. , 3

15.7K 1.7K 212
                                    

"Mas, beneran nggak papa, nggak aku anter?"

"Enggak papa Ayel," ucap Raksa dengan senyum menenangkan.

"Bener?"

Ayel masih saja merasa tak enak, tidak bisa mengantarkan Raksa ke bandara.
Iya! Hari ini akan menjadi awal mereka menjalani hubungan jarak jauh. Terlihat raut wajah Raksa yang berusaha terlihat baik-baik saja, ia tidak ingin melihat wanitanya merasa sedih. Ehh? Apakah Ayel merasa sedih juga dengan hubungan jarak jauh ini, atau hanya Raksa yang merasakan?

"Iyaa ay ay, kamu juga kan ada jadwal kuliah, masih awal-awal masuk lo ini, masa mau bolos."

"Yaudah deh, aku pergi dulu ya mas, oiya jangan lupa barang-barangnya jangan sampai ketinggalan, semua udah didekat pintu luar." Ucap Ayel seraya pamit.

"Siapp," ucap Raksa. "Kamu di sini jaga diri baik-baik, kalo males sendiri di apartemen, ajak Adis atau kawan kamu lain menginap." Ayel mengganggukkan kepala tanda mengerti.

"Oiya," ucap Raksa lagi, kali ini ia menatap serius Ayel. "Jaga hati, jaga mata, jaga pikiran, jangan mikirin aneh-aneh, cukup aku yang ada di pikiran kamu."

Ayel ikut menatap Raksa serius, "Enggak salah itu pak? Aturannya yang di suruh jaga hati, dan mata itu diri sendiri, masih inget kan profesi bapak sebagai apa?" Ayel menatap Raksa mencibir. "Hati-hati, banyak artis dan model seksi Lo di sana."

"Astagfirullah." Jitak Raksa tepat di jidat Ayel. "Kamu kira aku cowok apaan, udah ada yang jauhh lebih cantik disini, kenapa perlu lirik di luar." Raksa berucap sambil menunjuk Ayel.

"Iya deh mas, aku pegang omongan kamu."

"Iket sekalian kalo masih nggak percaya, biar enggak lepas atau ilang."
Ucap Raksa diiringi kekehannya.

"Ini kamu nggak mau aku anter? Masih cukup kok waktunya," Raksa berucap sambil melirik jam di tangannya.

"Nggak usah." Tolak Ayel cepat. "Bisa masalah besar kalo orang-orang ngeliat, langsung deh jadi headline news 'seorang Antaraksa sedang berada di Yogyakarta, mengantar seorang mahasiswi di salah satu universitas. Siapakah wanita itu? Pacar ke berapa Raksa? Atau selingkuhannya?'" Ayel berucap seperti presenter gosip di televisi yang sering ibuknya tonton, di angkatnya tangan kanan yang sudah membentuk kepalan, seolah-olah itu microphone.

"Astaga ni mulut," Raksa yang kesal mendengar ucapan Ayel langsung membekap mulut Ayel dengan tangannya. "Aku bukan cowok brengsek ya, kamu ngomong gitu seoalah aku punya cewek di mana-mana. Jangan ke makan gosip nggak jelas di internet, mereka mah, asal buat demi dapet uang, buat asumsi sendiri tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Ingat, kalo ada apa-apa itu omongin, tanya ke orangnya dulu."

Raksa menjadi kesal mengingat Amara yang menyebarkan informasi tak benar, dan Ayel dengan mentah-mentah mempercayainya. Tanpa konfirmasi kebenaran kepadanya terlebih dahulu.
Yaa.. meskipun Raksa tidak menyalahkan Ayel, ucapan wanita munafik itu pasti membuat Ayel dengan mudah mempercayai.

Ayel melepas tangan Raksa yang ada di mulutnya, lalu ia melanjutkan kegiatannya tadi. "Di duga wanita yang di antar Raksa adalah pacar barunya, lalu bagaimana hubungannya dengan Aurelia, Anya, Cintia dan sederet wanita lain yang terlihat pernah berkencan dengannya." Ayel masih berbicara seolah-olah ia seorang presenter.

Kali ini ia menyebutkan wanita yang di duga nya mantan-mantan Raksa.
Ia mengetahui itu setelah iseng mencari nama Raksa di internet. Ia penasaran seberapa terkenal kah Raksa, yang keluar malah sederet wanita yang telah digosipkan pernah menjalin hubungan dengan Raksa, tidak tanggung-tanggung nama itu sangat banyak, membuat Ayel menganga terkejut, tak menyangka sosok Raksa yang sekarang terlihat lelaki baik-baik, dan taat beribadah dulunya seorang fuckboy, buaya darat. Ayel sampai beristighfar berkali-kali membacanya.

TITIK KOMAWhere stories live. Discover now