12. Pertemuan Yang Tak Terduga

Mulai dari awal
                                    

"Ben----," ucapan Garrick terpotong akibat suara dering ponsel Antaris.

Drrtt ... drrtt ...

"Gue angkat telfon dulu." Setelah mengatakan itu, Antaris langsung menjauh dari teman-temannya, untuk mengangkat telfon dari Mamanya.

"Kenapa sih, setiap gue mau ngomong pasti ada aja halangan nya," curhat Garrick.

Alfio menepuk-nepuk pundak Garrick. "Sabar Rik, anggap aja ini itu ulangan harian buat lo."

Garrick tersenyum paksa. "Bangsat lo, Yo."

Sedangkan disisi lain, setelah Antaris menjauh dari teman-temannya, Antaris mulai mengangkat telfon dari Mamanya.

"Ada apa, Mah?" tanya Antaris terlebih dahulu.

"Biasakan salam terlebih dahulu bang."

Antaris terkekeh. "Lupa, Mah. Assalamualaikum Nyonya, ada apa?"

"Sekarang Abang lagi ada dimana?"

"Di sekolah, Mah. Kenapa?"

"Abang bisa pulang sekarang, nggak?"

"Bisa, Mah. Kenapa emangnya?"

"Ini lho Bang. Adek mu nangis pengen es krim. Dan masalahnya, Mama gak bisa nganter, soalnya lagi sibuk."

"Abang otw pulang."

"I---"

Tut ...

Antaris mematikan sambungan telfon nya secara sepihak.

"Gak sopan banget anak gue," gerutu Cyrinda.

Sedangkan Antaris, ia mulai melangkahkan kakinya kembali ke arah parkiran.

"Mau kemana, Ris?" tanya Ander.

"Pulang," jawab Antaris sambil memakai helm full face-nya.

"Gak mau ke basecamp dulu, nih?" tanya Garrick.

"Entar gue chat." Antaris mulai menyalakan motor sportnya.

"Gue balik duluan." Setelah mengatakan itu, Antaris langsung melesat pergi meninggalkan teman-temannya.

"Kita pulang juga gak, nih?" tanya Alfio.

"Pulang," jawab Arrion singkat.

"Emang nya elo mau nginep disini, Yo?" tanya balik Garrick pada Alfio.

"Nggak mau, lah! Entar bisa-bisa Mama gue nyariin gue," jawab Alfio.

Mereka berdua tidak sadar, bahwa ada hati yang terluka saat mereka menyebut nama 'Mama.' Arrion tersenyum miris.

"Kenapa? Kenapa Mama ninggalin Ari terlebih dahulu? Apa Mama nggak sayang sama Ari?" batin Arrion.

Ander yang melihat perubahan raut wajah Arrion pun, langsung mengalihkan pembicaraan.

"Kalau lo berdua ngomong terus, kita kapan pulangnya, njir?" tanya Ander, yang dibalas cengengesan oleh keduanya.

* * *

"ASSALAMUALAIKUM PARA PENGHUNI RUMAH, ORANG GANTENG DATANG!" teriak Antaris saat baru saja datang ke dalam rumahnya.

Saat Antaris ingin membuka mulutnya, tiba-tiba satu popok bayi telah mendarat terlebih dahulu pada muka gantengnya. Dan, pelakunya adalah Ananta. Adiknya sendiri.

"Belisik, Bang!" sinis Ananta dengan mata yang memerah sehabis nangis.

"Eh, ada si bocil. Habis nangis ya, lo?" tanya Antaris dengan nada mengejek.

ANTARIS [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang