. , 21

10.4K 1.3K 323
                                    

"Kenapa cemberut gitu?" Raksa melihat Ayel yang terlihat lesu, seperti tak ada gairah. Padahal, penampilan terlihat sangat fresh, sudah siap untuk pergi ke kampus.

"Males ketemu temen-temen." Cemberut Ayel sambil menuangkan nasi ke piringnya dengan malas-malasan.

Raksa menaikkan alis heran.

"Lagi berantem sama temen-temennya?"

Ayel menatap Raksa kesal.

"Yakalik berantem, udah umur segini masih berantem-beranteman."

"Ya terus?"

"Mereka tuh reseee banget orangnya?" Ucap Ayel dengan menggebu-gebu, terlihat akan meledak meluarkan semua keluh-kesahnya di depan Raksa.

"Katanya tadi nggak berantem." Raksa mengunyah sarapan itu dengan santai sambil memperhatikan Ayel yang tampak sedang bad mood.

"Yaa emang nggak berantem." Ucap Ayel lagi masih dalam mode kesalnya.

Aduhh jadi bingung sendiri gue..

"Mereka tuh rese! RESE RESE BANGET!!! Nggak ada hari yang aman tanpa ngomongin dan gosipin kamu!" Ayel berucap kesal, sendok yang dipegangnya ditaruhnya dengan kesal hingga menimbulkan bunyi.

Raksa yang melihat itu malah tertawa keras. Ia sampai geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan alasan Ayel yang terlihat sangat bad mood pagi ini. Ternyata karena teman-temannya sering menggosipi dirinya..

Cemburu ini!!!

Ayel yang melihat Raksa tertawa bahagia semakin kesal. Dipelototinya Raksa seakan mata bulat Ayel bisa menguliti tubuh Raksa.

"Nggak ada yang lucu, nggak usah ketawa!!!" Ucapan kesal Ayel malah membuat suara tawa Raksa semakin keras.

"Ya baguss dong." Ucap Raksa di sela-sela tawanya. Kebiasaan Raksa sekali jika sudah tertawa dikit sekali berhenti.

"Apanya yang bagus! Aku tu pusing, setiap saat dengerin mereka heboh muji-muji kamu teruss... Pening dengerinnya. Apalagi nanti, nggak kebayang gimana hebohnya mereka bahas kamu yang udah punya istri. Males banget dengerinnya. Mending kalo positif, kalo nge judge aneh-aneh gimana?"

"Yaudah memang pesona mas ini melampaui batas. Jadi, emang sulit untuk orang-orang menolak pesonanya. Biasa, orang ganteng memang selalu jadi bahan omongan orang-orang." Ucap Raksa sangat percaya diri.

"Kamu harus santai aja, nggak usah di respon atau sekalian tutup kuping aja kalo mereka bahas yang nggak-nggak tentang masalah sekarang. Netizen memang suka berspekulasi sendiri dari hal kecil yang mereka tahu. Padahal info yang mereka dapet aja belum secuilnya dari kebenaran, tapi mereka bersikap seolah-olah udah paling benar dan langsung menyimpulkan aneh-aneh, bahkan banyak yang langsung menghakimi suatu hal yang menurut mereka tak benar, atau yang banyak juga mereka menghakimi hal yang mereka sudah ketahui benar dan berusaha menolak kebenaran." Raksa berusaha menyemangati Ayel, agar wanita-nya tidak selalu memikirkan hal-hal seperti ini. Raksa berusaha membuat Ayel untuk percaya diri, dan jangan terlalu overthingking. Raksa perlahan mulai memahami sifat dan keinginan wanitanya itu.

"Tapi... Kalo ternyata mereka nggak suka sama fakta itu gimana? Belum tahu kebenarannya aja udah kayak gitu, gimana kalo mereka tau kalo aku cewek itu."

"Heiii.." Raksa berjalan mendekati Ayel. "Mereka cuman tahu mas udah nikah, inget itu. Jadi kamu nggak perlu takut. Kalo mereka ngomong yang aneh-aneh, ngomong nggak bener tentang mas, tentang kita yang mereka nggak tahu kebenarannya. Tutup telinga kamu, diemin atau kalo memang sudah tak layak untuk dipertahankan jauhin. Jangan mau terjebak pada circle yang membuat kamu sendiri tersiksa. Dan satu lagi, kamu belum tahu kenyataan nantinya seperti apa respon mereka, kamu belum melihat. Jadi jangan terlalu berspekulasi aneh-aneh dulu. Atau kalo kamu emang pengen kasih tau mereka biar kamu tahu teman sebenarnya itu kayak mana, kalo mereka nggak suka kamu setelah tau fakta itu, berarti kamu harus jauhin, pertemanan nggak sehat itu."

TITIK KOMAWhere stories live. Discover now