian meminjam kekuatan dari familiar Kalian berdua." Terang sang wasit yang sedikit berbeda penampilan dari wasit sebelum nya.

Aileen melirik Marvin. Maniak sihir itu yang melakukan nya.

Itu wajar dengan Lunar yang sendari tadi ingin pergi, tapi tidak Aileen izin kan. Aileen tau apa yang akan naga hitam itu lakukan. Membuat Emely merasakan neraka. Itu tidak akan terjadi lagi meskipun Aileen menginginkan itu terjadi sekarang.

"Semua berdiri di dalam lingkaran yang sudah di siapkan."

Aileen berdiri di dalam lingkaran yang berada di ujung lapangan. Begitu pun juga lawan nya.

"Semua bersiap menggunakan kekuatan pinjaman."

Lawan Aileen adalah seorang laki-laki berbadan kekar. Segera dia berubah, menyatu dengan familiar nya. Jubah zirah besi yang terlihat mengikat dan juga dapat Aileen lihat familiar nya ber elemen tanah.

Semua seakan menanti perubahan Aileen. Aileen tidak pernah melakukan penyatuan dengan Lunar mau pun Elios. Ini cukup gawat. Aileen hanya berharap salah satu dari mereka sekarang mau di ajak bekerja sama.

Gaun merah sepanjang selutut dan juga sedikit terbuka pada bagian atas tidak menutupi kedua bahu nya. Sebuah sarung tangan hitam transparan melekat di kedua tangan nya. Sebuah pistol perlahan muncul berada di genggaman nya. Semua tercengan dengan penampilan Aileen.

*yang kepo sama visual Aileen lihat cover aja kok, sama^^

"Dalam hitungan ke tiga. Satu!"

Sorakan semakin ricuh. Bahkan penghalang di perkuat dari sebelum nya. Mungkin Marvin takut Lunar dan Elios mengamuk.

"Dua! Tiga! Mulai!"

Segera serangan dari dalam tanah mencuat di depan Aileen. Aileen yang untung nya punya refleks yang bagus berhasil menghindari nya. Aileen berharap bisa menembus baju zirah yang seakan lawan nya banggakan itu. Aileen benci lelaki yang menjadi lawan nya di final ini?

"Hahaha! Bagus Aileen. Terus. Terus hibur aku!"

Lihat, dia menyebalkan. Jika Marvin adalah maniak sihir maka dia maniak petarung.

Geo tidak memberi Aileen waktu hanya untuk bernapas saja. Lelaki itu terus menghujani semua sihir yang dia punya. Ini lah keuntungan dari teman sekelas. Mengetahui tipe sihir dan pola serang mereka.

Aileen cukup tau Geo orang yang seperti.

"Apa hanya ini serangan mu bocah?" Tanya Aileen yang memang sengaja menyulutkan amarah lelaki itu.

"Berani sekali kau meremeh kan ku! Kau hanya gadis desa yang sedang beruntung di bimbing langsung oleh penyihir agung Marvin, itu saja tidak lebih. Lagi pula selama setahun ini kau kemana saja, huh? Aku yakin kau sedang menikmati waktu bermalas malasan mu." Cerca Geo yang tidak ingin kalah adu mulut dengan Aileen.

Andai saja. Andai saja kau berganti tempat dengan ku selama sehari saja. Sehari saja kau dapat merasa kan neraka. Bahkan Kenzo si mulut ember itu semakin membuat ku kesal, sama seperti kedua putra bungsu nya yang terus menanyai ku bermacam hal.

"Kau tau neraka? Aku baru saja mengunjungi nya kemarin." Seru Aileen menghampirinya dan memukul kesal zirah besi yang terlihat cukup tebal itu.

Geo terpental sejauh beberapa meter dari Aileen. Aileen melangkah mendekati. Aura yang Aileen keluarkan membuat terlihat membentuk seekor naga di belakang mya. Itu Lunar.

Sorot mata tajam yang seakan akan memangsa familiar milik Geo membuat nya menyeringah.

"Apa kau masih ingin melanjutkan pertandingan ini?" Tanya Aileen masih memberikan kesempatan lelaki yang sudah terkulai di depan nya bersandar dengan dinding penghalang transparan terbuat dari sihir.

"Tidak, aku tidak akan kalah. Malam ini. Malam ini aku akan mengajak sang putri kekaisaran matahari berdansa dan menceritakan seberapa hebat nya aku mengalahkan anak didik seorang penyihir agung!" Teriak Geo yang tidak ingin kalah begitu saja.

Apa?! Apa dia tau malam ini debut ku?

Bukan kah undangan yang tertera hanya acara pesta biasa karena kaisar muncul.

Aileen menyinggung senyuman. Menatap remeh Geo. "Aku yakin sang putri tidak akan mau mengobrol dengan mu. Bahkan jika ada kesempatan berdansa dia lebih memilih pria tua yang sedang menonton disana." Tutur Aileen menyilangkan kedua tangan dengan menunjuk Marvin dengan dagu nya.

Perlahan baju zirah besi Geo terlihat menghilang.

"Tiga menit telah berlalu!"

Aileen segera menodongkan pistol nya. Jarak mereka hanya dua meter dari tempat Geo masih terkulai. Dengan baju zirah yang sudah retak dan hampir berlubang karna Aileen tinju tadi.

"Apa ada kata terakhir?" Tanya Aileen yang sudah merasa sakit itu perlahan datang. Aileen berusaha kuat di depan Geo yang sudah terkulai lemah.

Geo tersenyum. Meringis dengan rasa sakit di bagian perut nya. "Apa kau pikir aku akan mati begitu saja dengan senjata apa lah itu?"

Dia meremehkan ku.

DOR!

Satu peluru melewati telinga Geo.

Geo segera terdiam setelah mendengar suara nyaring melewati daun telinganya. Dapat dia rasakan keluar cairan berwarna merah dari telinga nya.

"Waktu kita tidak banyak, Tuan. Aku sedang terburu-buru sekarang." Tatap Aileen dengan netra hanzel menyala terang. Tatapan nya yang terkesan dingin itu lah Aileen sekarang.

Satu peluru yang lolos melewati telinga Geo itu berhasil menembus penghalang lima lapis dan berhasil membuat nya hancur karena gelombang suara rendah dari pistol Aileen.

Semua terdiam. Sedangkan Aileen yang masih belum menggunakan kekuatan pinjaman nya hanya diam menodongkan pistol ke bangsawan di depan nya.

Tanpa Aileen sadari penglihatan nya semakin buram dan Aileen ambruk detik terakhir yang tidak semua orang sangka.

Pistol dan gaun merah yang dia kenakan seketika leyap dalam serpihan sihir sebelum dia jatuh. Berganti dengan kemeja putih dan celana hitam.

Semua diam melihat apa yang mereka tidak sangka. Senyap hanya menatap gadis yang tiba-tiba pingsan di tengah pertandingan.
.
.
.
see you next chapter 👋🐱

DARAH KAISAR I & II [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang