BAB 23 : PETIR

Mulai dari awal
                                    

Aileen yang Sontak bingung dan dalam dekapan profesor Arion hanya bisa diam. Aileen menoleh sekitarnya. Dia sekarang berada di taman.

"Apa ini sisi lain academy?" Tanya Aileen dengan suara kecil yang dapat di dengar jelas oleh Arion.

"Tidak, ini rumah ku. Ikut aku." Arion segera melepas dekapan nya dan menyuruh Aileen mengikutinya sampai di kantornya yang ada ruang tamu.

"Duduk dan tunggu aku."

Aileen yang masuk ke kantor profesor segera duduk. Gadis ini masih bingung dengan apa yang terjadi dan juga merasa sangat asing dengan ruangan super besar.

Arion lekas keluar dan merubah wujudnya menggunakan topeng yang menutupi separuh wajahnya. Keluar dari istana dalam mencari salah satu pelayan menyuruhnya segera membuatkan minuman.

Arion yang mengikuti salah satu pelayan istana menuju dapur, tapi pelayan itu menyuruh Arion menunggu saja di ruangan nya. Tidak mungkin Arion yang mencoba mencari kebenaran tentang Aileen malah menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.

Kereta kecil yang mengangkut minuman dan cangkir yang sudah disiapkan para pelayan segera Arion ambil alih.

"Biar aku saja. Kalian semua kembali bekerja."

Dalam waktu perjalanan yang cukup memakan waktu. Aileen sembari menunggu melihat seisi ruangan Arion yang dinding nya berwarna pastel berbanding terbalik dengan dinding dan pilar penyangga yang berwarna putih cerah. Bahkan taman di dekat air mancur tadi membuat nya nampak segar.

Meja berukuran lumayan besar seperti milik Marvin juga Arion punya. Bahkan dapat Aileen lihat setumpuk dokumen yang menggunung menanti Arion baca.

Tidak buruk.

KREK!

Pintu terbuka dan kembali tertutup perlahan. Arion masuk mendorong kereta kecil yang mengangkut cangkir dan seiring camilan juga.

"Maaf, membuat mu menunggu lama." Tutur Arion yang sudah tidak memakai topeng dan menyajikan teh untuk Aileen.

Aileen tersenyum dan berterima kasih. Profesor Arion duduk di depan nya. Menyuruh Aileen juga memakan camilan yang sudah dia siap kan. Bukan kah ini artinya profesor Arion adalah seorang bangsawan.

"Anda tidak perlu repot membawa teh. Seharusnya profesor tinggal menyuruh para pelayan."

"Tidak, aku ingin melakukannya sendiri."

Dapat Arion lihat, Aileen mengambil cangkir teh itu dengan kedua tangan. Menyesapnya dengan panas yang masih mengepul. Gadis itu sedikit tersetak kaget dan mengembalikannya.

"Aileen, apa kau pernah melakukan hal seperti tadi?" Tanya Arion perihal petir tadi.

Aileen menggeleng itu pertama kali untuk nya juga. Lagi pula itu hanya kebetulan juga. Saat itu awan mulai mengumpul dan siapa sangka akan langsung ada sambaran petir.

Lagi pula ada yang lebih buruk dari pada sekedar petir bukan.

Sekilas Aileen teringat kejadian dimana dia meledakkan tanah lapang yang membuat para penjaga perbatasan mengejar nya.

Mungkin itu hanya kebetulan Arion.

"Elemen apa yang kau kuasai." Tanya Arion mengganti topik.

"Elemen?"

Aileen ingat jika Elios pernah menerangkan itu. Tapi Aileen sama sekali tidak tau elemen apa yang dia kuasai.

Aileen harap itu bukan yang membuat ledakan seperti terakhir kali.

"Aku tidak tau."

Dia tidak tau? Bukan kah elemen adalah dasar bagaimana dia mempelajari sihir. Apa si maniak sihir itu sedang bercanda? Bagaimana dia mengangkat Aileen sebagai murid nya?

DARAH KAISAR I & II [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang