BAB 12 : MARVIN SI MANIAK SIHIR

11.5K 1.9K 49
                                    

"Apa?"

Mark merasa salah dengar. Dia berkedip beberapa kali dan lebih mendekat ke Aileen.

"Apa aku bisa lompat kelas? Seperti akselerasi."

Ulang Aileen sekali lagi.

"Tidak ada hal seperti itu di academy. Mungkin kau bisa bertanya ke kepala sekolah sendiri." Terang Mark yang belum pernah mendengar kata baru yang di ucapkan Aileen.

Datang ke kantor maniak sihir. Aku menolak.

Mark yang mengetahui raut wajah Aileen yang seketika berubah lebih suram bingung.

"Kenapa? Kau bisa bertemu dengan mudah penyihir agung Marvin bukan?"

"Apa tidak ada orang lain selain dia?"

"Tidak ada, semua keputusan berada di tangan kepala sekolah dan para dewan."

Mata nya yang sendu dan terkesan dingin sekaligus sedih membuat Mark betah menatap wajah Aileen. Mata hanzel yang memikat hati itu berhasil memikatnya sebenarnya.

"Kalau begitu sampai jumpa lagi. Aku ada kelas dasar teknik pedang hari ini." Undur Aileen pergi melewati Mark.

Mark yang masih terpikat dengan salah satu pesona Aileen tidak habis pikir. Bahkan disaat gadis itu pergi. Menatap punggung kecil itu perlahan menjauh membuatnya mendesah paruh. Surai hitam legam sepinggang itu mendayu dayu seiring langkah Aileen menuju kelas selanjutnya.

Lorong panjang dan juga tidak mudah Aileen hafal membuatnya sedikit terlambat ke kelas selanjutnya. Yang membuatnya mendapat hukuman ringan. Menjadi kelinci percobaan tontonan. Sebagai orang bangsawan pedang bukan lah hal asing bagi mereka. Dalam umur mereka yang masih satu digit itu mereka sudah dibekali berbagai ilmu.

"Jika lawan kalian mengancungkan pedang di depan kalian. Hal pertama harus kalian lakukan adalah..."

Kita mulai lagi jadi kelinci percobaan.

"Serang pada pergelangan tangan mereka."

Aileen memang memegang pedang dan seketika kesatria di depan nya itu menyerang secara tiba-tiba. Membuatnya tersontak melompat mundur cukup jauh.

"Kenapa kau menghindar? Seharusnya kau terima serangannya." Tutur salah satu murid disini.

Aileen hanya menatapnya sekilas dan menghiraukannya.

"Tidak, itu refleks yang bagus Nona muda. Kalian bisa mencontoh... Siapa nama mu tadi?"

Aileen menurunkan pedang berkayu nya. "Aileen, sir."

"Kalian bisa mencontoh Nona Aileen. Kau bisa kembali ke barisan Nona Aileen." Mempersilahkan Aileen kembali ke barisan tidak lagi menjadi kelinci percobaan.

Sejujurnya kesatria Matt sangat baik pada ku. Tidak seperti para profesor yang terus mengganggu ku yang membuat mereka merasa jengkel, tapi kesatria Matt tidak mempersoalan kasta ku. Dia melihat ku sebagai seorang murid pada umum nya.

Setelah mempraktekkan serangan dasar berpedang. Kami semua diberikan pedang berkayu yang sangat berat. Aileen mengangkat nya dan ternyata ringan. Tidak seberat dia bayang kan. Kesatria Matt menyuruh kami berlatih memukul orangan jerami selama semenit dan bergantian setelahnya.

Aileen melakukan nya. Pedang yang panjangnya mungkin satu meter lebih sedikit ini dia ayunkan dengan mudah. Memukul orangan jerami dengan mudah.

TUK! TAK! TUK! TUK!

Ketukan keras terdengar nyaring ditelinga semua orang. Setidaknya pelatihan neraka membuahkan hasil di academy sekarang. Siapa sangka kelas pedang kesatria James sangat mempermudahkan nya sekarang.

DARAH KAISAR I & II [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang