1. Miya

34.8K 395 4
                                    

PERHATIAN

Cerita ini berisi adegan dewasa
Mohon kebijaksanaan dalam membaca

______________________________________

Miya memandang suaminya penuh cinta. Rambut lelaki itu masih basah. Parfumnya menyenangkan.

"Mas Ryan ganti parfum?" Miya penasaran

Ryan mengecup lembut leher Miya. "Iya, kamu suka?"

"Iya, suka."

Miya memikirkan apa yang dibutuhkan suaminya saat ini. Ah, jaket. Miya mengambil jaket suaminya dari lemari dan meletakkannya di kasur. Di depan pintu, terlihat jemari kekar itu kesulitan mengancing pergelangan kemejanya.

Miya menghampiri suaminya dan bertanya, "Kenapa kamu tidak meminta bantuanku sih, Mas?" Pantas saja susah, lubang kancingnya terlalu kecil.

Ryan tersenyum kecil. Ia mengelus kepala miya dan menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga istrinya yang cantik itu. "Aku sedih jika hal seperti ini saja membutuhkan bantuanmu. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu."

"Mas ini bagaimana," Miya tertawa kecil. "Justru aku yang sedih kalau tidak bisa membantu hal sepele seperti ini. Kita sudah menikah 3 tahun, kenapa masih canggung saja, sih?"

Kadang suaminya yang baik hati ini memang sangat membingungkan. Bukannya memang tugas istri melayani suaminya dengan baik? Seringkali, hal seperti inilah yang membuat Miya bersyukur bisa mendapatkan suami sebaik ini.

Ryan mengecup kening istrinya dan mengenakan jaket yang sudah berada di kasur. "Istriku yang cantik ini memang sangat pengertian."

Ryan mengambil tasnya dan berjalan ke kamar yang tidak jauh dari kamar mereka. Miya mengikuti dari belakang. Seseorang wanita yang terlihat cukup tua, berbaring di ranjang. Ryan mengecup kening wanita itu. "Bu, Ryan berangkat kerja dulu, ya". Wanita yang diajak bicara hanya menggerakkan bibir sedikit.

Miya terus mengikuti Ryan yang berjalan ke depan rumah hingga Ryan menaiki motornya.

Miya mencium punggung tangan Ryan. "Hati-hati di jalan ya."

Tampak seseorang keluar dari rumah sebelah dan melihat ke arah mereka, rupanya itu Bu Imas tetangganya yang ramah.

"Aduh, romantisnya pasangan suami istri ini. Kalau semua hubungan suami istri seperti kalian pasti dunia akan tentram" Seru Bu imas.

Ryan dan Miya tertawa mendengarnya. Namun tak ada yang menyadari, berbeda dengan Ryan yang terlihat tertawa lepas, Miya sebenarnya meringis dalam hati. Bu Imas, hubungan kami masih harmonis karena aku berhasil menutupi rahasia itu hingga saat ini. Ujar Miya dalam hati.

Setelah Ryan pergi, Miya mengambil handphone dari saku celananya dan memeriksa pesan masuk. 1 pesan masuk dari Grace

"Miya sayang, ada tamu untukmu hari ini. Prepare sekarang, dia akan datang jam 10."

Miya melihat jam tangannya. Sekarang jam 7 pagi. Miya menghitung, ada waktu 3 jam. Ia bisa berangkat jam 8.30 , 1,5 jam ini akan dia gunakan untuk merapikan rumah dan menyuapi wanita di kamar tadi yang rupanya adalah ibu mertuanya.

****

Miya menatap bayangan dirinya dalam cermin di hadapannya. Mengeringkan rambutnya dengan hair dryer, lalu merapikan lagi bulu matanya. Sebagai sentuhan akhir dia menyemprotkan parfum sedikit-sedikit ke lingerie hitamnya. Menurut Miya, kamar hotel ini sudah harum, kalau parfumnya terlalu banyak justru wanginya akan tercampur dan mengganggu.

Miya menuju ranjang dan berbaring di atasnya. Menurut Grace, tamunya akan datang 15 menit lagi. Miya memperhatikan wallpaper kamar yang cantik. Miya jarang mendapat tamu yang menyewa kamar VVIP. Sepertinya tamu kali ini cukup kaya.

Miya menghela napas panjang dan berharap semoga tamunya menyelesaikan ini dengan cepat. Berdasarkan pengalaman, tamu yang cukup kaya biasanya menyebalkan. Mungkin, karena terbiasa mudah mendapatkan sesuatu, mereka jadi suka bertindak semaunya. Walau tidak semuanya.

Ponsel Miya berdering, pesan masuk dari Grace.
"Mr. Alex sedang menuju kamar." Jadi nama tamu kali ini Alex.

Miya duduk dan merapikan lingerienya.

Suara pintu kamar dibuka. Tanda bahwa peran Miya sudah dimulai.

"Hai, Mr. Alex" Miya menyapa dengan manja.

Laki-laki itu tinggi, sedikit gemuk tapi wajahnya cukup tampan. Ia masuk dan langsung menggendong Miya. lalu menjatuhkan Miya ke tengah kasur. Cukup terkejut, tapi Miya menutupinya dengan tawa kecil.

Miya paham, lelaki seperti ini tidak suka basa basi. Dan lelaki seperti ini biasanya akan memimpin permainan. Baguslah, miya tidak perlu bersusah payah berakting. Miya hanya perlu mengikuti alurnya.

Mr.Alex membuka kemejanya. Dengan sigap, miya membantu melepas satu persatu kancing kemeja itu. Lidah Mr. alex menyusuri leher Miya perlahan, dan sementara tangannya meraup bukit kembar Miya. Tubuh Miya bergetar. Meski sudah sering melakukan ini, tubuh Miya masih saja sensitif terhadap sentuhan. Miya merasakan kaitan branya sedang dibuka, tubuh Miya melekuk untuk memberi kemudahan.

Setelah melucuti semua pakaian dan memainkan puting Miya, Mr.Alex membuka celananya, sambil berdiri, Penis Mr.Alex mengacung tepat di depan wajah Miya.

______________________________

Jangan lupa masukkan ke koleksi agar kalian dapat notifikasi saat ada bab baru. Berikan vote jika kalian menyukai ceritanya. Lalu berikan kritik, saran dan apresiasi di kolom komentar agar aku selalu semangat untuk menulis. Terima kasih. Enjoy in Wattpad. 😊

Poor SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang