39. Bikin Kesel

Depuis le début
                                    

Bella mengerjapkan matanya. "Malu." setelahnya, Bella menyingkirkan tangan Antaris dari dagunya.

Antaris terkekeh geli, kemudian ia mengacak-acak rambut Bella pelan. "Ayo, kita duduk."

Bella menggeleng. "Aku mau ambil minum dulu, Ris. Haus."

"Duduk atau aku gendong?" Antaris mengancam Bella, membuat Bella mendengkus pelan.

"Iya-iya aku duduk." Bella melangkah ke tempat duduk yang tadi ia duduki, disusul dengan Antaris di belakangnya.

Antaris mengambil ponselnya, lalu ia berikan ke Bella. "Nih, mainin ponsel aku kalau kamu bosen. Aku mau bawa air putih dulu buat kamu." Antaris langsung berjalan ke dapur.

Drrt ... Drrt ...

Bella langsung menyalakan ponsel Antaris, saat ada notif dari seseorang. Ia kepo. Bella membuka aplikasi What'sApp, kemudian jarinya menekan nomor yang tidak dikenal, yang baru saja mengirimi Antaris pesan.

+6281235679086
Blokir | Tambah

Halo Antaris sayang😅😁

Ini aku Aurora

Jgn lupa disve, ya

Lagi ngapain nih?😅😙

Bella bergidik geli membacanya. Bella langsung menyimpan ponsel Antaris di atas meja dengan perasaan kesal.

Antaris yang baru saja datang sambil membawa air putih pun dibuat heran saat melihat raut kesal di wajah Bella. Antaris menyimpan air putih itu di atas meja, kemudian ia duduk di samping Bella sambil memandangi wajah Bella dari samping.

"Kamu kenapa, Bel?" tanya Antaris sambil mengusap lembut rambut Bella.

Bella menoleh. "Kenapa sih si Aurora itu gatel banget sama kamu? Apa aku harus kasih dia obat kortikosteroid agar enggak kegatelan terus sama cowok orang?"

Antaris tertawa pelan. Oh, jadi gara-gara Aurora, Bella merasa kesal? "Iya, kayaknya dia harus dikasih obat itu agar dia enggak kegatelan terus sama aku."

Bella mengangguk setuju. "Oke, kalau gitu, sebelum aku berangkat ke sekolah, aku mau beli dulu obat kortikosteroid buat Aurora."

Antaris lagi-lagi tertawa saat mendengar balasan Bella. Yang benar saja! Tapi, Antaris hanya mengangguk saja, ia tidak mau membuat Bella tambah merasa kesal.

* * *

Setelah dari rumah Bella, Antaris langsung pulang menuju rumahnya. Setelah sampai, Antaris langsung berjalan ke kamarnya. Antaris melempar tasnya asal. Setelahnya, ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah selesai, Antaris memakai kaos warna hitam dengan celana selutut sebagai bawahannya. Antaris melangkah keluar dari kamarnya menuju ruang tengah.

Antaris duduk di samping Ananta yang sedang memakan kue coklat buatan Mamanya.

"Heh, bocil! Bagi dong kuenya," ujar Antaris membuat Ananta langsung menoleh ke arahnya.

Ananta menyembunyikan kuenya di belakang tubuhnya. "Gak mau! Kue ini itu bagian Ananta! Bagian Abang mah ada tuh di kulkas, bawa aja sendili!"

Antaris mendengkus pelan. "Dih, pelit banget lo sama Abang sendiri."

Ananta menjulurkan lidahnya. "Bialin, lah! Abang juga suka pelit sama Nanta!"

"Biirin, lih! Ibing jigi siki pilit simi Ninti! Nyenyenyenye."

Plak!

Antaris memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh Ananta. Adik laknat memang! Sedangkan Ananta, ia melanjutkan kembali memakan kuenya yang tadi sempat tertunda.

Antaris menatap Ananta yang sedang asik memakan kuenya tanpa meminta maaf terlebih dahulu padanya. Antaris harus mati-matian menahan tangannya agar ia tidak kelepasan untuk mengangkat badan kecil Ananta, dan ia akan membuangnya ke tempat sampah!

Saat Ananta ingin memakan kuenya, Antaris pun langsung menepuk tangan mungil Ananta. Membuat tangan Ananta meleset, hingga akhirnya, kue yang harusnya dimasukkan ke dalam mulut malah menempel di hidung mungilnya, membuat hidung Ananta cemong. Sedangkan Antaris, ia langsung kabur.

"AAA ABANGGGG!"

* * *

-To Be Continued-

ANTARIS [LENGKAP]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant