. , 19

9.8K 1.4K 203
                                    

Bonus nihh🔥🔥

Makasih banyak buat yang udah ngucapin dan doain🥰🙏
Semoga doa-doa baiknya balik ke kalian ya☺️

•••

Raksa sangat pusing, Ayel benar-benar sulit diajak berbicara, wanita itu masih mengurung diri di dalam kamar sejak pagi. Raksa sendiri tidak tahu apakah istrinya itu mampunyai jadwal kuliah hari ini atau tidak. Ia lupa bertanya dengan Adis tadi, sedangkan sekarang, teman Ayel itu telah pergi, karena ada bimbingan dengan dosen.

"Ayyyy..." Suara lembut Raksa terdengar dari depan pintu kamar Ayel.

"Luar dulu yuk, mas udah beliin sarapan, kita sarapan bareng." Masih tak ada juga sahutan.

"Dosa Lo ay diemin suami. Mas masuk ya?" Raksa menimang-nimang apakah ia masuk saja tanpa perlu izin dari Ayel.

"Ayy, Mas masuk ya." Ulang Raksa, kini tanganya sudah memegang gagang pintu.

Ceklek.

Ternyata pintu tak terkunci, pelan-pelan Raksa menyembulkan kepalanya. Lalu menuntun badannya untuk masuk ke dalam kamar dengan sepenuhnya. Setelah berada di dalam, tak di temukannya sosok sang istri.
Yang terlihat hanya kasur dan selimut yang belum di bereskan, tampak berantakan tak beraturan. Terdengar pula suara shower mengalir di kamar mandi.

Masih mandi ternyata.

Raksa membereskan tempat tidur itu dengan telaten. Melipat selimut, menyusun boneka-boneka yang berserakan. Kebiasaan Ayel ketika tidur adalah dikelilingi oleh boneka, ntah apa fungsinya.

"Astagfirullah!" Teriak Ayel yang baru keluar mandi, dengan kondisi hanya menggunakan handuk.

"Santai aja ay, kayak ngeliat apa aja." Ucap Raksa tenang.

"Masuk nggak bilang-bilang dulu." Maki Ayel dengan ketus, hubungan mereka memang suami istri tapi belum seintim yang seharusnya. Ayel dalam kondisi seperti ini aja sudah ketar-ketir.

"Udah bilang kok, tapi nggak ada jawaban, udah deh mas masuk aja."
Ayel mendengus mendengar jawaban Raksa.

"Abis ini luar ya, mas tunggu kita sarapan bareng. Mas juga udah delivery makanan tadi." Ucap Raksa lembut, sambil berlalu keluar dari kamar itu. Ia sadar Ayel tidak nyaman dengan situasi ini.

•••

"Nasinya di banyakin geh." Raksa yang melihat Ayel menyendokkan nasi kedalam piring hanya seujung centong nasi, protes.

Diambil alihnya centong yang berada di tangan Ayel. Dengan telaten Raksa menuangkan nasi, mengambil sayur dan menyiapkan minum untuk sang istri.

Mereka memang belum sama sekali membahas masalah itu. Perlu waktu yang tepat dan tenang. Perut tidak boleh dalam kondisi lapar, soalnya tidak lapar saja pembahasan ini sensitif, apalagi di tambah dengan kondisi perut lapar, sudah pasti emosi, dengan hasil menyelesaikan masalah tanpa solusi.

Drrttt.

Suara handphone di ruang yang tidak jauh dari ruang makan itu terdengar. Raksa dengan cepat beranjak untuk mengambil. Ternyata itu dari handphone Ayel yang sengaja ia taruh di sana.

"Ibu." Guman Raksa ketika sudah kembali ke tempat semula.

"Assalamualaikum ibukk.."

"...."

"Iya ibuk, ini Raksa."

"...."

"Iya Raksa di Jogja, Ayel ada kok, ini dia masih makan."

TITIK KOMAWhere stories live. Discover now