"Udah-udah, sekarang kalian kenalan. Saya mau ke belakang sebentar." Ayah Dora lalu melenggang pergi meninggalkan mereka semua.

Suasana menjadi canggung, Dora sangatlah tidak sanggup untuk menatap enam pasang mata para lelaki tampan yang kini berada di depannya.

"Dora gak bisa napas kalo gini jadinya," gumam Dora lirih namun masih bisa didengar oleh keenam laki-laki itu.

"Kenapa gak bisa napas, hm?" Dora menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.

"Jangan kek gitu nanti pusing, sini katanya mau kenalan," ajak Varo, Dora mengangguk lalu mendekat ke arah mereka.

"Sini duduk deket Kevan, jangan jauh-jauh nanti diterkam beruang."

"Emang disini ada beruang?" Tanya Dora polos. Membuat mereka tersenyum.

"Polos banget sih jadi pengen ngarungin bawa pulang." Perkataan Kevan membuat kelima laki-laki disana melotot tak suka.

"Gak"

"Ssstt…katanya mau kenalan kok malah berantem," lerai Dora merasakan suasana ruangan menjadi tidak kondusif.

Ajaib, mereka semua menurut. Sebuah kejadian yang sangat langka, sepertinya harus diabadikan ini. Karena selama ini keenam laki-laki itu sangat susah diatur.

"Bangke alias Bang Kevan," ujar Kevan memulai sesi perkenalan ini.

"Hah? Anjrit nama lu ganti?" Mereka semua disana tertawa terbahak-bahak kecuali Dora dan Diego.

"Varo, tadi udah kenal kan?" Dora mengangguk.

"Sagara, tadi juga udah kenalan kan?" Lagi-lagi Dora hanya bisa mengangguk.

"Hai kak, kenalin gue Nakula cowok tertampan disini," ujar seorang laki-laki yang sepertinya berumur di bawah Dora.

"Hai, gue Hasbi anak paling sholeh disini," ujar Hasbi.

"Sejak kapan lo sholeh, heh!" sahut Kevan tak terima.

"Mungkin sejak istaka bergamis."

Dora memutar bola matanya jengah mendengar perdebatan kedua insan itu. Ia lalu menatap ke arah laki-laki ber-hoddie hitam yang kini tengah melamun. Hasbi melihat itu, menyenggol lengan laki-laki itu.

"Ck, Diego."

"Nah sekarang giliran Dora, nama panjangnya Dora Chariva panggil aja Dora," ujar Dora mengenalkan diri sambil tersenyum manis.

"Rara," sahut keenam laki-laki serempak.

"E-eh." Dora terkejut.

"Ck, nama lo Rara," ujar Diego kesal. Dora mengangguk tipis. Sepertinya Dora sangat takut dengan Diego.

Bugh

Tabokkan mendarat sempurna di punggung Diego. Pelakunya yakni Kevan. Wah, sepertinya Kevan sedang membangunkan singa tidur.

"Jangan kek gitu, dia ketakutan."

"Ya gak usah nabok gitu dodol," sahut Gara kesal.

"Kelepasan njir." Kevan memutar bola matanya malas.

"Bacot," ujar Diego di tengah-tengah perdebatan.

"Noh, singa nya marah," timpal Varo dan Hasbi bersamaan.

"DIEMM!"

Teriakkan dari Dora membuat keenam laki-laki diam terkejut. Menatap tajam ke arah Dora. Namun Dora tidak ketakutan, ia juga membalas menatap tajam hingga bola matanya nyaris keluar.

"APA MELOTOT-MELOTOT GITU?!" sentak Dora. Sepertinya kemarahan Dora berada di ujung tanduk.

"Jangan teriak-teriak nanti tenggorokan sakit!"
"Gak mau kan?" ujar Varo lembut.

Memang antara mereka semua, cuma Varo yang paling bersifat dewasa berbeda dengan Kevan yang non akhlak.

"Kalo galak-galak nanti cepet tua lho," tambah Kevan.

"Iya-iya, Dora gak bakalan teriak-teriak sama marah-marah lagi deh," ujar Dora sambil mendengkus kesal.

"Good girl"

Setalah sesi perkenalan yang dibumbui dengan perdebatan tadi, kini mereka semua sedang berada di ruang keluarga. Menonton sinetron Indosiar azab, berjudul azab seorang istri yang menelantarkan anaknya demi sugar daddy.

Dora memang anak yang mudah bergaul. Tak sampai satu hari bertemu, Dora sudah merasa cukup akrab dengan mereka. Bahkan Dora menganggap mereka sebagai kakaknya.

"Perempuannya nyebelin banget ish."

"Dora setuju perkataan Kak Gara," sahut Dora sambil mengemil cemilan yang sudah ia siapkan.

"Tapi kalo menurut Kevan, perempuan itu gak salah. Lihat sugar daddy nya aja tajir banget," usul Kevan tak setuju dengan pendapat Dora dan Gara.

"Alah sugar daddy gak berkualitas kek gitu, mending om Hotman," timpal Hasbi.

"Emang lo mau jadi sugar baby nya om Hotman?" Tanya Gara ke Hasbi. Sontak pertanyaan itu membuat Dora dan Kevan tertawa terbahak-bahak.

"Engga gitu juga." Hasbi mendengkus kesal. Berbeda dengan dua cowok yakni Diego dan Varo yang saat ini tengah sibuk bermain ponsel. Serta Nakula yang saat ini tengah tertidur pulas di atas sofa.

"Mereka ngapain sih?" Tanya Dora lirih di telinga Kevan.

"Main sakura simulator kali," jawab Kevan ngasal. Dora yang tertipu hanya bisa mengangguk paham.

"Kak Varo sama Kak Diego suka main sakura simulator ya?" Tanya Dora polos.

"E-eh enggak lah."

"Kata siapa?"

"Oalah, kata Bangke." Dora menunjuk ke arah Kevan yang tengah berebut keripik singkong dengan Hasbi.

"KEVAN SIALAN, SINI GAK LO," teriak Varo. Kevan yang mendengar itu sontak melepaskan keripik singkong nya dan melemparkannya ke Hasbi. Hal itu membuat Hasbi kejatuhan keripik singkong.

"KEVAN SIALAN TWO IN," teriak Hasbi juga.

"Mampus, Kevan kena amukkan dua gozilla," umpat Kevan mendengkus kesal.

Terjadilah aksi kejar-kejaran antara Varo dan Hasbi melawan Kevan. Tak hanya kejar-kejaran. Lempar-lemparan pun juga. Mereka saling melemparkan keripik singkong yang berjatuhan tadi.

Sementara Dora masih sibuk dengan layar tv nya. Diego juga masih sibuk sendiri dengan ponselnya, entah apa yang sedang ia lakukan. Sementara Gara hanya menatap tak suka ke arah tiga orang yang saat ini tengah bertengkar, menganggu ketenangannya.

"Kenapa ruang keluarga jadi seperti kapal pecah begini?" Tanya seorang laki-laki paruh baya menatap tajam penghuni ruang keluarga itu kecuali dengan Dora.

"E-eh astagfirullah." Nakula terbangun mendengar suara laki-laki itu.

"Nanti diberesin deh om, janji mah kita," ujar Kevan memastikan laki-laki itu.

"Gak mau tau, pokoknya saya kembali harus sudah rapi, faham." Mereka semua mengangguk, kecuali Dora yang masih kebingungan.

"Untuk Dora, perkenalkan nama saya Levi, orang kepercayaan ayahmu," ujarnya. Dora mengangguk.

"Sekarang Dora ke kamar dulu ya, istirahat. Om Levi mau ngurusi kebo-keboan dulu," kata Om Levi lembut. Dora mengangguk lagi lalu berjalan meninggalkan mereka semua.

"Gila, kita disamain sama kebo," kesal Kevan.

To be continued…

-o0o-

Readers, kalo nemu typo atau kesalahan dalam penulisan, komen ya
Jangan di skip, jangan juga di hate komen

JANGAN LUPA VOTE+COMMENT+SHARE
SEE YOU NEXT CHAPTER>

ABOUT DORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang