41. Sudut Pandang Aksa

63.3K 5.6K 433
                                    

Hallo

Jangan lupa tekan tombol
di pojok bawah, komen juga

Happy Reading

NB: Ini kilas balik Aksa waktu ktmu Vania yaa


____

Aksa hanya bisa menghembuskan nafas kasar kala nada dering ponselnya berbunyi untuk yang ke-tiga kali dari si penelepon yang sama.

"Angkat aja kali pak, siapa tau penting" ucap Yaris, sekretaris Aksa yang juga ikut merasa risih

"Begini Ris... kalau dulu kamu dikhianati dan dibuang gitu aja, terus sekarang orang itu balik lagi, dan bisa aja dia ganggu kehidupan kamu yang udah bahagia, kamu mau apa?" tanya Aksa. Yaris mengetukkan jarinya diatas meja dan berpikir sejenak

"Bicara, tanya dia maunya apa. Siapa tahu ngajak kerjasama" jawabnya. Aksa menatap malas ke arah sekretarisnya, yang ada dipikiran Yaris hanyalah seputaran pekerjaan, hingga ia lupa mencari pendamping hidup

"Tapi saya serius pak, angkat aja. At least, bapak bukanlah orang yang bisa disamakan dengan dia yang gak perduli gitu aja sama orang lain"

Ucapan Yaris kali ini disetujui oleh Aksa. Ia menatap ponselnya, Aksa tak akan menelepon balik, namun jika saja ponselnya kembali berdering maka ia akan mencoba untuk mengangkatnya

"Kerjaan saya selesai kan Ris?"

"Sudah pak, kita tinggal adakan rapat final untuk kerjasama dengan Kalandra Group" jawab Yaris. Aksa mengangguk paham, tak lama ia bergegas bangkit dari kursinya

"Yasudah, saya pulang duluan. Mau jemput istri saya"

"Yaelah! sekarang bucin banget.." ledeknya. Aksa menatap Yaris sebentar. Beginilah Yaris, jika jam kerja telah usai, maka dia akan berkata seenaknya pada Aksa yang notabenenya adalah atasan

"Berisik kamu, cari pasangan sana. Jangan berduaan sama laptop terus" ucap Aksa yang setelahnya pergi dari ruangan. Sang sekretaris berdecak pelan, atasannya memang tak pernah berkaca diri

"Cih, gak nyadar. Dulu juga dia gitu" monolognya

~~~

Aksa menatap pintu Cafe dengan wajah bosan, dua puluh menit sudah ia menunggu kehadiran seseorang yang akhir-akhir ini kerap kali mengganggunya. Bukan menganggu, lebih tepatnya memaksa untuk melibatkan Aksa dalam permasalahannya

"Maaf ya Sa lama.." ucapnya dengan nafas tersengal.

"Jadi, ada urusan apalagi hingga kamu meminta saya kesini?" tanya Aksa to the point. Vania tak menjawab, ia hanya diam  dan seperti ragu untuk memulai ucapannya

"Sa... a-aku sangat tau kalau salah aku sama kamu banyak. Dulu, bisa-bisanya aku manfaatin orang sebaik dan setulus kamu. Aku tahu kalau aku gak punya malu sama sekali karena datang seenaknya dan minta bantuan kamu..."

"....Tapi aku mohon Sa, bantu aku sekali lagi, mungkin ini yang terakhir kali, bantu aku sembunyi" ucapnya penuh permohonan

Aksa berfikir sejenak, sejak kemarin Vania terus saja mengganggunya. Apa kalian masih ingat orang yang kerapkali menelpon Aksa, that's right! she is Vania.

"Saya udah bilang kan kemarin, saya gak mau terlibat dalam urusan rumah tangga kamu, cukup kemarin saya tolong kamu, itupun gak sengaja" ucap Aksa yang kali ini membuat Vania terdiam, wajahnya begitu lesuh, badannya kurus kering, seperti bukan sosok Vania yang ia kenal dulu

Discovery Of Love (Completed)Where stories live. Discover now