. , 6

12.7K 1.6K 231
                                    

Beberapa hari belakangan ini, kehidupan Ayel tenang. Teman-temannya tidak mencecar lebih jauh mengenai gosip Poto Raksa yang ada di depan kostan nya, eh, mantan kostan maksudnya.

Ketika nongkrong bersama teman BEM kemaren pun, mereka tak banyak membahas soal Raksa, membuat Ayel menghela nafas lega. Sepertinya teman-temannya itu sudah sadar jika kegiatan mereka kemaren tidaklah bermutu, membuang-buang waktu saja, mengkhayalkan sesuatu yang mustahil terjadi. Ayel tidak salah bicara bukan? Bener kan, yang mereka harapkan untuk menjadi kekasih bahkan istri seorang raksa merupakan hal mustahil, terlalu banyak bermimpi saja teman-temannya ini.

Contoh lah dirinya, tidak pernah bermimpi dan berharap menjadi nyonya Antaraksa, namun kenyataannya sudah di pegangnya gelar itu, meskipun orang-orang tidak tahu. Ayel yakin jika ia mengakui kenyataan itu di depan teman-temannya, yang ada dia diucapkan gila akibat terlalu banyak berhayal. Heii! Kenyataannya sosok Raksa tidak ada dalam list khayalan nya selama ini. Ntah suatu keberuntungan atau kesialan itu hal nyata.

Siang ini Ayel sudah rapi dengan setelan andalannya. Atasan Hoodie dengan bawahan jeans, sangat tidak girly namun terlihat sangat pas di badannya. Tidak lupa juga sneaker bewarna grey telah melekat indah di kaki mungilnya itu. Ia telah siap pergi ke kampus, ada jadwal mata kuliah pukul setengah 2 nanti.

Dengan semangat ia berjalan, rasanya sangat tenang, tidak ada pembahasan-pembahasan heboh dan pujian yang sangat berlebihan temannya mengenai artis Indonesia idola segala umat itu, yang mirisnya yang mereka ucapkan adalah suaminya. Lebih tepatnya her secret husband. Bukan Ayel cemburu, dirinya santai masalah itu, hanya tidak nyaman saja dan pusing mendengar suara heboh mereka. Tidak tahu saja mereka, seberapa menjijikkan nya Raksa ketika merajuk, dan jangan lupakan sifat buruk yang ada di diri Raksa begitu banyak-lelaki pelor dan sangat jorok.

Namun sepertinya ketenangan yang Ayel ucapkan tadi harus terhenti. Saat ini ketika ia telah kelar kelasnya, dipaksa berkumpul oleh 3 cecurut-Salsa, Rahma, dan Sila. Padahal Ayel berniat bertandang ke kost Adis, menambah kepusingan wanita itu.

Awalnya sih masih adem ayem saja, dengan tenang memakan ayam geprek pak Yanto yang sangat terkenal lezatnya. Namun, setelah makanan itu habis, topik mengenai Raksa kembali terdengar di telinga Ayel. Sangat membosankan.

"Kak Raksa katanya ada project film baru ya, udah nggak sabar gue ngeliat acting memukau dia." Suara Sila membuka bahasan mengenai lelaki itu.

"Acting kak Raksa mah nggak usah di raguin lagi, selalu buat hati Adek meleleh." Kali ini gantian Rahma yang memuji lelaki itu, mengerakkan kedua tangan ke samping seperti sedang menari, apa coba maksudnya, ada-ada saja.

"Judulnya apaan? Tentang apa?" Si Salsa sepertinya kudet, atau dia tidak terlalu mengidolakan lelaki itu. Ayel lihat-lihat dari kemaren Salsa memang yang paling mending dan normal.

"Tunggu, gue lupaa. Tapi serius, gue kemaren abis liat di postingan kak Raksa, greget gue kok lupa." Sila menghentak-hentakkan kaki, tangannya memegang kepala, sepertinya sangat kesal karena ia melupakan judul itu, pasti ingatannya sudah di ujung kepala, tapi lidah sulit sekali mengucapkan. Ayel juga sering mengalami hal itu, sangat menyebalkan memang.

"Lo tahu, Yel?" Ayel mengedikkan bahu tanda tidak tahu.

Dirinya memang tidak mengetahui akan hal itu, ia hanya tau Raksa akan syuting project barunya, sudah mulai dari kemarin, kata Raksa ketika lelaki itu mengabari nya via chat. Namun Ayel tidak bertanya lebih mengenai judul dan hal lainnya.

"Sabar, gue buka instagram dulu greget banget gue, rasanya kayak udah di ujung lidah tapi nggak bisa ke ucap." Sila berucap sambil sibuk memainkan handphone, mencari Instagram lelaki itu.

TITIK KOMAWhere stories live. Discover now