"Ogeb!"

"Dahlah, lo mending ke kamar aja sana. Ganggu orang lagi nonton televisi aja, lo!" usir Arka sambil melihat kembali tayangan televisi di hadapannya.

Bella mendelik. "Rese banget lo kalau hidup! Mati aja gimana?"

Arka menatap tajam. "Durhaka banget lo jadi Adek!"

* * *

Antaris mulai membuka pintu rumahnya pelan. Kemudian, ia mulai melangkah masuk ke dalamnya. Cyrinda yang berada di dapur, tak sengaja melihat Antaris yang baru saja pulang pukul 19:00 malam.

"Dari mana aja kamu Bang?" tanya Cyrinda dari arah dapur.

Antaris menoleh, kemudian ia nyengir. "Habis nganterin Bella pulang, Mah."

Cyrinda mengangguk-angguk. "Gimana, Bang? Diterima atau enggak?"

Antaris tersenyum lebar. "Diterima dong, Mah! Emang, siapa sih yang bakal nolak pesona seorang Antaris?"

Cyrinda bertanya. "Emang kamu ganteng, Bang?"

"Gak usah diragukan lagi, Mah."

"Gantengan juga Papa kamu, Bang," ujar Cyrinda.

"Gantengan aku lah, Mah. Papa 'kan udah tu---"

"Tu? Tu apa, Bang?" tanya Vano, memotong ucapan Antaris. Antaris menoleh dengan raut gugupnya sambil nyengir.

"Tu, tu, tunggu! Nah, iya tunggu, Pah!" jawab Antaris sambil tersenyum kikuk.

Saat Vano ingin membalas ucapan Antaris, Cyrinda terlebih dahulu mengeluarkan suaranya.

"Sana tidur Bang, udah malem. Kamu 'kan besok harus sekolah," perintah Cyrinda yang dibalas anggukan oleh Antaris.

"Good night Mah, Pah." setelah mengatakan itu, Antaris langsung pergi meninggalkan Cyrinda dan Vano.

Vano menoleh ke arah Cyrinda. "Dia habis dari mana, Mah? Habis ngumpul-ngumpul?"

Cyrinda menoleh kemudian terkekeh pelan. "Dia habis nembak cewek, Pah."

"Yang namanya Bella-Bella itu, ya?" tanya Vano. Cyrinda mengangguk.

"Iya Pah, yang itu."

Vano mengangguk, kemudian tangannya melingkar di pinggang sang istri. "Ayok, kita ke kamar."

Cyrinda mengangguk kemudian tersenyum. Vano menelusupkan wajahnya ke leher Cyrinda sambil berucap pelan. "Pengen ..."

* * *

"Jadi, beneran lo berdua udah jadian?" tanya Garrick.

Kini, Antaris, Bella, dan kawan-kawan, sedang berada di kantin.

Antaris tak menjawab pertanyaan Garrick, membuat Garrick merasa kesal karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Antaris. Padahal 'kan, dirinya kepo!

"Kasian dikacangin." setelah mengatakan itu, Alfio langsung tertawa keras, membuat Garrick lagi-lagi merasa kesal.

"Diem Yo, gue lagi serius nih pengen tahu," ujar Garrick sambil menatap malas ke arah Alfio.

"Dari pada elo ngepoin kehidupan Antaris terus, mending elo tembak tuh si Eca biar gak digantungin terus," sahut Arrion membuat Garrick melebarkan matanya tak santai.

"Iya Rik, tembak gih. Emang si Eca jemuran apa? Digantungin terus," timpal Ander. Garrick menoleh sinis.

"Dari pada elo ngomelin gue terus, mending elo fokus perjuangin Grisel, biar dia balas perasaan elo," balas Garrick sambil menatap sinis Ander.

"Kok, lo pada malah berantem, sih?" tanya Ales. Alfio menoleh.

"Siapa yang berantem, Les?" tanya balik Alfio heran.

"Lo pada lah."

"Kita mah gak berantem kali, Les. Berantem 'kan tonjok-tonjok 'kan, sedangkan kita enggak. Berarti, kita engga berantem atuh," balas Alfio menjelaskan.

"Ekhem-ekhem. Ternyata sekarang Ales lagi deket sama Alfio, ya," ujar Meta sambil tersenyum jahil.

"Enggak!" Alfio dan Ales berucap kompak.

"Cie ... pada kompak," ucap Eca sambil bertepuk tangan heboh.

"Apaan, sih!" lagi-lagi, Alfio dan Ales berucap kompak.

"Fiks, lo berdua jodoh," timpal Bella sambil tertawa.

"Bel, Ris, gue masih kepo nih. Lo berdua udah jadian?" tanya Garrick yang sudah merasa kepo akan hubungan antara Antaris dan Bella.

Antaris mengangguk santai, membuat Garrick melebarkan matanya tak percaya.

"HAH? SERIUS?! TERUS, PEJE BUAT GUE MANA, ANJIR?!" Garrick bertanya sambil berteriak, karena ia masih tak percaya bahwa Antaris dan Bella sudah jadian.

"Berisik." Grisel menatap tajam Garrick, karena dirinya merasa terganggu akan suara Garrick.

"Jajan aja, nanti gue yang bayarin," ucap Antaris santai.

Garrick mengangguk, kemudian berdehem pelan. "PENGUMUMAN! PENGUMUMAN! BUAT SEMUA SISWA-SISWI YANG BERADA DI KANTIN, SILAHKAN JAJAN SEPUAS KALIAN, KARENA HARI INI, ANTARIS SI SULTAN AKAN MENTRAKTIR KITA!"

Setelah mendengar pengumuman Garrick barusan, Antaris melebarkan matanya tak terima. Sudah ditraktir, malah ngelunjak! Dasar Garrick!

"Ngelunjak banget lo, Rik. Udah baik gue traktirin, eh malah kek gini jadinya." Antaris menghembuskan nafasnya pelan.

Garrick cengengesan gak jelas. "Kalau mau sedekah teh, jangan setengah-setengah atuh, Ris."

Bella menoleh ke arah Antaris. "Entar aku bantu bayarin."

Antaris menoleh, kemudian tersenyum tipis. "Gak usah, Bel."

Bella hanya mengangguk pasrah, kemudian, ia dan Antaris mulai memakan makanannya dengan tenang tanpa ada gangguan. Sedangkan yang lainnya, sedang memesan makanan. Dan, tentu saja Antaris yang akan membayar semuanya.

* * *

-To Be Continued-

Ditunggu krisannya, kak:)

Tolong komen ya, kalau ada yang typo :)

ANTARIS [LENGKAP]Where stories live. Discover now