Pandangan Seonghwa 1

4.5K 381 35
                                    

Pandangan Seonghwa
.
.
.
.
.
.

Nama lengkapnya Park Seonghwa, umurnya 27 tahun.

Seonghwa itu ya anaknya rapi.
Seonghwa tak suka sesuatu yang berantakan.
Seonghwa itu super bersih.
Seonghwa tak suka kotor.
Seonghwa itu disiplin, apa-apanya main diwaktu. Harus tepat waktu.
Seonghwa tak suka ngaret.
Seonghwa itu perfeksionis kalau kata ayah bunda dan kakaknya.
Gak cuma ayah bunda dan kakak, orang kantor pun mengakui kok.

Nah sudah kebayang?
Mari kita bayangkan yang lain.

Seonghwa ini punya perawakan tinggi kurus. 178/61
Pinggangnya kecil buat ukuran lelaki. Hanya sebatas 65cm.
Kalau visual wajah tak usah diraguin deh. Hidungnya tinggi, matanya juga bulat, bibirnya bisa masuk ke kategori tebal seksi ya. Punya gigi taring yang hampir aja debut jadi gingsul tapi tak jadi. Itu cuma mirip-mirip sedikit kalau dia senyum.
Seonghwa ini kadang mukanya dewasa kadang juga gemesin. Mungkin tergantung situasi ya. Tapi semua orang setuju Seonghwa sering nampak dengan muka yang gemesin.

Kehidupan Seonghwa itu sederhana. Seonghwa yang lempeng tak bikin masalah itu memang sudah takdir.

Ayah sama bunda bangga. Seonghwa dari dulu tak pernah repotin. Sekolah ya sekolah rajin-rajin. Kuliah juga rajin tak pernah absen kecuali sakit. Tak pernah pacaran karena fokus belajar. Seonghwa ini gabung sama temen komunitas alim yang sama satu frekuensi dengan dia. Tak pernah neko-neko yang tentunya bikin adem.

Namun akhir-akhir ini ayah dan bunda sedikit khawatir.

Seonghwa sudah dewasa dong harusnya? Iya kan? Yang bikin bingung orang-orang penting ini adalah. Seonghwa yang terlalu lempeng sampai-sampai lupa arti kata bersama-sama dengan kawan jenis. Terlalu bertele, singkatnya ayah sama bunda akan melaksanakan tugas suci. Tagih pacar ke Seonghwa. Takut anaknya jadi bujangan tua, rahimnya mengkerut, dan tentunya takut tak dikasih momongan. Sedikit jauh mikirnya tapi tak apa toh ayah bunda nya bukan lagi orang tua muda yang masih bisa produksi bayi. Ayah bunda memang kebelet buat punya cucu. Melihat tetangga sebelah terlalu bahagia. Anaknya baru saja melahirkan bayi, otomatis tetangga sebelah sudah jadi kakek-nenek. Tiap pagi jemur bayi udah kaya jemur baju yang artinya segampang itu buat jadi kakek-nenek.

Ayahnya yang paling kebelet. Pasalnya tak satu pun dari kedua anaknya peka. Ayah-bunda sering sekali memberi kode. Kodenya gampang gak kaya sandi morse.

"Ehemmm tetangga sebelah udah nikah tuch, enak ya anggota keluarganya nambah."

"Ehemmm ternyata tetangga sebelah udah hamil dong, ya ampun bahagia sekali walau hati ini iri."

"Ehemmm makin rame aja tetangga sebelah. Udah lahiran ternyata, anaknya lucu. Kita kapan ya bund?"

Seonghwa dan sang kakak bukannya tak peka. Sungguh kelewat peka malah. Akhirnya mereka saling tuding-tudingan.

"Abang dulu lah Hwa kan belom punya pacar!"

"Kamu kata abang punya pacar?"

"Ya abang lah kan abang anak pertama!"

"Ya kamu Hwa! Kamu kan uke! Kalo seme kaya abang gak patok patokan di umur kali!"

Ya Seonghwa marah, lagi-lagi soal posisi. Jadi dengan hati yang panas Seonghwa lempar abangnya botol akuwa.

Makin kesal ternyata ayah-bunda kasih tunjuk sindiran-sindiran ini buat Seonghwa seorang. Ayah-bunda tak nagih si sulung, mereka udah angkat tangan. Si sulung itu ya kalau ditanya serius jawabnya kaya lagi main-main sama dugong yang mana itu bikin naik tensi darah ayah. Pernah sekali ditanya ayah "Bang kapan berduanya sendiri terus mirip Squidward." abang yang emang lagi main gapleh sama diri sendiri pun nyaut dengan so alimnya. "Apakah ayah tak tahu? Sesungguhnya kita tak benar-benar sendiri. Ada raqib dan atid yang senantiasa menemani kita juga izrail yang mengikuti." celetuknya sambil ambil bakwan goreng yang lagi ayah makan. Ayah pun hanya melirik sinis, piring yang masih banyak bakwannya ayah tutupin pakai tangan."Ayah tau kok kalau itu, maksud ayah kapan mau nambah personel alias cepetan punya pacar kek istri kek biar gak ngenes." abang hanya mengangguk terus tak lama dijawab, "Ayah, bunda kapan nih tambah personel. Masa mau berdua terus alias kok bunda bisa-bisanya mau sama ayah!" lalu abang lari tak lupa rebut piring isi bakwan punya ayah, "ABANGGGG SINI GAK TAK CEKEK NDAS MU!"

Gitu, Lagi pula kata bunda si sulung kan posisinya yang menanam benih, kalau umur tak jadi masalah. Walau pun si sulung ini sudah sangat sangat matang untuk menyebarkan benih berkualitasnya. Asal jangan sembarangan nanam benih, tambah bunda.

Suasana pagi di minggu tepatnya di  hunian keluar Park memang ajaib. Ketika keluarga normal lain terbangun saat  matahari telah berada sejengkal dari atas kepala, keluarga ini lain lagi ceritanya. Pagi hari mereka sibuk untuk melakukan gerakan anti malas anti jorok dan anti jomblo yang dimana kalimat yang sengaja diberi underline bold dan italic itu bohong adanya. Tapi ayah mana mau perduli. Ayah bilang kata-kata itu adalah doa, mudah-mudahan anak bungsu kami mampu memboyong lelaki ganteng berduitkan kartu atm platinum atau kartu hitam. Begitu opini ayah. Bunda mengangguk setuju, pasangan suami istri itu kompakkan? Kompak dalam hal kebaikan untuk anak berujung dengan sedikit menyiksa anaknya.

Seonghwa ini baru saja menyelesaikan tugas mencuci lantai yang orang lain sebut dengan mengepel. Sungguh tangan yang luar biasa berbakat menjadi babu, lantai terlihat seperti baru setiap minggu. Bunda sih tak heran anaknya itu memang clean freak dan sangat rajin membersihkan sudut kotor. Bunda akan sangat sengaja mendekatkan alat kebersihan ke arah Seonghwa. Dan tanpa banyak berbicara, dengan penuh inisiatif Seonghwa membereskan itu. Lalu bunda tertawa dalam hati, merasa bangga pula bahwa anaknya yang walau masih menyandang status jomblo ini sangat pandai dalam memenuhi syarat mama mertua mama mertua aku siap jadi mantu mu. Membersihkan rumah dan ahli pula dalam urusan dapur. Ya Seonghwa pintar memasak.

Tapi tak pintar menghilangkan status jomblonya.

Dibilang jika tak ada yang mau dengan Seonghwa sih sudah jelas salah. Di kantor banyak sekali bujang-bujang berstatus jomblo dominan ngincer Seonghwa. Bukan hanya bujang, bapak-bapak yang sudah beristiri dan berketurunan pun tak absen mengikuti kegiatan menggoda dan mengecengi Seonghwa. Jadi begini, ibarat Seonghwa tinggal pilih tuh mau yang bentukan kaya gimana bujangnya. Yang lokal serupa dengan Reza Rahardian atau yang bule mirip-mirip Shawn Mendess.

Tapi dengan segala kesopanan dan keramah tamahan Seonghwa tak akan memilih satu pun dari mereka. Seonghwa masih belum bisa merelakan waktu sendirinya untuk orang lain selain keluarga.

Ya untuk sekarang tak tahu lah kedepannya bagaimana.


"Anak baru dari devisi pemasaran gila cakep banget! Denger-denger masih single."










........................................................................

Pandangan SeonghwaWhere stories live. Discover now