41 : Shortcut

5.8K 1.1K 116
                                    

Masih ada yang nungguin gak ya:(((
Aku update lagi kalau vote udah 1k ♡

"Astaga, Na, Na! Aku kan udah bilang, kalau mau ambil apa–apa kasih tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga, Na, Na! Aku kan udah bilang, kalau mau ambil apa–apa kasih tau. Aku yang ambil ke rumah!"

Bitna menghela nafas perlahan saat ia disambut oleh omelan sang suami begitu dirinya baru saja mendudukkan diri di dalam mobil. "Aku kan udah izin," balas Bitna, tak terima jika ia tiba–tiba disalahkan tanpa alasan. "Aku bilang sama mami dan mami juga kasih izin. Aku juga nggak sendiri, dianter sama sopir mami. Terus salah aku di mana?"

"Ya itu, aku nggak kasih izin kamu pergi ke rumah. Mau sama sendiri, mau sama sopir, kalau aku bilang jangan ya jangan!"

Bitna berdecak dan memilih untuk bungkam. Wanita itu tabu berdebat dengan Johnny hanya akan membuang tenaganya secara percuma.

Saat di pertengahan jalan, nyaris saja, nyaris jika sopir yang mengendarai mobil tak menginjak pedal rem. Tubuh Bitna bahkan terhuyung ke depan karena lonjakan rem yang tiba–tiba. Sebuah mobil yang tampak tak asing tiba–tiba muncul di depan mobilnya. Tidak salah, itu Johnny. Pria itu keluar dari dalam mobil dengan raut wajah setengah panik dan langsung menarik Bitna masuk ke dalam mobilnya. Tanpa penjelasan apapun, Bitna yang masih syok karena kejadian beberapa menit lalu langsung diomeli oleh Johnny. Firasat Bitna mengatakan bahwa jelas ini ada kaitannya dengan bebasnya Jessi dari penjara. Johnny mungkin takut jika terjadi sesuatu pada Bitna saat pria itu tak ada di sebelahnya, sama seperti kejadian saat itu.

"Sebenernya ini siapa sih yang salah?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Bitna membuat Johnny menolehkan pandangannya selama beberapa saat. Wanita dengan wajah murung yang terpatri jelas itu menghela nafas kemudian, terlihat sangat frustasi dengan situasi yang tengah dilaluinya. "Jessi lho yang bersalah, John. Tapi kita yang terus–terusan melarikan diri kayak gini. Aku capek!"

"Mau gimana baiknya kamu sama aku sekarang atau gimana besar perubahan sifat kamu, kalau situasinya gini ya sama aja. Aku kayak dikejar–kejar terus, hidup aku nggak tenang." Ucapan demi ucapan yang Bitna lontarkan terdengar begitu lirih. Kini suara isakan mulai terdengar. Wanita itu mulai menitikkan air mata dan terisak pelan. "Susah banget ya jadi istri Seo Johnny..."

Hati Bitna kembali terasa sakit. Wanita itu bahkan sempat memiliki pemikiran untuk mempertimbangkan ulang keputusannya untuk bercerai dengan pria di sebelahnya ini.

Jika ditanya apakah ia mencintai Johnny, ya---jawabannya sudah sangat jelas. Bitna mencinta Johnny meski pria itu pernah menghancurkan hidupnya. Bitna akui, cinta memang membuatnya menjadi bodoh. Namun sayang sekali, disaat ia mulai merasakan kehidupan berumah tangga yang sesungguhnya dengan Johnny, keadaan lagi–lagi tak merestuinya. Selalu ada masalah, selalu ada hal yang tak dikehendakinya---datang tanpa ampun dan membuatnya benar–benar lelah. Jika begitu, Bitna bisa apa?

Melihat Bitna yang tiba–tiba emosional, sejujurnya Johnny tak bisa berbuat banyak. Pria itu masih bungkam, tak berniat menghibur istrinya itu dengan ucapan–ucapan positif. Johnny sendiri pun sangat bingung, ia tak tahu harus berbuat apa jika masalahnya sudah seperti ini. Johnny hanya bisa menyesal, menyesali semua perbuatannya---

[3] Marriage | Seo Johnny ✔ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang