BAB 33 : MARVIN KHAWATIR

7.9K 1.5K 37
                                    

Semua berjalan baik sebelum debut Aileen nanti malam. Hari penentuan Aileen lulus dari academy adalah hari ini.

Kamar sederhana yang menghadap ke timur segera akan menemukan pemilik baru nya. Kemeja putih dengan renda di dada dan juga celana hitam yang Aileen kenakan untuk pertandingan nanti. Sebaiknya nanti tidak perlu menggunakan melakukan penyatuan dengan Lunar dan Elios. Yang ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Aileen menghela napas panjang. Mengikat kembali tali yang masih berjuntai. Mengecek kembali apa yang dia perlukan sebelum pertandingan nanti dimulai.

"Aileen."

"Hm, iya apa?" Jawab Aileen saat Elios memanggil.

"Apa kami tidak bisa iku tampil? Ayo lah biarkan kami tampil." Rengek Elios yang juga ingin dipanggil seperti para familiar lain nya.

Aileen tau keinginan mereka, tapi meskipun tidak di panggil sekali pun mereka selalu mengambil alih tubuh nya. "Setelah debut ku nanti malam. Semua akan lebih jelas. Sekarang kalian tahan saja dulu."

Bisa jadi masalah jika familiar yang terdata oleh academy adalah kedua ekor kucing dan tiba-tiba berubah menjadi naga. Dia bisa dapat masalah.

Aileen bercermin. Melihat pantulan diri nya. Aileen kembali melihat wajah nya. Setidak nya sekarang wajah antagonis itu masih melekat.

"Ayo." Ajak Aileen ke Lunar dan Elios.

Sebelum pertandingan di mulai Aileen sedikit tersendat di tengah jalan. Para junior yang banyak memberikan dukungan dan juga Emely yang tiba memberikan Aileen sebuket bunga tulip putih. Memberikan dukungan dengan senyum polos itu.

"Semoga matahari melindungi mu."

Aileen menerima. Setahun ini Aileen tidak menjadi karakter yang Emely ingin kan. Bagaimana rasa nya? Frustrasi kah kau Emely?

Aileen tersenyum, mencium bunga lily yang baru saja Emely berikan. "Terima kasih."

Aileen melenggang pergi. Tanpa dia sadari Emely tersenyum lebar yang tidak pernah Aileen lihat. Lunar dan Elios masih berada di belakang. Mengikuti Aileen dengan ke empat kaki kecil kucing mereka.

"Luu, apa kau ingin mencium nya?" Tawar Aileen yang mendapat gelengan begitu pun juga Elios.

Aileen ingin membuang bunga tulip dari perempuan bodoh itu. Apa dia tidak bisa lebih rapi sedikit memberikan mantra di bunga ini?

Dapat Aileen lihat berkas serpihan mana di sekitar bunga. Warna gelap yang tidak pernah dia lihat. Aileen lekas membawa dan menaruh nya di ruang tunggu. Berharap seseorang tidak mencium atau pun membawa nya pergi.

Aileen dipanggil pertama. Menjadi orang pertama yang melakukan pertunjukan dan lawan nya adalah Mark.

"Hai, Mark."

Entah kenapa tiba-tiba Aileen merasa tidak enak badan. Bahkan suara nya terdengar serak. Mark yang mengetahui nya berniat menghampiri Aileen.

"Apa kau merasa sakit? Oi! Disini-"

"Tidak, aku tidak ingin mengecewakan para penonton." Potong Aileen mencegah Mark lebih jauh lagi.

Sorakan yang menggelegar terdengar sangat jelas. Lapangan pertandingan yang terdapat empat pilar di setiap ujung. Batu sihir tingkat tinggi yang berada di setiap pinggir lapangan. Menjadi perlindungan berlapis lima terkuat yang pernah Aileen lihat. Antisipasi dan melindungi para penonton yang rata-rata adalah seorang bangsawan.

"Sebelum pertandingan pertama kita mulai. Alangkah baik nya kedua bintang kita hari ini saling berjabat tangan."

Aileen berjalan mendekati tengah lapangan. Berjabat tangan dengan Mark. Mark yang tau jika Aileen sekarang tidak dalam kondisi prima nya.

DARAH KAISAR I & II [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang