BAB 31 : KECUPAN

9.7K 1.7K 35
                                    

Semua kecocokan yang dibantu dengan alat sihir yang sudah di lakukan berulang kali, tidak mungkin salah.

"Kau putri ku. Kau putri ku, Aileen. Jauh kan pikiran buruk mu itu."

Aku tau aku putri mu, tapi itu Aileen bukan aku. Aku orang lain yang sudah mati terjebak di dalam tubuh putri mu.

Aileen masih tidak bisa menerima semua ini. "Aku merasa tidak enak badan. Lain kali kita lanjutkan lagi." Ucap nya tidak ingin menatap wajah Arion, dan terbang kembali ke istana dalam.

Marvin yang menyadari wajah putri nya yang terlihat lebih dingin. Seketika senyum pria itu menghilang saat Arion juga menunjukkan ekspresi yang sama.

Segera seorang pelayan memberikan jas ke Arion, tapi lelaki itu malah memberikan nya ke Aileen.

"Antar dia ke kamar." Perintah nya sembari menatap bawah terus.

Aileen sedikit membungkuk. Berpamitan pergi ke kamar. Sesampai di depan pintu kamar Aileen menyuruh para pelayan tidak usah masuk, tapi mereka bersih keras untuk membantu nya mengganti pakaian.

"Aku bilang tidak usah!" Tutur Aileen yang membuat para pelayan langsung menjaga jarak dengan nya. Aileen yang tidak menyadari nya karena mood nya dalam suasana yang sangat buruk.

Aileen segera masuk dan mereka terus melirik nya membicaraka hal yang pastinya sudah nyaman sekarang di telinga nya.

Di lain sisi Arion yang lekas kembali ke kantor nya tanpa perlu berganti pakaian. Arwin yang bingung bertanya ke Marvin yang mungkin tau, tapi si maniak sihir itu juga tidak tau.

Aileen duduk sebentar di depan meja rias. Menatap wajah seorang antagonis yang seharusnya sekarang sudah mati. Aileen tau Emely yang si protagonis bukan lah seperti kakak nya cerita kan. Bisa dikatakan Emely seakan adalah karakter antagonis sesungguh nya. Bagaimana bisa perempuan itu menghinanya dan membuat gosip yang tidak ada habis nya?

"Kau menginginkan aku menjadi karakter antagonis. Sesuai ke ingin mu, Yang Mulia."

Aileen menuruti nya, setelah insiden hari itu yang dilupakan semua orang. Aileen hanya perlu menjadi penjahat di depan Ash, dan Nicholas. Seperti pada novel mereka akan selalu datang.

Apa Aileen yang sebenarnya masih ada di dalam tubuh ini, atau dia sudah mati saat dia memasuki tubuh nya?

Pertanyaan itu membayangi nya. Bukan kah netra amethyst berarti sesuatu yang buruk akan terjadi, dan sekarang dia baru menyadari nya.

Aileen lekas keluar kamar. Memberikan baju yang dia pinjam tadi yang sudah terlipat cukup rapi.

"Terima kasih, banyak. Aku permisi. Semoga berkah matahari melindungi kalian semua." Ucap Aileen ramah dan masih lupa mengembalikan netra amethyst nya.

"Luu, Ely, waktu bermain sudah habis."

Ketika Aileen memikirkan kedua nya seketika mereka berdua muncul. Aileen menyuruh mereka lekas ikut dengan nya setelah dia berpamitan dengan Marvin.

"Kembali ke asrama dan jangan lupa latihan harian mu." Tutur Marvin yang tidak Aileen dengarkan.

Segera Aileen berteportasi. Dimana dia menunggu Hans biasanya.

Setiap detik menunggunya itu sangat terasa. Lunar dan Elios yang malah tertidur pulas di paha nya menjadi bantalan mereka berdua. Bahkan ketika langit sudah berubah warna ke emasan lelaki yang sendari tadi Aileen pikirkan tidak muncul.

Padahal aku membutuhkan seorang teman sekarang.

Aileen memutuskan segera pergi sembari menggendong Lunar dan Elios. Kembali ke academy di dekat asrama perempuan. Mungkin karena mempunyai hak istimewa setelah menjadi murid pertama di academy yang loncat kelas Aileen mempunyai kamar sendiri.

DARAH KAISAR I & II [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang