28 : Miss an Opportunity

11.1K 2.1K 291
                                    

Siders muncul dong:( Kalau nggak mau komen, seenggaknya vote. Saling menghargai itu indah lho😌

Sebelumnya, aku mau kasih gambaran style johnny hari ini.

Sebelumnya, aku mau kasih gambaran style johnny hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riuh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan saat tiga orang perwakilan perusahaan menggunting sebuah pita secara bersama–sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Riuh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan saat tiga orang perwakilan perusahaan menggunting sebuah pita secara bersama–sama. Dengan itu, maka proyek yang ketiga perusahaan itu garap bersama resmi diluncurkan ke muka publik dalam beberapa jam ke depan.

Dari ratusan orang yang menghadiri pers terbuka ini, Bitna berdiri di ujung ruangan dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya. Rasanya begitu bangga ia berdiri di ruangan ini. Meski tak terlalu banyak mengambil andil, tapi Bitna merasakan kerja kerasnya yang tak seberapa terbayar sudah dengan keberhasilan perusahaannya dalam hal ini. Sorot mata Bitna pada akhirnya jatuh pada Naeun, yang sejak acara ini dimulai sibuk hilir mudik sendiri sambil membawa beberapa lembar surat di tangan kanan dan kirinya. Wanita itu nampak berjalan menuju Bitna, lalu mendudukkan diri di kursi sambil menghela nafas panjang. 

"Kamu liat Pak Mingyu nggak, Na?" Tanya Naeun tiba–tiba. "Aku udah keliling kemana–mana, nggak ketemu."

"Aku belum liat tuh," jawab Bitna, "emang kenapa cari Mingyu—eh, maksudnya Pak Mingyu."

"Ini, surat dari Pak Wonwoo," Naeun memperlihatkan dua buah amplop putih dalam genggamannya, "tinggal punya Pak Mingyu sama Kak—eh, Bu Wendy." Naeun nyaris keceplosan di depan Bitna. "Tapi kayaknya sekretaris SK itu nggak ikut acara hari ini, namanya nggak ada di daftar tamu. Jadi, tinggal punya Pak Mingyu."

Bitna menganggukkan kepalanyanya seraya mengangkat ponselnya. "Aku telepon deh, sebentar."

Nada dering terhubung terdengar dari ponsel Bitna, pertanda bahwa ponsel Mingyu dalam keadaan aktif. Beberapa detik kemudian, suara pria itu menyapa pendengaran Bitna. Suasana di seberang telepon sangat kontras dengan suasana di sekitar Bitna, cukup hening tak seriuh ruangan yang Bitna pijak.

"Gyu, di mana?" Bitna langsung bertanya pada poinnya. "Pulang duluan? Sepi banget, nggak kayak di gedung."

"Gue ke luar sebentar. Pegap banget di dalem," jawab Mingyu, "kenapa, Na?"

[3] Marriage | Seo Johnny ✔ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang