6. Cambuk Titipan

Start from the beginning
                                    

Terdengar seperti orang membuka kotak tadi, lalu ada langkah kaki mendekati Orlan. Orlan tak bisa melihat apapun karena kain sialan itu.

"Diam dan nikmati hukumanmu tuan muda," ucap Jo menyeringai.

Ctasssss!

"Arghhhhh!!" teriak Orlan merasakan sakit ditubuhnya.

Ctasssss!

Ternyata benda itu adalah cambuk, untuk menghukum Orlan. Hukuman titipan ini terasa menyakitkan bagi Orlan.

"Roki! Cambuk tuan muda!" seru Jo, lalu dilanjutkan Roki.

Ctasss!

"Sakit bodoh!!" teriak Orlan

Ctassss!

"Arghhhh!!!"

"Cukup! Dino, Sabi! Cambuk sekuat mungkin!" seru Jo lagi.

Ctassss ctassss!

"Arghh sialan!!" teriaknya lagi.

Ctasss ctassss!

"Arghhh! Berhenti" ucao Orlan sekuat tenaga mengeluarkan suaranya.

Suara cambukan dan teriakan Orlan memenuhi tempat itu. Cambukan ini sakit, namun lebih sakit saat Orang lain yang melakukannya, karena Orlangtuanya belum sudi melihat wajahnya.

"Dan ini yang terakhir, tuan muda" ucap Jo.

Ctassss!

Ctasssss!

Cambukan ke sepuluh sudah diterima Orlan, tak ada lagi cambukan setelah itu.

"Kenapa berhenti, kenapa kalian gak bunuh gue sekalian hah?" lirih Orlan yang tak mampu lagi untuk berteriak.

"Kami hanya melakukan tugas, tuan muda. Hukuman tuan muda kali ini hanyalah sepuluh cambukan," jawab Jo yang melepaskan penutup matanya.

"Ikatannya, berusahalah sendiri untuk melepaskan tali itu tuan muda," ucap Jo lalu berjalan menjauh diikuti yang lainnya.

Namun, tak lama Jo berbalik, lalu menatap Orlan yang menunduk.

"Oh iya, pesan tuan besar, jika tuan muda melanggar hukuman lagi, maka tuan muda akan mendapatkan yang lebih menyakitkan dari itu!" ucap Jo, lalu benar-benar menjauh dari tempat itu.

Kini hanya tersisa Orlan, yang tampak tak berdaya. Menahan sakit dari cambukan tadi, juga menahan sakit terpapar matahari terlalu lama. Orlan merasa lemas, matanya berkunang-kunang. Rasanya, ia tak sanggup lagi membuka matanya.

"O-olan s-sa-say-yang ma-ma," lirihnya terbata-bata sebelum matanya benar-benar tertutup.

•••

Orlan benar-benar bingung, dimana ia sekarang?, tempat apa ini?. Taman?, mungkin iya, banyak bunga bermekaran disini. Indah sekali, tempat yang belum pernah Orlan datangi.

"Halloo!! Ada orang gak!!?" teriak Orlan.

"Olan," panggil seseorang.

Orlan menolehkan kepalanya, lalu melihat siapa yang memanggilnya.

Deggg

"O-oma? Ini beneran Oma? Bu-bukannya Oma udah-"

"Ini oma sayang, kamu gak kangen Oma?" tanya Oma.

"Kangen," lirih Orlan lalu berlari memeluk Oma-nya "Orlan capek Oma, Orlan mau sama Oma aja," lirih Orlan.

"Sabar sayang, semua pasti berlalu, kamu harus kuat ya," ucap Oma.

OWL MANWhere stories live. Discover now