BAB 5 : KELAS KESATRI JAMES

17.1K 2.4K 50
                                    

"Angkat bahumu! Apa kau gadis lemah!"

"Tapi aku memang seorang gadis." Gerutu Aileen dalam hati.

Apa yang Aileen lakukan sekarang adalah menggenggam pedang kayu setelah seminggu penuh berlatih membawa ember penuh bolak balik dari sumur ke kandang kuda dan juga jangan lupa latihan tubuh seperti push up. Bahkan kesatria James memberi jadwal latihan pagi dan sore. Waktu santai Aileen semakin berkurang mengingat Lunar yang semakin ketat memberi nya pelatihan sihir mengingat kejadian terakhir kali.

"Hentakkan pedang kedepan seratus kali mulai dari sekarang."

"Apa?!" Pekik Aileen yang tidak percaya.

"Apa itu masih kurang. Lakukan seratus lima puluh kali, cepat!"

Aileen merasa saat melihat kesatri James seperti seorang jenderal yang menakutkan. Tanpa banyak komentar Aileen segera menghentak kan pedang kayu yang terasa ringan seratus lima puluh kali ke depan.

"Satu! Dua!"

"Bagus lakukan itu terus sementara aku pergi berganti penjaga. Lakukan dengan benar. Aku akan mengawasimu dari benteng." Ucap James menatap tajam Aileen yang dari tempat kuda terlihat benteng yang terbentang luas sepanjang perbatasan.

"Ya, sir!"

Kesatri James yang sudah pergi dan sampai di benteng, tempat dimana dia bisa mengawasi Aileen sembari melakukan tugasnya.

Senja bahkan terasa lebih pendek hari ini dan juga malam perlahan menjemputnya. Aileen masih melanjutkan latihan nya sembari istirahat sejenak dan melanjutkan lagi latihan teknik pedang yang dapat Aileen lihat kesatri James sedang menatap nya tajam dari benteng.

"Seratus empat puluh."

Kurang sedikit lagi Aileen kau pasti bisa.

"Seratus empat puluh sembilan. Seratus lima puluh. Haa!"

Segera Aileen membuang pedang berkayu itu dan berbaring diatas tanah setelah berhasil menyelesaikan latihan pedang hari ini.

"A-akhirnya, selesai juga, tapi... Masih ada latihan sihir setelah ini. Aku harus alasan apa ke Elios dan Lunar agar bisa bolos latihan hari ini. Belajar teknik pedang sudah sangat berat hari ini." Gerutu Aileen menatap langit malam yang terlihat bulan yang bersinar terang dengan planet yang terlihat besar berada di dekat nya. Bahkan galaksi yang terlihat indah menuntun nya ingin istirahat lebih lama lagi.

"Tidak Aileen. Kau harus bangun dan mandi hari ini. Air panas, aku datang."

Aileen mencoba bangun membawa pedang kayu ke dalam gudang dan membawa pakaian ganti menuju gua tempat dimana Elios dan Lunar menunggu.

"Aileen, sebaiknya kau makan malam dulu!" Pekik paman Carlos yang melihat Aileen pergi begitu saja.

Aileen hanya diam dan segera membawa sekantung makanan yang terbuat dari tepung menuju gua. Paman Carlos untungnya tidak tau jika Aileen menghabiskan waktu di dalam gua.

Jalan menuju gua yang melewati hutan terasa lebih terang dari yang Aileen ingat. Bunga kecil yang berserakan dimana mana perlahan bersinar terang. Seperti membentuk jalan menuju gua. Aileen tidak kaget lagi. Hembusan angin membawa serbuk bunga yang bersinar itu terbang seperti kunang-kunang.

Gua terlihat di depan mata. Aileen segera mandi sembari makan menunggu Elios dan Lunar datang.

"Meow, Aileen."

Aileen tidak menjawab. Aileen hanya ingin tidur setelah semua ini. Bahkan sepertinya dia tidak bisa berpikir dengan jernih hari ini.

"Maaf, aku tidak bawa daging hari ini." Cicit Aileen segera mengusap seluruh tubuh nya.

DARAH KAISAR I & II [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang