29 : You Belong to Me

11K 1.7K 407
                                    

Untuk yang kesekian kalinya, Bitna berdecak kagum saat netra terangnya jatuh menatap rangkaian pepohonan dan pemandangan asri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Untuk yang kesekian kalinya, Bitna berdecak kagum saat netra terangnya jatuh menatap rangkaian pepohonan dan pemandangan asri. Bau tanah basah beserta dedaunan segar menyeruak masuk saat indra penciuman wanita itu bekerja mencari oksigen. Semua pujian untuk keindahan alam yang ia lihat nyatanya sudah terlontar beribu kali lewat matanya. Bitna nyaris terlihat seperti orang kota yang tak pernah main ke wilayah pegunungan karena berbagai macam raut takjub yang ia perlihatkan.

"Bitnaa!" Suara Naeun membuat Bitna segera menolehkan kepalanya, melihat wanita yang kini berjalan kearahnya sambil menggiring koper. Mata Bitna lantas membulat. Karena terlalu asik mengangumi alam, ia sampai lupa untuk mengambil kopernya di bagasi bus.

"Eh? Mau ke mana?"

"Koper!" Pekik Bitna, kini berjalan terburu–buru kembali ke bus. "L–loh?"

"Lah loh lah loh!" Suara seseorang di sebelah Bitna membuat wanita itu menoleh. Sesosok pria jangkung yang tadi pagi menjadi objek pertama yang menyambut pagi hari Bitna terlihat berdiri di belakangnya. Ia menenteng sebuah koper yang tak asing, koper milik Bitna yang nyaris tertinggal di bagasi bus. "Makanya jangan ceroboh. Mau pake apa kamu tiga hari di sini kalau kopernya kebawa pulang sama busnya?"

Bitna terkekeh kecil, lantas menyikut tubuh pria di sebelahnya. "Iya, maaf," ucap Bitna, "tapi makasih loh, John."

"Makasih aja?"

Bitna bergeming sementara waktu, terlihat menimang–nimang sesuatu di dalam kepalanya. Lantas sebuah senyum tercetak sempurna di wajahnya, sesaat sebelum ia mengutarakan isi pikirannya.

"Emm, nanti malem," ucap Bitna, "I'll give you something kinda... hot? So, wait for me."

Johnny mengerutkan dahinya, sementara merasa bingung, tapi kemudian tak bisa menyembunyikan sumringah di wajahnya. Dengusan kecil lantas keluar tak tertahankan, gemas sekaligus bersemangat mendengar ucapan sang istri yang terdengar seperti sedang memancing singa yang kelaparan.

"Well, we'll see."

Bitna mengangguk antusias, lalu mengacungkan ibu jarinya sebelum pergi dari hadapan Johnny dan kembali menyusul Naeun di depan. Sementara itu, Johnny dan semua angan liarnya mulai menerka–nerka sesuatu yang panas yang dimaksud Bitna. Kekehan kecil lagi–lagi lolos, tak tertahankan kembali begitu Johnny mengingat apa yang Bitna ucapkan menit lalu. Johnny bisa gila hari ini hanya karena terus teringat ucapan sang istri. Kepalanya menggeleng,  bersamaan dengan helaan nafas yang berhembus pelan.

"Sabar, John."

⚜⚜⚜

Matahari makin merosot dari tempat tertingginya, membuat langit yang semula terang benderang mulai temaram. Bitna yang tak bosan memandangi alam dan segala keindahannya masih terduduk dengan tenang di kursinya, sembari menyesap cokelat panas yang belum lama ia ambil dari dalam villa tempat mereka beristirahat.

[3] Marriage | Seo Johnny ✔ [end]Where stories live. Discover now