Pandangan Seonghwa 12

Mulai dari awal
                                    

Kali ini Hongjoong tak menunggui Seonghwa sampai masuk rumah. Ia lebih memilih putar balik langsung pulang saja. Besok memang weekend tapi Hongjoong tak tega rasanya merisihkan Seonghwa dengan keberadaan mobilnya. Hongjoong sangat peka kok. Ya tapi sedikit jamet. Tak apa itu bumbu.

"Dek kalau lo mau main ke rumah Seonghwa ajak-ajak gua lah bisa."
Jongho mendengus kasar. "Enak aja kaga ya! "

"Lah nape lo? Pelit amat sama gua."

Hongjoong menghentikan mobilnya, mengeseture Jongho agar pindah duduk menjadi di depannya.

"Elah kak males! Kaga boleh aja emang gua ngerasain punya babu!" walau begitu tetap saja ia pindah duduk menjadi disamping Hongjoong.

"Babu? Lo kata gua babu gitu ya? Anjing lo." Hongjoong menarik pipi yang lebih muda kuat-kuat.

"Aw aw aw kak sakittttttttttt! "

Hongjoong tertawa kecil lalu segera melepaskan tautan tangannya, diusapnya pipi Jongho yang memerah. "Maafin kakak ya, wkwk lagian gua gumush banget sama lo."

"Gumush tuh di jajanin bukannya di cubit heran deh punya kakak sepupu kaya raya tapi jajanin jarang!"

"Awokakakaka, jadi selama ini lo selalu minta gua bawain yupi, cake, marshmallow, seblak itu bukan jajanin?"

Jongho memelototkan matanya gemas, ia mencubit-cubit tangan yang lebih tua darinya. "Enggak ya! Kan itu juga gak tiap hari! "

"Ya ya ya tapi seminggu tiga kali musti banget tuh minta bawain jajanan." Hongjoong mulai menjalankan kembali mesin mobilnya.

"Enggak dong, fitnah banget aku gak sering-sering kaya gitu ya."

"Iya sering."

"Enggakkk!"

"Iyaa!"

"Enggakkkkkkkkkkkkkkkk! "

"Iyaaaaaaa! "

"ENGGAKKKKKK! "

perjalanan asik diselingi perdebatan yang tak mutu, melelahkan tapi dalam lelahnya Hongjoong bernafas lega, setidaknya sepupu bontot paling lucunya itu kadar kemurungannya berkurang.

.
.

"Mereka itu ya kak. Aku masih gak nyangka loh."

Seonghwa mengangguk, "Gak ada mirip-miripnya."

Wooyoung mengetuk-ngetuk dagu menggunakan telunjuk mungilnya. Posenya kala sedang berpikir, sangat menggemoi kan walau tak se gemoi adek Hoho.

"Dah lah aku positif nya mereka selingkuhan. Asli gak ada mirip sama sekali ditambah marga beda bangetkan."

"Iya nih Woo, aku mikir gitu juga." Seonghwa segera menarik tangan yang lebih muda untuk memasuki kediamannya. Seonghwa lelah, Wooyoung pasti tak akan bergerak se inchi pun jika sedang dalam fase keponya.

Langkah kakinya terhenti di depan pintu rumah, terdengar sepi tak seperti biasanya, dan makin lah kaget saat menapaki ruang tengah, itu gelap gulita.

"Kak gelap ish gua takut." Wooyoung merangkul tangan Seonghwa erat. Ia cukup merasa terusik jika berhadapan dengan gelap.

"Bentar Woo aku cek wa dulu."

Seonghwa mengotak-atik ponsel pintarnya. Membuka satu aplikasi asoy buta chattingan.

Asoy fams

Ayah : Dek di rumah sendiri gpp kan?

Ayah : Ayah, bunda dan abang mu pergi ke rumah nenek mu yang lucu nich xixixi

Bunda : Jangan nakal-nakal di rumah. Kalau kamu laper masak ya di kulkas udah ada bahan lengkap. Kalau bisa kamu ajak temen mu buat nginep. Itu yang lucu lucu yang kalau teriak satu kompleks bisa denger.

Lah ke rumah nenek kok ajak-ajak abang. Ntar nenek stress liat pola cucunya yang modelan batu akik itu :"

Wooyoung Bun, kebetulan dia mau nginep kok.

Abang : Dek tolong salamin ya ke dek Wuyu,  bilangin abang suka sama dia

Idih-idih ogah. Mana sudi Wuyu sama modelan kardus indomie macem abang.

Bunda : Udah-udah, pokoknya hati-hati di rumah ya dek. Kita ada kemungkinan pulang besok kok.


Yahhh bun Wuyu bawain cake nih.. Buat hwahwa aja yak :3


Bunda : Enak aja! Simpen di kulkas, besok kalau bunda cari gak ada bunda babuk kamu!

Serem :")


Abang : Rasain wkwk

🖕🖕🖕

"Mereka semua pergi ke rumah nenek wkwk balik besok, bebas kita Young."

"Lah serius?"

Seonghwa mengangguk mantap.

"Gaskeun? "

"Gaskeun lur! "




______________________________________

Pandangan SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang