10. Tips PDKT Versi Ales

Start from the beginning
                                    

"Yang ke tiga. Lo harus sering komunikasi secara langsung. Alasannya, agar ia merasa kalau lo hadir dihidupnya."

"Yang ke empat. Lo harus tanya kriteria perempuan impiannya. Setelah lo mulai merasa dekat dengannya, hal yang harus lo gali selanjutnya ialah, soal perempuan impiannya. Bukan bermaksud mengubah jati diri lo, tapi dengan mengetahui kriteria perempuan impiannya, lo jadi bisa mengukur seberapa besar harapan lo ingin terus bersama dengannya. Kalau terbilang besar, lo bisa menyesuaikan diri lo agar bisa terus bersamanya."

"Dan yang terakhir. Lo harus tunjukkin sikap yang tulus. Nggak perlu dengan cara yang lebay, cukup dengan kehadiran dan perhatian yang pas dari lo, maka lo sudah bisa membuatnya merasakan ketulusan dari lo," papar Ales panjang kali lebar.

"Njir Les, itu tips-tips nya dapet dari mana, njir? Kok pada bagus-bagus," ujar Eca takjub.

Ales menepuk dadanya bangga. "Dari gu ... gugel lah, yakali dari otak gue." Ales nyengir setelah mengatakan itu, membuat Eca memutarkan bola matanya.

"Lo ngerti 'kan, Bel?" tanya Grisel.

Bella mengangguk. "Ngerti. Tapi, gue takut."

"Takut kenapa?" tanya Meta.

"Gue takut kalau Antaris tahu semuanya. Pasti dia bakalan marah banget sama gue," jawab Bella pelan.

* * *

Bel istirahat baru saja berbunyi, membuat semua siswa-siswi langsung berlarian menuju kantin.

Sedangkan Bella, Eca, Meta, Grisel, dan Ales yang baru saja sampai di kantin, hanya celingak-celingukan. Berharap ada satu meja yang belum terisi penuh. Namun nihil, semuanya sudah terisi penuh. Kecuali ... meja khusus inti geng Adler. Tapi, yakali mereka mau numpang duduk di sana? Kenal aja nggak.

"Gimana, nih? Kita mau duduk dimana? Semua meja 'kan udah pada penuh. Gak mungkin 'kan kalau kita numpang duduk di meja khusus inti geng Adler?" tanya Meta bingung sambil menatap satu persatu sahabatnya.

"Gak mungkin lah! Kenal aja nggak, masa tiba-tiba numpang duduk aja," jawab Ales.

"Eh, tapi lumayan lho pada ganteng-ganteng," ujar Eca sambil senyum-senyum gak jelas.

"Dasar buaya betina, lo," semprot Grisel.

Sedangkan di sisi lain, tepatnya di meja khusus para anggota inti geng Adler.

"Pesenin sana, Yo," suruh Garrick.

"Gue mulu dari kemarin, lo aja sonoh," tolak Alfio.

"Tiba-tiba kaki gue gak bisa digerakkin nih." Garrick beralasan sambil memijat-mijat kaki nya.

"Gak bisa digerakkin beneran mampus lo, Rik," timpal Ander.

"Eh amit-amit anjir!" seru Garrick.

"Udahlah Rik, pesenin sana," suruh Antaris. Garrick menghela nafasnya pasrah, kemudian bangkit dari duduknya.

"Ya udah iya gue yang pesenin," setelah mengatakan itu, Garrick langsung melangkahkan kakinya ke arah Mpok Siti, tukang dagang nasi goreng.

"Eh, itu bukannya Bella sama sahabat-sahabatnya, ya?" tanya Alfio saat matanya tak sengaja melihat ke arah Bella dan sahabat-sahabatnya yang sepertinya sedang ... celingak-celingukan?

Antaris, Arrion, dan Ander langsung menolehkan kepalanya masing-masing ke arah Bella dan sahabat-sahabatnya.

"Iya njir. Dan, kek nya mereka lagi nyari meja yang belum penuh deh. Soalnya 'kan meja-meja di sini dah pada penuh, cuman meja kita doang yang belum penuh," jawab Ander panjang lebar.

"Ya udah, gimana kalau kita ajakin mereka aja buat duduk bareng kita di sini?" usul Alfio.

Ander menoleh ke arah Antaris. "Emang boleh, Ris?"

"Boleh," jawab Antaris dengan nada yang terdengar ... semangat? Iya, semangat karena bisa melihat muka cantik Bella dari jarak yang dekat.

Arrion memicingkan matanya curiga. Iya, curiga karena baru pertama kali ini, Antaris mengizinkan perempuan untuk duduk di meja mereka. Karena, pada sebelum-sebelumnya Antaris melarang keras pada kaum perempuan untuk tidak menginjakkan kakinya ke arah meja mereka. Lantas, kenapa hari ini Antaris dengan mudah mengizinkan mereka berlima yang statusnya hanya murid baru di SMA Sakrala ini untuk duduk di meja mereka? Sungguh membingungkan.

"Woi, Neng Bella!" panggil Ander. Bella menoleh, kemudian menunjuk dirinya sendiri. Ander mengangguk.

"Iya elo. Sini! Sekalian ajak sahabat-sahabat lo!" teriak Ander. Bella mengangguk, kemudian Bella dan sahabat-sahabatnya mulai melangkah ke arah meja khusus inti geng Adler.

"Boleh emang kita duduk disini?" tanya Bella merasa tidak enak.

"Boleh dong! Gak usah kaku gitu lah, anggap aja kita ini sebagai bapak-bapak lo pada," canda Ander berusaha mencairkan suasana yang sedikit kaku ini.

"Bapak-bapak pala lo," ujar Alfio yang merasa tak terima disebut bapak-bapak oleh Ander.

Bella, Meta, Eca, dan Ales hanya tersenyum, kecuali Grisel yang hanya menampilkan wajah datarnya. Kemudian, mereka berlima mendudukkan bokongnya masing-masing.

Garrick yang baru saja datang sambil membawa nampan yang berisi lima mangkuk nasi goreng, yang dibelakangnya diikuti oleh Mpok Siti sambil membawa nampan yang berisi lima gelas jus jeruk. Garrick menatap bingung ke arah lima perempuan yang duduk di meja mereka.

Arrion yang menangkap raut bingung dari wajah Garrick, langsung membuka suaranya sebelum sahabatnya itu salah paham.

"Mereka cuman numpang duduk disini, karena meja yang lainnya udah pada penuh," ujar Arrion dengan suara beratnya. Garrick mengangguk.

Meta yang baru pertama kali mendengar suara Arrion, langsung tersedak oleh minumannya sendiri. Membuat Eca yang berada di sampingnya merasa kaget.

"Astaghfirullah! Suaranya langsung bikin hati Meta meleleh, banggg!" batin Meta.

"Makannya, kalau mau minum teh hati-hati dong, Met," ujar Eca. Meta mengangguk.

Antaris sedari tadi hanya terus memperhatikan wajah Bella yang menurutnya tetap cantik walau saat sedang makan juga. Bella yang merasa dirinya diperhatikan pun, langsung menoleh ke arah Antaris yang sedari tadi memperhatikan nya. Sedetik kemudian, Bella jadi salah tingkah, membuat Antaris tersenyum geli.

"Biasa aja kali Ris, natapnya," sindir Garrick yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya.

Antaris dan Bella langsung pura-pura sok sibuk setelah mendengar sindiran dari Garrick.

"Cepat dimakan, keburu bel."

* * *

TBC ...

Jangan lupa vote dan komennya, ya🙏❤️

Jangan lupa krisannya juga:)

Komen bila ada typo.

Revisi
-06 April 2022

ANTARIS [LENGKAP]Where stories live. Discover now