BAB 8 : TERLAMBAT

12.2K 2.2K 6
                                    

Kelas yang seperti di perguruan tinggi dengan papan hijau dan juga seseorang yang dipanggil professor mengajar di depan tentang dasar ilmu sihir untuk hari pertama.

Wanita yang memiliki telinga runcing itu memegang buku cukup tebal sembari menerangkan. Sedangkan Aileen, Aileen harus terjebak di kelas menyebalkan ini dengan Emely yang harus duduk sebangku dengan nya.

Jujur saja. Wanita di depan mengingatkan nya kepada guru sejarah nya yang super membosankan.

"Huwaa~ nyam nyam."

Aileen menguap lebar berusaha menahan kantuk, tapi kelenjar hormon nya sudah memperingati untuk segera tidur. Kelopak mata Aileen yang terasa sangat berat perlahan turun.

"Kau yang duduk di belakang. Rambut hitam."

Semua orang segera menoleh dan menatap siapa orang yang duduk di belakang yang di maksud profesor Casandra.

Aileen yang mendengarnya hanya berdehem dan berusaha melanjutkan tidur nya. Seseorang menepuk pundak Aileen dan itu berhasil merusak mood nya.

"Apa?" Tanya Aileen dingin ke Emely yang ternyata menepuk pundak nya.

Kelopak mata nya perlahan terangkat. Aileen dapat melihat semua orang menoleh kebelakang. Aileen yang penasaran menoleh juga kebelakang. Tidak ada apa pun dibelakang nya, hanya sebuah tembok.

"Kau, gadis muda. Bisa-bisanya kau tidur di kelas ku. Siapa namamu?" Tanya wanita yang dapat Aileen duga setengah elf itu.

"Saya?"

Aileen menunjuk diri nya sendiri yang masih linglung.

"Ya, siapa lagi gadis yang berambut hitam di kelas ku." Seru profesor Casandra yang sudah tersudut amarah.

"Tolong berdiri dan jelaskan tentang awal sihir mulai terbentuk."

Dengan malas Aileen bangkit dan merentangkan tubuh nya ke udara.

"Sihir awal mula terbentuk dari Kaisar pertama yang bermula dari penyihir pertama di zaman nya. Dia ikut ambil perang besar dan mendapatkan gelar Penyihir Agung Aldrich sekaligus pendiri dari academy Xavier de Oxnard juga. Setelah itu tidak lama Kekaisaran mulai terbentuk berawal dari-"

"Cukup, lalu bagaimana dengan lingkaran sihir yang baru saja aku terangkan?"

Semua orang menatap profesor Casandra dan Aileen segera bergantian.

"Lingkaran sihir dibagi menjadi lima tingkatan. Tergantung seberapa rumit lingkaran sihir yang dibuat. Semakin rumit, maka kekuatan sihir yang dikeluarkan akan semakin kuat. Bisa di ambil dari contoh lingkaran sihir Marvin Grafton. Salah satu pahlawan di masa lalu. Tunggu Marvin Grafton?"

Aileen berhenti menerangkan. Gadis itu merenung seperti pernah mendengar nama Marvin Grafton.

Profesor Casandra hanya bisa termenung diam setelah mendengarkan apa yang gadis kecil di depannya jelaskan. Bahkan lingkaran sihir belum dia jelaskan sama sekali tadi. Bagaimana gadis biasa bukan seorang bangsawan dapat tau?

Tidak mungkin kepala sekolah Xavier yang habis aku tolak kemarin itu kan? Iya kan?

Ding... Dong...

Bel pertanda pergantian pelajaran terdengar. Semua orang segera membereskan buku mereka. Termasuk Emely juga. Semua orang segera beranjak pergi. Semua termasuk Aileen yang keluar terakhir dengan Emely yang akhir-akhir ini menempel terus pada nya.

"Aileen, apa kelas selanjutmu?" Tanya Emely memeluk buku nya berusaha menyeimbangi langkah Aileen.

"Aileen?"

"Diam, kau menyakiti telinga ku." Ujar Aileen kesal. Aileen tidak peduli dengan Emely.

"Aileen! Urusan kita masih belum selesai!"

Haduh, siapa lagi ini?

Itu Mark yang berjalan dengan derap langkah nya yang kasar menuju ke arah nya. Aileen tau dia ingin berbicara soal apa.

"Emely, sampai dimana kita tadi? Oh iya, kelas selanjutnya aku ilmu pengetahuan kekaisaran dan benua Adkavar."

Aileen segera menarik Emely pergi sebelum Mark sampai dan membicarakan tentang diri nya yang menolak didikan langsung dari pahlawan sekaligus kepala sekolah, Marvin Grafton.

Jujur saja setelah seminggu penolakan itu hidup Aileen tidak tenang. Emely yang mengekori ku kemana pun, Mark yang mencari Aileen hanya untuk menanyakan masalah penolakan itu, dan juga maniak sihir itu yang terkadang mencari nya muncul tiba-tiba seperti hantu. Hidup di desa lebih baik dari pada di academy.

Merasa sudah cukup jauh dari Mark. Aileen segera melepas tangan Emely yang sendari tadi dia pegang.

Aileen berniat pergi dan membolos kelas hari ini.

"Kau mau kemana, Aileen?"

"Bukan urusanmu." Jawab Aileen menatap Emely dingin yang berhasil membuat nya menciut takut.

Setidaknya wajah antagonis ini berguna saat dibutuhkan. Bahkan penampilan nya saja sudah seperti antagonis.

Aileen segera pergi meninggalkan Emely sendirian dan melangkah menuju tempat terpojok di gedung bagian utara academy. Tempat persembunyian yang pas yang pertama kali dia temukan. Terima kasih untuk kakak nya yang menceritakan detail tentang academy Xavier.

"Akhirnya aku bisa tidur dengan tenang disini." Gumam Aileen senang berjalan kesana, tapi seseorang sudah datang sebelum diri nya.

Siapa?

Aileen hanya dapat melihat punggung lelaki itu yang sama seperti nya memakai seragam academy Xavier yang berwarna merah tua. Rambut nya yang berwarna biru legam dengan hembusan angin yang membuat rambut nya melayang. Rahang yang terlihat tegas dan juga tatapan sendu nya yang menatap ke bawah menambah suasana.

Dia menoleh dan netra kami saling bertemu.

~~~

"Gadis muda! Dan kau Tuan Nicholas Quinvest! Kenapa kalian baru datang ke kelas ku! Kata kan alasan kalian."

Profesor Ann sangat marah kepada kami berdua. Siapa sangka Aileen akan bertemu Nicholas, lelaki kedua yang mencintai Emely dalam diam nya setelah Ash.

Kasta sangat berpengaruh ya di academy ini. Aileen yang hanya orang biasa dan bukan anak yang diseponsor oleh bangsawan tidak pernah di ingat para profesor.

Dapat Aileen lihat di pojok kelas lebih tepatnya di ujung pintu keluar Aileen dapat melihat maniak sihir itu menertawai nya.

Terkutuk kau maniak sihir.

"Apa yang kau lihat! Aku sedang bicara di depan mu!"

Aileen menatap Profesor Ann. "Prof, Anda terlalu membesarkan masalah ini, kami hanya terlambat dan sebaiknya segera menghukum kami itu lebih baik dari pada memberitau alasan keterlambatan kami yang hanya Anda anggap angin lewat." Terang Aileen yang malas menatap profesor Ann.

"Kata siapa? Aku selalu mendengarkan Tuan Quinvest."

Sejujurnya Aileen sangat tidak suka dengan profesor satu ini, sangat tidak suka. Profesor Ann terlalu membedakan murid mengingat lagi hanya Aileen hanya seorang anak biasa yang ada di kelas elite.

Aileen tidak tau seberapa menentang nya para dewan academy menempatkan Aileen di kelas elite karena dia anak biasa bukan keturunan atau disponsori oleh bangsawan. Bagaimana Aileen terjebak di kelas elite? Katakan itu kepada Marvin yang berhasil membuat semuanya diam membisu yang tidak berani menentang keinginannya.

DARAH KAISAR I & II [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang